RI Siap Luncurkan Satelit Remote Sensing Kedua


Konon, satelit ini membantu nelayan mencari ikan di perairan RI

ImageVIVAnews – Teknologi pengindraan jauh (remote sensing) terus berkembang. Jika pada 1987 teknologi pemetaan wilayah ini hanya mampu menjangkau radius 30 meter secara akurat, kini seiring berkembangnya teknologi, keakuratan peta sudah mencapai 0,5 meter.

Penggunaannya pun meluas. Pada masa-masa awal, remote sensing digunakan sebatas untuk mengamati cuaca. Penggunaannya kemudian meluas ke ranah militer sebagai satelit mata-mata dalam menentukan peta wilayah. Kini, remote sensing telah dimanfaatkan oleh masyarakat sipil.

Misalnya, peta melalui citra satelit ini sudah bisa dimanfaatkan untuk bidang kesejahteraan masyarakat, di antaranya pengembangan sektor pertanian dan kelautan oleh nelayan.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, di sela acara ARCS Bridging Sustainable Asia, Selasa 22 Oktober 2013.
Continue reading “RI Siap Luncurkan Satelit Remote Sensing Kedua”

Google Earth Ungkap Penangkapan Ikan Besar-besaran


Image

 

 

VIVAnews – Citra satelit Google Earth dikenal mampu menampilkan bentuk rinci dari permukaan planet Bumi. Untuk itu, dua peneliti dari University of British Columbia, Kanada, menggunakan Google Earth untuk memantau penangkapan ikan besar-besaran dari ruang angkasa.

Melansir Live Science, 27 November 2013, berkat Google Earth tim peneliti tersebut berhasil mengungkapkan telah terjadi penangkapan ikan secara besar-besaran di wilayah Teluk Persia, yang berada di antara Jazirah Arab dan Iran.

Dari hasil citra satelit itu, peneliti melihat banyak jebakan ikan yang dipasang di lepas pantai di enam negara di wilayah Teluk Persia.

Jebakan ikan itu dibangun dengan menggunakan daun palem dan telah digunakan untuk menangkap ikan dalam jumlah banyak selama berabad-abad. Continue reading “Google Earth Ungkap Penangkapan Ikan Besar-besaran”

1.142 Alat Tangkap Ikan Tak Ramah Lingkungan


Alat tangkap ikan tak ramah lingkungan yang dipergunakan nelayan Demak ternyata masih cukup banyak. Dalam catatan Kantor Kelautan dan Perikanan setempat, terdapat sejumlah 1.142 alat dipakai nelayan.

Seperti Arak 879 buah, Cotok 180, Otok 19 buah dan Garuk 64 buah. Terhadap alat-alat tersebut, kata Kepala Kantor Kelautan dan Perikanan Demak Ir Maryono MM, pemerintah telah melarangnya. Sebab, penggunaan alat itu diyakini merusak ekosisten laut dan dapat mengurangi populasi ikan.
Dampak yang ditimbulkan katanya, antara lain kerusakan pada karang laut. Alat itu dapat menyapu dasar laut sehingga karang yang menjadi tempat berlindung ikan mengalami kerusakan. Selain itu, lubang jaring yang ukurannya kecil mampu menangkap ikan kecil, yakni ikan yang semestinya dibiarkan hidup untuk generasi mendatang. JIka ikan kecil ditangkap, maka pada kurun waktu tertentu, nelayan akan kesulitan mendapatkan ikan.
’’Memang perlu kesadaran dari nelayan. Mereka harus memahami persoalan ini, sehingga tidak memakai alat tangkap yang tak ramah lingkungan,’’ katanya.

Apabila, nelayan masih memakai alat terlarang seperti itu, sama saja dengan menutup mata pencaharian anak cucunya. Karena, ekosistem laut rusak dan tak lagi banyak ikan yang singgah. Menurutnya, banyak alat tangkap yang ramah lingkungan dan mampu mendapat ikan cukup banyak. Seperti jaring pada umumnya, yang juga dipakai kebanyakan nelayan Demak.
Dalam upaya menekan pemakaian alat tangkap ikan yang merusak lingkungan, pihaknya akan terus mengkampanyekan cinta bahari. Diharapkan menggugah kesadaran nelayan dan masyarakat pesisir untuk mempertahankan kelestarian alam bahari.

suaramerdeka.com, 12 Februari 2008

Penangkap Ikan Setnet Akan Diberlakukan


Selasa, 29 Juli 2008 | 18:05 WIB

JAKARTA, SELASA – Pemerintah melalui Departemen Kelautan dan Perikanan akan membentuk Tim Nasional Setnet untuk membuat program pemberdayaan nelayan pesisir dengan memfasilitasi metode baru alat tangkap ikan dengan setnet.

“Setnet itu berupa jaring yang dibentangkan di sepanjang pesisir pantai untuk menggiring sekelompok ikan yang bermigrasi hingga masuk dalam kantong dan dapat ditangkap oleh nelayan,” tutur Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) kepada Kompas.com.

Ia mengatakan itu seusai menyampaikan pidato pembukaan Menteri DKP Freddy Numberi yang berhalangan hadir dalam seminar internasional mengenai Pengembangan Penangkapan Ikan dengan Setnet di Hotel Aryaduta, Jakarta, Selasa (29/7).

“Kami akan bentuk timnas Setnet yang terdiri dari unsur akademisi dan peneliti, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia dan stakeholder untuk ambil bagian,” ujarnya. Selain itu dikatakan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Indra Jaya, teknologi alat jaring setnet ini telah diujicobakan di beberapa wilayah pesisir seperti Bone, Kepulauan Raja Ampat dan Bengkulu. Continue reading “Penangkap Ikan Setnet Akan Diberlakukan”

Pembuatan Alat Pancing


Reporter  : Claudia Yuniar, Asep Syaifullah
Juru Kamera : Damar Galih
Penyunting Gambar : Yogya Harmoko
Lokasi  : Kertasari, Ciamis, Jawa Barat
Tayang  : Kamis, 20 Maret 2008  Pukul 12.30 WIB

indosiar.com, Kertasari – Ini merupakan alat pancing atau biasa juga disebut joran. Alat pancing ini buatan para perajin di Citapen, Kelurahan Kertasari, Ciamis, Jawa Barat. Dari tampilannya, alat pancing ini tidak tampak seperti buatan industri kecil rumahan. Kualitasnya tidak kalah dengan buatan pabrikan besar.

Lokasi sentra pembuatan alat pancing dari kota Ciamis dapat dicapai selama setengah jam perjalanan, dengan menggunakan kendaraan bermotor. Disinilah alat pancing ini dibuat. Bahan bakunya campuran serat fiber, resin, katalis, dan pigmen untuk pewarnaan. Untuk membuat setangkai alat pancing dibutuhkan sekitar 100 serat fiber.

Proses awalnya, bahan berupa serat fiber dicelupkan ke dalam campuran resin, katalis dan pigmen. Setelah itu diangkat dan digantung hingga kering.Setelah fiber bahan alat pancing kering, kemudian dihaluskan dengan cara diraut.

Setiap harinya di tempat ini dapat diproduksi sebanyak 3 ribu alat pancing. Para wanita juga terlibat dalam proses produksi, terutama untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran seperti ini. Continue reading “Pembuatan Alat Pancing”

PROGRAM PERHITUNGAN POSISI BENDA LANGIT UNTUK NAVIGASI LAUT


karir anda mentok, karena pendidikan tak mendukung ? lanjutkan kuliah di |

tempat kuliah paling fleksibel SARJANA NEGERI 3 TAHUN – TANPA SKRIPSI ABSENSI HADIR BEBAS – BERKUALITAS – IJAZAH & GELAR DARI DEPDIKNAS MURAH DAPAT DIANGSUR TIAP BULAN -terima pindahan dari PTN/PTS lain
MANAJEMEN – AKUNTANSI – ILMU KOMUNIKASI – ILMU PEMERINTAHAN

022-70314141;7313350 : jl. terusan halimun 37 bandung- utkampus.net

PENGARANG : Hardi Prasetyo


Abstract

The calculation for position of celestial objects such as inner and outer planets and other well known objects such as a Orion, a Polaris (North Star), a Crux (Southern Cross), etc. is useful for aid to many purposes. The presented calculation, by using programmable calculator in BASIC language for planets and celestial objects has resulted in sufficient precision in comparison with ephemeris such as ICE.

Keywords : planet, stars, position calculation, computer program.


SUMBER :

Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, V3. n7, Oktober 2001, hal. 15-25 /Humas-BPPT/ANY


PENDAHULUAN

Sejak dahulu kala berbagai benda langit telah menjadi perhatian manusia untuk berbagai kepentingan, diantaranya adalah untuk penentuan awal musim tanam dan juga untuk tuntunan navigasi tradisionil. Gugus bintang yang umum dikenal diantaranya adalah gugus Bintang Pari di langit selatan, gugus Bintang Utara Biduk (Big dipper) di langit utara, gugus Bintang Tujuh (Pleiades), gugus bintang Orion di langit equator dan lain sebagainya. Continue reading “PROGRAM PERHITUNGAN POSISI BENDA LANGIT UNTUK NAVIGASI LAUT”

OBSERVASI SLAMMING IMPACT AKIBAT PERUBAHAN BENTUK BURITAN KAPAL


karir anda mentok, karena pendidikan tak mendukung ? lanjutkan kuliah di |

tempat kuliah paling fleksibel SARJANA NEGERI 3 TAHUN – TANPA SKRIPSI ABSENSI HADIR BEBAS – BERKUALITAS – IJAZAH & GELAR DARI DEPDIKNAS MURAH DAPAT DIANGSUR TIAP BULAN -terima pindahan dari PTN/PTS lain
MANAJEMEN – AKUNTANSI – ILMU KOMUNIKASI – ILMU PEMERINTAHAN

022-70314141;7313350 : jl. terusan halimun 37 bandung- utkampus.net

PENGARANG : M. Ridwan Utina

Abstract
The quality of seakeeping performance of ship is infact determined by how far  the succesfull of ship mission during operating at sea. Many aspects should be  considered during design stage in order to achieve the mission. Dynamic load acting of hull structure may arise due to too much relatif motion between ship and wave so that slamming impact at both end of the ship may occure. Stern shape, in this case, with a certain draft and wave are important factor that play roll of slamming impact occurence. In this paper, a modification of stern shape of ship model test have been investigated   in  order to minimize the vibration both in magnitude and occurence due to slamming impact.

Katakunci : slamming impact, gerak, gelombang, beban

SUMBER :

Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, V2. n7, Oktober 2000, hal. 26-31 /Humas-BPPT/ANY

PENDAHULUAN

Tujuan dari pembangunan sebuah kapal adalah untuk dapat melaksanakan misinya di laut dengan baik, misalnya dapat mengangkut penumpang dan barang secara aman dan nyaman, dapat mengfungsikan peralatan persenjataan dan  instrumen dengan sukses dan lain sebagainya. Untuk dapat melaksanakan misinya secara sukses, maka harus dipenuhi beberapa karateristik pokok antara lain kapal harus stabil, berlayar dengan kecepatan yang diinginkan, dapat melakukan manuver dengan baik, cukup kuat bertahan diatas gelombang ganas dan tekanan gelombang. Continue reading “OBSERVASI SLAMMING IMPACT AKIBAT PERUBAHAN BENTUK BURITAN KAPAL”

Studi Awal Nilai Manfaat Sistem Informasi Seawatch Indonesia


karir anda mentok, karena pendidikan tak mendukung ? lanjutkan kuliah di |

tempat kuliah paling fleksibel SARJANA NEGERI 3 TAHUN – TANPA SKRIPSI ABSENSI HADIR BEBAS – BERKUALITAS – IJAZAH & GELAR DARI DEPDIKNAS MURAH DAPAT DIANGSUR TIAP BULAN -terima pindahan dari PTN/PTS lain
MANAJEMEN – AKUNTANSI – ILMU KOMUNIKASI – ILMU PEMERINTAHAN

022-70314141;7313350 : jl. terusan halimun 37 bandung- utkampus.net

PENGARANG : Olivia Tanujaya, Lucentezza Napitupulu, Budy P. Resosudarmo, dan Bambang Pharmasetiawan


Abstrak

The Seawatch Indonesia Information System is a technology that provides information to monitor, forcast and manage the ocean environment and its marine life. The purpose of this paper is to provide a framework in estimating the benefit of Seawatch Indonesia Information System. The estimation can be done with a number of technics, that are benefit transfer, hedonic pricing, and contingent valuation. A short case study in Teluk Jakarta is also provided in this paper.

Katakunci : Evaluasi Ekonomi, Kebijakan Publik, Teknologi, dan Studi Kelautan.
SUMBER :

Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, V3. n7, Oktober 2001, hal. 52-61 /Humas-BPPT/ANY
Pendahuluan

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang ± 81.000 km dengan luas wilayah laut teritorial 5,7 juta km² ditambah luas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 2,7 juta km². Karena terletak di garis ekuator, maka karakteristik laut Indonesia adalah spesifik tropik dengan temperatur tinggi di lapisan atas dan kegiatan fotosintesis berlangsung lebih cepat. Fotosintesis ini mendukung kelangsungan hidup plankton-plankton yang menjadi makanan ikan. Hal ini menjadikan laut Indonesia sangat kaya akan ikan. Continue reading “Studi Awal Nilai Manfaat Sistem Informasi Seawatch Indonesia”

EVALUASI SISTEM APUNG KAPAL NELAYAN TRADISIONAL BERDASARKAN MODEL NUMERIK


PENGARANG : M. Ridwan Utina

Abstract
The quality of seakeeping performance of ship is infact determined by how far the succesfull of ship mission during operating at sea. Many aspects should be considered during design stage in order to achieve the mission. One of the traditional fisherman problem during operating at sea is how to operate their vessel in more potential fish resource which far away from the shore and in more rough sea during east season on which the operation duration time is very short. This problem may be caused by the worryness of the life safety of fisherman and the ship it self. In this paper, a numerical simulation have been conducted in order to obtain an optimal design of floating system added to tradisional fishing vessel. Finally a prototype have been constructed and conducted a sea trial in order to get a direct effect of adding the new system.

Kata Kunci : gerak gelombang, sistem apung, seakeeping.

SUMBER : 
Prosiding Seminar Teknologi untuk Negeri 2003, Vol. IV, hal. 111 – 122 /HUMAS-BPPT/ANY

PENDAHULUAN

Setiap kapal memiliki perilaku seakeeping tertentu dalam menghadapi gelombang di laut. Demikian pula halnya dengan kapal-kapal kecil seperti kapal ikan tradisonal khususnya yang beroperasi di pantai selatan Pulau Jawa dimana gelombang yang dihadapi cukup besar memerlukan perhatian yang khusus pada saat tahapan disain karena selain pertimbangan yang berkaitan dengan powering juga diperlukan pertimbangan seakeeping secara seksama. Continue reading “EVALUASI SISTEM APUNG KAPAL NELAYAN TRADISIONAL BERDASARKAN MODEL NUMERIK”

BEBERAPA ALTERNATIF PRA DESAIN PENGEMBANGAN PELABUHAN PENDARATAN IKAN (PPI) KECAMATAN ALUH-ALUH KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN


PENGARANG : Aprijanto, Suranto, Chaeroni, Wahyu Hendriyono

Abstract
This paper describes alternative of Pre Design Fishing Port development, Aluh-aluh, Banjar District,Southern Kalimantan province.Coastal resources have more potensial where no more optimalilize to exploitation. Coastal mananagement and all pplications have economic benefit for society, one way to make society welfare is develop harbour for supporting facility. The first activity was collecting data physical condition hydrooceanography where its determine for fishing port development. And then the activity was simulation study for existing condition and after pre design of technology

Katakunci : Pelabuhan ikan, Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan, Kecamatan Aluh-aluh

SUMBER :
Prosiding Seminar Teknologi untuk Negeri 2003, Vol. IV, hal. 104 – 110 /HUMAS-BPPT/ANY

LATAR BELAKANG
Kabupaten Banjar yang mempunyai pantai kurang lebih sepanjang 17 km, belum optimal dalam pemanfaatan pelabuhan baik untuk pangkalan pendaratan ikan maupun bongkar muat barang. Padahal fasilitas itu sangat mendasar untuk pengembangan usaha perikanan, tiadanya tempat pendaratan ikan tersebut mengakibatkan banyak ikan yang didaratkan di tempat lain, bahkan tidak jarang terjadi penjualan ikan di tengah laut kepada “penyambang”. Fenomena tersebut amat janggal mengingat Kabupaten Banjar merupakan daerah potensial bagi penangkapan ikan dengan ditunjukkan jumlah produksi hasil laut utamanya ikan. Produksi ikan dari perairan laut pada tahun 2000 sebesar 5.198.800 ton atau sebesar 23,724 milyar rupiah. Sedangkan produksi ikan darat sebesar 6.053.600 atau setara dengan 46,334 milyar rupiah. 93,99 % dan ikan perairan umum sebesar 6,01 % (Bappeda Banjar, 1999). Continue reading “BEBERAPA ALTERNATIF PRA DESAIN PENGEMBANGAN PELABUHAN PENDARATAN IKAN (PPI) KECAMATAN ALUH-ALUH KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN”

PENENTUAN POSISI PELAMPUNG GPS UNTUK PENGAMATAN TINGGI MUKA LAUT (Deteksi Kesalahan dan Koreksi Pengukuran dalam Penentuan Posisi GPS Kinematik


PENGARANG : IMAM MUDITA

Abstract
It is possible to achieve three-dimensional GPS positioning accuracies of a few centimetres on board a hydrographic survey vessel, on a ship navigating through a difficult passage, or even on a water-level sensing buoy. The name given to this mode of using GPS is “on-the-fly differential GPS carrier phase integer cycle ambiguity resolution”. In this paper we refer to this simply as OTF (for “On-The-Fly”) GPS. OTF GPS has the potential for aiding precise sea level measurement efforts by providing the ability to regionally densify altimetric measurements, or measuring the wave displacement which still relies on the double integration of the vertical acceleration or even possibly to linking of traditional tide gauges to a well-established geocentric terrestrial reference frame. This paper presents current progress of the project “Buoy GPS for Sea Level Measurement” conducted in the Baruna Jaya Technical Services Unit – BPP Teknologi in partnership with Geodesy Laboratory-ITB and BAKOSURTANAL, National Agency for Coordinating Survey and Mapping awarded by the Ministry of Research and Technology, under the 9th Intregrated Competitive Research Programme. The objectives of the project are to address the problem of observing sea level from a GPS equipped buoy.

Kata kunci: Tinggi Muka Laut, Pelampung GPS, Altimetri, GPS OTF, Ambiguity Resolution, Diferensial GPS Kinematik, Filter Kalman, Deteksi Kesalahan dan Koreksi Pengukuran

SUMBER :
Prosiding Seminar Teknologi untuk Negeri 2003, Vol. IV, hal. 62 – 73 /HUMAS-BPPT/ANY

PENDAHULUAN
Berbeda dengan receiver GPS yang hanya dapat melakukan pengukuran pseudorange dengan memanfaatkan sinyal kode dari satelit GPS, ada beberapa jenis receiver GPS yang juga dapat mengukur gelombang pembawa dari sinyal-sinyal GPS. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan mengukur fraksi dari gelombang pembawanya, pada saat locked on, Dl yakni satu per sekian dari satu gelombang penuhnya. Sehingga perlu ditentukan lagi sudah berapa gelombang penuh yang lewat sejak receiver mulai menjejak satelit-satelit GPS untuk memulai pengukuran. Masalah ini dikenal sebagai masalah Ambiguity Resolution. Continue reading “PENENTUAN POSISI PELAMPUNG GPS UNTUK PENGAMATAN TINGGI MUKA LAUT (Deteksi Kesalahan dan Koreksi Pengukuran dalam Penentuan Posisi GPS Kinematik”

UJI STABILITAS KAPAL IKAN AKIBAT GELOMBANG STERN QUATERING


PENGARANG : M. Ridwan Utina
Abstract

Ship performence at sea waves depend on motion behaviour in waves. Factors such as waves characteristics and ship characteristic it self influenced the motion behaviour of ship. The stability of ship to maintain the ship motion in wave condition play important roll during operation at sea. In the other hand waves direction also contribute the cause of significant roll motion which can lead ship to capsize. The author have conducted model experiment of small fishing boat in order to investigate the effect of stren quatering sea on the stability of the boat. The varaitions of metacentrict height, ship speed, and wave condition are include in this paper.

Katakunci : uji model, stabilitas, gerak kapal, roll, gelombang

Sumber :
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol.4, No.5, (Agustus 2002), hal. 204-211 Humas-BPPT/ANY
PENDAHULUAN

Pemanfaatan sumber daya laut (sektor perikanan) dimasa mendatang akan mengalami perkembangan yang pesat. Pembangunan dalam bidang perikanan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan pemanfaatan secara luas sumber daya ikan tanpa menggangu kelestariannya. Continue reading “UJI STABILITAS KAPAL IKAN AKIBAT GELOMBANG STERN QUATERING”

KAJIAN KAPAL PENANGKAP IKAN SKALA KECIL DAERAH PERAIRAN MALUKU


PENGARANG : Rys Bambang Suharbiyanto

Abstrak

Maluku waters zone covering an area about 2307 square kilometers has abundant of marine resources especially in fish production about 2234742 ton per years as one of the main government foreign exchange resources, but anyway this opportunity in a way to increase fishing activity is not optimal yet. To optimize of fish production in this area is required about 3397 of small scale fishing boats which is available to their fishing gear and dimension for Maluku waters area. There fore assessment of the alternative small scale fishing boat to anticipate the problem to exploit the marine resources in Maluku waters area to be needed.

Katakunci : Fishing boat, Maluku.
SUMBER :
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, V3. n7, Oktober 2001, hal. 62-69 /Humas-BPPT/ANY
PENDAHULUAN

Daerah operasi penangkapan ikan didaerah perairan Maluku sangat luas dengan kumpulan pulau-pulau yang satu sama lain jaraknya relatif saling berjauhan sedangkan untuk mendukung masalah eksploitasi sumber daya hayati laut khususnya perikanan pada beberapa lokasi memerlukan sarana kapal penangkap ikan sekala kecil yang sesuai dengan kondisi perairan dan dapat melayani sentra-sentra perikanan yang sudah ditentukan. Continue reading “KAJIAN KAPAL PENANGKAP IKAN SKALA KECIL DAERAH PERAIRAN MALUKU”

UJI COBA PENGGUNAAN LAMPU LaCUBA TENAGA SURYA PADA BAGAN APUNG TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN DI PELABUHAN RATU – JAWA BARAT


Anda sibuk tapi masih ingin meraih sarjana untuk menunjang karir, maka inilah |

tempat kuliah paling fleksibel SARJANA NEGERI 3 TAHUN – TANPA SKRIPSI ABSENSI HADIR BEBAS – BERKUALITAS – IJAZAH & GELAR DARI DEPDIKNAS MURAH DAPAT DIANGSUR TIAP BULAN – terima pindahan dari PTN/PTS lain
MANAJEMEN – AKUNTANSI – ILMU KOMUNIKASI – ILMU PEMERINTAHAN

022-70314141 -7313350utkampus : jl. terusan halimun 37 bandung- utkampus.net

 

PENGARANG : Achmad Hasan, Iguh Widipangestu 

Abstract

The result of pilot plant by using photovoltaic under water lamp which has power 20 watt will be sosialization to traditional fisherman, as substitutions of petromaks lamp.  research of different color treatment and different light intensity operated on floating bagan and when the moon was dark between 6 pm until 5 am.  The result of catching fish which was from this research, generally very influenced by many parameter, such as : water bright grade, water stream, wind, sea wave, power of under water lamp, fish season, and measure instrument which used. 

Katakunci : LaCUBA, Tenaga Surya, Warna Cahaya, Intensitas, Hasil Tangkapan  

Sumber :

Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol.2, No.3, (Juni 2000), hal. 11-18 Humas-BPPT/ANY

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

     Pada mulanya manusia telah melakukan berbagai macam cara untuk dapat memperoleh berbagai jenis ikan yang berhasil ditangkapnya.  Salah satu sumber cahaya yang pernah digunakan untuk mengumpulkan ikan adalah obor.  Kemudian dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, mulailah manusia menggunakan lampu minyak dan gas karbit, dan yang terakhir dengan menggunakan lampu gas dan lampu listrik.  Penangkapan ikan dengan bantuan lampu akan lebih efektif sebelum tengah malam.  Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan sifat fototaksis yang maksimum bagi ikan.  Seperti diketahui bahwa usaha penangkapan ikan di Indonesia dengan menggunakan cahaya lampu sebagai alat bantu penangkapan ikan telah mengalami perkembangan dan dipakai oleh nelayan dalam skala kecil, sedang maupun besar. Continue reading “UJI COBA PENGGUNAAN LAMPU LaCUBA TENAGA SURYA PADA BAGAN APUNG TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN DI PELABUHAN RATU – JAWA BARAT”

UJI COBA PENGGUNAAN CAHAYA LAMPU LaCUBA DAN LESTARI DENGAN PETROMAKS TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN PADA MINI PURSE SEINE DI BULU – TUBAN, JAWA TIMUR


Anda sibuk tapi masih ingin meraih sarjana untuk menunjang karir, maka inilah |

tempat kuliah paling fleksibel SARJANA NEGERI 3 TAHUN – TANPA SKRIPSI ABSENSI HADIR BEBAS – BERKUALITAS – IJAZAH & GELAR DARI DEPDIKNAS MURAH DAPAT DIANGSUR TIAP BULAN – terima pindahan dari PTN/PTS lain
MANAJEMEN – AKUNTANSI – ILMU KOMUNIKASI – ILMU PEMERINTAHAN

022-70314141 -7313350 jl. terusan halimun 37 bandung- utkampus.net

 

PENGARANG : Achmad Hasan

Abstract

The pilot plant by using of LaCUBA and Lestari light lamp which already tried and socialized on the bangkrak of mini purse seine was one of many alternative to change the petromaks lamp which until now still used by traditional fisherman as a help tool to catch fish. The lamps (Lacuba and Lestari) which used by direct current source from battery (accu) was consideration matter for ship owner and fisherman to increase the product of catching, the lamps has excellent superior there are effective, efficient, and economic if compared with the petromaks lamp.

Katakunci : LaCUBA, Lestari, Petromaks, Perlakuan Cahaya, Hasil Tangkapan

Sumber :

Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol.2, No.3, (Juni 2000), hal. 1-10 Humas-BPPT/ANY

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sub sektor perikanan merupakan salah satu tumpuan harapan yang dapat menjamin kelangsungan hidup manusia baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Di di Indonesia pada tahun 1997 telah mencapai 3,59 juta ton. Ini berarti bahwa tingkat pemanfaatan sumber daya ikan laut di Indonesia baru mencapai 58,19 %. Jika tingkat pemanfaatan maksimum dimungkinkan sampai 90 %, maka masih tersedia peluang pengembangan sebesar 31,18 % dari potensi sumber daya yaitu sebesar 1,96 juta ton per tahun. Continue reading “UJI COBA PENGGUNAAN CAHAYA LAMPU LaCUBA DAN LESTARI DENGAN PETROMAKS TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN PADA MINI PURSE SEINE DI BULU – TUBAN, JAWA TIMUR”