Ikan Asli Indonesia yang Lebih Ganas dari Piranha


Ikan ini bisa berjalan di daratan, khususnya di malam hari.

ImageGiant Snakehead, demikian orang Inggris menyebutnya. Salah satu ikan jenis ini akhirnya tertangkap oleh seorang pemancing di Lincolnshire, Inggris. Ikan ini juga dijuluki “gangster”-nya ikan. Karena ia memakan segala yang terlihat olehnya, bahkan dilaporkan pernah membunuh manusia. Snakehead sendiri merupakan Ikan Asli Indonesia yang Lebih Ganas dari Piranha Hebatnya lagi, snakehead bisa berjalan di daratan, khususnya di malam hari saat musim kemarau, mencari tempat yang masih berair. Bila keadaan sangat kering, ikan ini bisa dengan terpaksa mengubur dirinya dalam lumpur menunggu hingga tempat itu kembali berair. Snakehead memang memiliki kemampuan bernapas langsung berkat organ labirin. kan ini pertama kali ditangkap oleh Andy Alder dari Lincoln. Continue reading “Ikan Asli Indonesia yang Lebih Ganas dari Piranha”

Rehabilitasi Terumbu Karang dengan Transplantasi


Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam hayati yang sangat potensial. Salah satu kekayaan tersebut yakni terumbu karang. Sebagai ekosistem yang khas dan terletak di daerah tropis, ekosistem terumbu karang memiliki produktivitas yang cukup tinggi sehingga keanekaragaman biota yang ada di dalamnya cukup besar. Misalnya, karang batu (scleractinian coral) sebagai komponen utama penyusun terumbu memiliki distribusi spesies tertinggi. Sekurang-kurangnya ada 590 spesies (sembilan di antaranya spesies baru) dari 793 spesies yang diketahui di dunia.

Beberapa peran penting ekosistem terumbu karang dapat dilihat dari segi estetika, sebagai pelindung fisik dan sebagai produk yang menghasilkan nilai ekonomi. Dari segi estetika, tidak dapat dimungkiri ekosistem terumbu karang menampilkan pemandangan yang sangat indah, sehingga sering juga disebut oleh para wisatawan sebagai surga bawah laut. Sebagai pelindung fisik terhadap pantai. Kerusakan terumbu karang akan mengurangi kemampuan karang untuk berperan dalam memberikan perlindungan terhadap pantai dari ancaman ombak besar.

Sebagai sumber ekonomi, ekositem tersebut menghasilkan berbagai jenis ikan karang, udang karang, alga, tripang, kerang mutiara, dan memberikan tempat perlindungan dan tempat berkembang biak bagi berbagai ekosistem karang. Terumbu karang memiliki peran utama sebagai habitat (tempat tinggal), tempat mencari makan (feeding ground), tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground), dan tempat pemijahan (spawning ground) bagi berbagai jenis biota laut yang hidup di terumbu karang. Dengan demikian ekositem ini secara tidak langsung berhubungan dengan tingkat mata pencaharian masyarakat nelayan. Continue reading “Rehabilitasi Terumbu Karang dengan Transplantasi”

Ikan Paus Penghibur Berubah Jadi Pembunuh


Ikan paus seberat 5,4 ton ini sudah tiga kali membunuh orang di wahana hiburan
Kamis, 25 Februari 2010, 13:26 WIB

Renne R.A Kawilarang, Harriska Farida Adiati

Dawn Brancheau bersama dengan seekor ikan paus yang dia latih (AP Photo/Orlando Sentinel, Julie Fletcher)

VIVAnews – Pantas saja bila ikan yang satu ini digolongkan sebagai spesies paus pembunuh (killer whale). Dia mampu menghilangkan nyawa manusia dalam sekejap, tidak peduli apakah korban adalah orang yang berjasa melatihnya.

Peristiwa itu terjadi di hadapan para pengunjung wahana wisata SeaWorld di Kota Orlando, Amerika Serikat (AS), Rabu 24 Februari 2010 waktu setempat. Dalam suatu pertunjukkan, seekor ikan paus bernama Tilikum menyambar pelatihnya, Dawn Brancheau, yang sedang berdiri di tepi kolam.

Perempuan berusia 40 tahun itu lalu ditenggelamkan ke dalam kolam hingga tak bernyawa. Peristiwa itu membuat terkejut para pengunjung.

Suasana panik pun terjadi saat para pengunjung segera berlari keluar dari wahana dan sebagian wilayah taman hiburan itu ditutup.
Continue reading “Ikan Paus Penghibur Berubah Jadi Pembunuh”

Ribuan Ikan Mati di Pantai Kuta Bali


Sepekan sudah musim angin barat tiba, wisatawan kembali terusik dengan kiriman sampah dan bangkai ikan. Bahkan dari hasil pembersihan yang dilakukan pedagang, satuan tugas, dan Dinas Perikanan Badung, jumlahnya mencapai lebih dari satu ton ikan lemuru.

Kasatgas Pantai Kuta, I Gusti Ngurah Tresna saat dikonfirmasi, Rabu, 3 Desember 2008 membenarkan hal itu.  “Jumlah yang kita temukan sejak pagi sampai sekarang mencapai satu ton. Diperkirakan jumlahnya akan terus bertambah karena masih banyaknya ikan yang mengapung di tengah laut,” ujar Ngurah Tresna. Continue reading “Ribuan Ikan Mati di Pantai Kuta Bali”

Waduk Keliling Aset Vital di Aceh Besar


Waduk terbesar di Daerah Aceh Besar kini sudah menjadi momen penting  di pemerintah aceh besar, dalam beberapa tahun yang lalu waduk keliling yang di biayai dengan anggaran 270,3 miliar rupiah itu dengan luas lahan 330 hektar dengan kapasitas bisa menampung air lebih 18 juta meter kubit, dalam beberapa bulan terakhir ini air yang sudah tertampung di dalam waduk tersebu hampir mencapai 20 juta meter kubit dengan kedalaman 7 sampai 20 meter, kalau kita liat jarak pandang hampir 3 kilometer persegi.

Menurut Bupati Aceh Besar Bukhari Daud mengatakan pada pewarta HOKI di Kota Jantho, saya sangat bangga dengan adanya waduk keliling, apalagi waduk ini di resmikian oleh Presiden SBY yang dibangun oleh BRR, dengan jumlah Anggaran 270,3 miliar rupiah dan ini sudah menjadi momen besar bagi pemerintah kami di Aceh Besar. Continue reading “Waduk Keliling Aset Vital di Aceh Besar”

Laut Sulawesi Kaya dengan Ikan Langka


Laut Sulawesi, karena relatif masih bersih dan belum terlalu tercemar polutan seperti tumpahan minyak bumi maupun lainnya, menjadi surga bagi ikan dan biota laut lainnya. Tidak ketinggalan ikan langka semisal Ikan coelacanth yang bernama latin Latimeria menadoensis.

Ikan serupa itulah yang ditemukan warga terdampar di pantai Teluk Palu, Minggu (20/5) pekan lalu. Sayangnya, sebelum diteliti, warga nelayan setempat sudah memotong dagingnya untuk dimakan. Continue reading “Laut Sulawesi Kaya dengan Ikan Langka”

Ikan Pari Hebohkan Warga Pantai Pamayangsari


Penangkapan ikan pari (cawang) raksasa seberat 1 ton dengan panjang 5 meter dan lebar sayap ke samping sekitar 2,5 meter oleh nelayan sempat menghebohkan dan menjadi pusat tontonan warga di pantai Pamayangsari, desa Cikawunggading, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya pada hari Minggu kemarin. Continue reading “Ikan Pari Hebohkan Warga Pantai Pamayangsari”

Ikan Juga Bisa Alami Insomnia


Tahukah Anda bahwa ternyata ikan juga bisa mengalami insomnia (susah tidur). Mereka mungkin tidak memiliki kelopak mata. Tetapi ikan-ikan tetap tidur, bahkan sebagian dari mereka mengalami insomnia, lapor para ilmuwan. Ilmuwan asal California mempelajari gangguan tidur pada manusia dan mendapati bahwa sebagian ikan Zebra, ikan peliharaan, memiliki gen mutan yang dapat menganggu sistem tidur mereka yang sama seperti insomnia pada manusia. Menurut peneliti di Sekolah Kedokteran Universitas Stanford, ikan zebra dengan gen mutan tidur kurang 30 persen dari ikan tanpa mutasi. Saat mereka akhirnya tertidur, mereka tidur hanya setengah dari waktu ikan normal. Continue reading “Ikan Juga Bisa Alami Insomnia”

Ikan Paus Seberat Sepuluh Ton Terdampar di Pantai Cipatujah


Kabupaten Tasikmalaya, Warga nelayan di wilayah Pantai Pasangrahan, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya dihebohkan oleh ditemukannya seekor ikan paus yang terdampar di tepi pantai pada Senin (14/9) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. Sejak ditemukan oleh nelayan, ikan paus yang sudah mati itu menjadi tontonan warga.

“Kami menerima laporan dari petugas PPL di Kecamatan Cipatujah bahwa ada seekor ikan paus yang terdampar di Pantai Pesanggrahan, tepatnya di depan penginapan Panghegar pada pukul 03.00 WIB,” ungkap Ir. H. Maman Suhilman Dali MP, Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (PPK) Kabupaten Tasikmalaya saat meninjau lokasi kejadian.

Maman S. Dali menjelaskan, ikan paus yang terdampar di kawasan pantai selatan Kabupaten Tasikmalaya itu dalam kondisi sudah mati pada saat ditemukan nelayan. Adapun ikan paus tersebut memiliki panjang 11,75 meter dan berdiameter sekitar 7 meter. Continue reading “Ikan Paus Seberat Sepuluh Ton Terdampar di Pantai Cipatujah”

Ribuan Ikan Tawes Mabuk, Warga Penghuni Sepanjang Pinggiran Sungai Panen


Sebagai dampak/akibat dari diadakannya sebuah kegiatan pengerukan oleh pihak Dinas Pengairan Bondowoso, Jawa Timur (Jatim) dalam seminggu terakhir ini, tampaknya telah membuat ribuan ikan Tawes mabuk/teler, akibat kadar air yang berlumpur teramat kental (buthek). Dan mabuknya ribuan ikan tawes di sepanjang aliran sungai di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur tersebut sempat menguntungkan warga penghuni disepanjang tepi sungai seperti sungai di Lingkungan Paraaman yang membujur dari Pintu Lima Kotakan, Cappore, DAM hingga ke sungai Jembatana Macan/Geledheg Macan sampai CurahJeru. Continue reading “Ribuan Ikan Tawes Mabuk, Warga Penghuni Sepanjang Pinggiran Sungai Panen”

Berkhasiat, Minyak Hati Ikan Hiu Banyak Dicari


MUNGKIN belum banyak yang tahu, saat ini perajin di Cilacap memiliki satu lagi produk andalan, yaitu minyak hati ikan hiu.

Minyak yang berwarna kuning itu, saat ini banyak ditemukan objek wisata Pantai Teluk Penyu. Belum bisa dipastikan apa manfaat minyak tersebut. Yang jelas, minyak hiu itu banyak dicari orang.

”Saya memang ke sini sengaja mencari minyak hati ikan hiu. Katanya, minyak itu jika dikonsumsi secara teratur bisa meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kesehatan, dan menambah nafsu makan. Jadi, saya ingin mencobanya,” kata Satam, seorang pengunjung Teluk Penyu dari Kebumen.

Satam mengatakan, dirinya mengetahui manfaat minyak hati ikan hiu itu dari sejumlah kawannya. Kata dia, sebelumnya tidak memiliki nafsu makan yang besar. Setelah mengkonsumsi minyak tersebut, kini nafsu makannya bertambah dan tubuhnya semakin segar.

”Saya percaya dengan nasihat itu,” katanya.
Sementara itu, seorang penjual minyak ikan hiu, Choiriyah (52), membenarkan bahwa saat ini minyak hati ikan hiu naik daun. Dalam satu bulan, dia bisa menjual minyak sampai satu liter.

”Itu kalau lagi bulan ramai. Kalau lagi sepi, minyak yang terjual rata-rata setengah liter,” kata wanita yang sudah 20 tahun berjualan hati ikan hiu. Continue reading “Berkhasiat, Minyak Hati Ikan Hiu Banyak Dicari”

Raja Ikan Indonesia Nampang di Jepang


Ikan purba Indonesia yang berusia 35 juta tahun dan dikenal dengan nama sebutan “Raja Laut” atau Coelacanth, dipamerkan kepada publik Jepang di Aquamarine Fukushima, selama dua hari sejak Sabtu (12/4) lalu.

Menurut Direktur Eksekutif Aquamarina Fukushima, Yoshotaka Abe, pihaknya meminjam ikan yang berasal dari perairan di Teluk Manado, Sulawesi Utara, untuk melengkapi sementara koleksi yang ada dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat Jepang mengenai kekayaan alam dan ikan di laut.

Selain itu, kata Abe, pameran mengenai ikan Raja Laut itu juga bertepatan dengan peringatan 50 tahun hubungan Indonesia Jepang, sehingga melalui pameran keilmuan dan rekreasi ini bisa diperkenalkan mengenai Indonesia dan kekayaan alamnya yang luar biasa. “Ini tentu saja amat menarik masyarakat Jepang yang juga merupakan negara kelautan,” katanya.

Pengunjung yang datang ke kompleks bernama resmi Fukushima Ocean Scientific Museum itu, terlihat antusias menyaksikan ikan purba yang berusia 35 juta tahun tersebut.

Meskipun tidak lagi dalam keadaan hidup, ikan dengan nama “Latimeria Menadoensis” itu tetap banyak menarik minat orang sehingga berdesak-desakan hanya untuk menyaksikan jasad ikan purba yang amat langka tersebut.

Menurut Prof Dr Kawilatang Masengi, Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Sam Ratulangi Manado, upaya mendatangkan ikan Coelacanth merupakan kerja sama yang kesekian kalinya dengan pihak Jepang, khususnya Aquamarine Fukushima, yang juga memiliki banyak perhatian terhadap konservasi hewan langka dan juga menjadi pusat penelitian masalah kelautan.

“Kerja sama lainnya yang sudah dilakukan selama ini adalah untuk riset dan saat ini semakin dirasakan penting. Apalagi dengan terjadinya pemasanan global seperti sekarang ini,” katanya.

Ia menambahkan bahwa Indonesia dan Jepang juga perlu bersama-sama meningkatkan kegiatan riset sehingga bisa memperkaya kegiatan konservasi kelautan kedua negara.

Aquarium Fukushima yang berlokasi di pusat kota Fukushima (sekitar 250 km utara Tokyo) itu juga ikut melestarikan species ikan langka dan tumbuhan langka lainnya. Selain sebagai museum dan tempat rekreasi, Aquamarine juga menjadi pusat riset kelautan di Jepang.

Ikan Coelacanth berhabitat di lautan dalam, 700 meter di bawah laut, namun kadang-kadang bisa berada di kedalaman laut 200 meter. Ikan yang biasa hidup sekitar 360 juta tahun lalu itu rata-rata memiliki panjang 1-2 meter dan berwarna biru. Ia ditemukan juga di sejumlah perairan dunia seperti di Komoro, Madagskar, Tanzania dan Afrika Selatan.

Raja laut versi Indonesia ini juga tergolong sebagai species yang unik karena warna kulitnya bukanlah kebiruan, seperti umumnya ikan Coelacanth, melainkan berwarna coklat.
kompas.com,13/04/2008

Wow, Ada Ikan Tak Bermata dari Papua


kan tak bermata dan katak yang membawa telur di bagian punggungnya adalah dua dari beragam jenis spesies baru yang ditemukan di sebuah gua di Papua.

Tim peneliti dari Institute Research and Development (IRD) di Montpellier, Perancis menemukannya dalam rangkaian ekspedisi penelitian di gua, sungai bawah tanah hingga hutan belantara di wilayah Lengguru, bagian selatan wilayah leher burung Papua.

“Dalam hal penemuan hal baru, ada banyak hal yang harus diselesaikan di daerah itu, daerah yang sangat sulit untuk diakses tetapi memiliki keragaman hayati yang mengagumkan,” kata salah seorang ilmuwan dari IRD, Laurent Pouyaud, dilansir AFP, Jumat (26/11/2010).

Para ilmuwan yang terdiri dari biolog, paleontolog dan arkeolog menelusuri wilayah penelitian tersebut selama tujuh minggu. Wilayah itu dikatakan merupakan labirin tanah kapur yang memungkinkan spesies yang tinggal mengalami isolasi selama jutaan tahun lamanya.

Ikan yang tak memiliki mata serta tak berwarna karena tidak mengalami pigmentasi (produksi pigmen yang menentukan warna kulit) yang ditemukan di salah satu gua adalah penemuan yang paling mengagumkan. “Ikan ini, sepengetahuan kami, merupakan jenis ikan gua pertama yang ditemukan di wilayah Papua,” kata Pauyaud.

Sementara para biolog terpesona oleh ikan tanpa mata, para arkeolog juga terpikat oleh temuan lukisan di dinding gua yang dibuat dari alat berbahan cangkang hewan. Temuan tersebut bisa menjadi bukti adanya migrasi orang-orang Asia ke Australia sekitar 40.000 tahun yang lalu.

Penelitian ini merupakan langkah pertama dari sebuah proyek yang direncanakan akan mempelajari keragaman hayati di wilayah Indonesia. Riset tersebut merupakan kerjasama Kementrian Kelautan dan Perikanan dengan perguruan tinggi sains.

Pouyaud mengatakan, keanekaragaman hayati di Papua sendiri saat ini terancam oleh rencana perluasan lahan perkebunan dan tambang.

kompas.com,28/11/2010

Ikan Drakula dari Sungai Mekong


Ikan dengan taring tajam seperti taring drakula, satu spesies tokek yang kelihatan seperti memakai lipstik, dan satu tanaman pemakan daging setinggi lebih dari tujuh meter terdengar seperti makhluk dari mimpi buruk. Tapi semua itu benar-benar ada!

Ketiga jenis makhluk tersebut cuma tiga dari sebanyak 145 spesies baru yang ditemukan di daerah sekitar Sungai Mekong, Asia Tenggara, pada 2009, dan menjadi sorotan di dalam satu laporan WWF International yang dikeluarkan pada Rabu (6/10/2010), sebelum Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Keragaman Hayati di Nagoya, Jepang, Oktober.

Keragaman hayati di wilayah itu yang sangat kaya sehingga rata-rata tiga spesies baru ditemukan setiap pekan, tahun lalu, menuntut perlunya tindakan untuk memastikan bahwa semua temuan baru itu dapat bertahan hidup terus, kata WWF International.

Di antara hewan yang jadi pusat perhatian di dalam laporan dengan judul New Blood: Greater Mekong New Species Discoveries 2009 adalah Dracula minnow, yang memiliki mata besar keluar dan dua taring tajam yang menonjol dari rahangnya yang menjorok rendah.

Untungnya, menurut WWF International, ikan tersebut hanya memiliki ukuran tubuh maksimal 16,7 milimeter. Hewan yang baru ditemukan dan sejauh ini paling cantik adalah “tokek lipstick”, yang memiliki ukuran tubuh tak sampai sepanjang jari. Hewan itu memiliki pola hitam di seluruh bibirnya sehingga seperti memakai kosmetik.

Hewan lain yang jadi sorotan meliputi ular tak bertaring, katak yang “berkicau” seperti jangkrik, dan satu tanaman mirip kendi yang menjebak serangga dan tumbuh sampai setinggi lebih dari tujuh meter.

“Angka temuan ini sangat mengejutkan pada zaman modern,” kata Stuart Chapman, Direktur Pelestarian di WWF Greater Mekong, di dalam satu pernyataan yang dikutip oleh Reuters Life!

“Setiap tahun, jumlah spesies baru terus bertambah, dan dengan temuan itu, berarti bertambah pulalah tanggung jawab untuk memastikan bahwa keragaman hayati unik di wilayah ini terpelihara dengan baik,” katanya.

Laporan tersebut menyatakan, semua temuan itu menyoroti berlimpahnya keragaman hayati di Greater Mekong, tetapi semua temuan tersebut juga menyoroti betapa rentannya spesies dan habitat keragaman hayati di wilayah itu.

Laporan WWF tersebut membahas kemungkinan kepunahan lokal badak jawa di Vietnam sebagai salah satu petunjuk tragis mengenai kemerosotan keragaman hayati baru-baru ini.

Wilayah Greater Mekong mencakup Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam, dan Provinsi Yunnan di China selatan.

kompas.com,06 Oktober 2010