ASPEK PRODUKSI, BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN PATIN


karir anda mentok, karena pendidikan tak mendukung ? lanjutkan kuliah di |

tempat kuliah paling fleksibel SARJANA NEGERI 3 TAHUN – TANPA SKRIPSI ABSENSI HADIR BEBAS – BERKUALITAS – IJAZAH & GELAR DARI DEPDIKNAS MURAH DAPAT DIANGSUR TIAP BULAN -terima pindahan dari PTN/PTS lain
MANAJEMEN – AKUNTANSI – ILMU KOMUNIKASI – ILMU PEMERINTAHAN

022-70314141;7313350 : jl. terusan halimun 37 bandung- utkampus.net

PERSYARATAN LOKASI

Dalam budidaya ikan patin baik sistem karamba maupun fence terdapat 3 sub sistem pemeliharaan, yaitu pembenihan, pendederan dan pembesaran. Pembenihan adalah kegiatan pemeliharaan induk untuk menghasilkan telur sampai dengan larva. Pendederan adalah kegiatan pemeliharaan ikan patin ukuran tertentu dari hasil pembenihan sebagai transito sebelum dipelihara di tempat pembesaran. Pembesaran adalah pemeliharaan ikan patin ukuran tertentu dari hasil pendederan sampai menghasilkan ikan ukuran konsumsi.

Dalam usaha budidaya ikan patin persyaratan lokasi yang harus dipenuhi untuk mencapai produksi yang menguntungkan meliputi sumber air, kualitas air dan tanah serta kuantitas air. Kriteria persyaratan tersebut berbeda tergantung daripada sistem budidaya yang digunakan. Sebelum menetapkan lokasi usaha, selain harus memenuhi persyaratan tersebut perlu pula dipastikan kelayakan lokasi budidaya ditinjau dari segi gangguan alam, gangguan pencemaran, gangguan predator, gangguan keamanan dan gangguan lalu lintas angkutan air. Uraian berikut adalah persyaratan lokasi yang perlu diperhatikan menurut Khairuman, Amd dan Ir. Dodi Sudenda (Budidaya Patin Secara Intensif, 2002)

a. Persyaratan lokasi budidaya di kolam

Sumber air :

Sumber air dapat berasal dari saluran irigasi teknis, sungai atau air tanah yang berasal dari sumur biasa atau pompa. Pembesaran ikan patin tidak memerlukan sumber air yang senantiasa mengalir sepanjang waktu, namun untuk pembenihan kondisi airnya harus bersih.

Kualitas air :

Kualitas air yang kurang baik dapat menyebabkan ikan mudah terserang penyakit. Kualitas air meliputi sifat kimia air dan sifat fisika air. Sifat kimia air adalah kandungan oksigen (O2), karbondioksida (CO2), pH, zat-zat beracun dan kekeruhan air. Sedangkan sifat fisika air adalah suhu, kekeruhan dan warna. Ikan patin termasuk salah satu jenis ikan yang tahan terhadap kekurangan oksigen di dalam air dan apabila air kekurangan oksigen ikan patin dapat mengambil oksigen dari udara. Pada usaha budidaya intensif kandungan oksigen yang diperlukan adalah minimal 4 mg/liter air, sedangkan kandungan karbondioksida kurang dari 5 mg/liter air. Alat yang digunakan untuk mengukur kandungan oksigen dan karbondioksida adalah water quality test kit atau alat pengukur kualitas air. Nilai pH (puisanche of the H) yang normal bagi kehidupan ikan patin adalah 7 (skala pH 1-14), namun karena pH air meningkat pada siang hari dan menurun pada malam hari akibat berlangsungnya fotosintesa maka derajat keasaman yang baik untuk ikan patin adalah antara 5-9.

Alat yang digunakan untuk mengukur keasaman air adalah kertas lakmus. Zat beracun yang berbahaya bagi kehidupan ikan patin adalah amoniak, yaitu amoniak bukan ion (NH3) dan amonium (NH4) yang biasanya muncul apabila fitoplankton banyak yang mati yang diikuti dengan penurunan pH karena kandungan karbondioksida meningkat. Batas konsentrasi kandungan amoniak yang dapat mematikan kehidupan ikan patin adalah antara 0,1-0,3 mg/liter air. Kekeruhan dapat mempengaruhi cahaya matahari yang masuk ke dalam air. Kekeruhan disebabkan karena berbagai partikel seperti lumpur, bahan organik, sampah atau plankton. Kekeruhan yang baik adalah disebabkan oleh plankton. Alat yang digunakan untuk mengukur kekeruhan air adalah sechi disk. Kategori kekeruhan air adalah sebagai berikut :

Kedalaman air (cm) Kesimpulan

  1. 1 – 25 Air keruh, dapat disebabkan oleh plankton dan partikel tanah
  2. >

  3. 25 – 50 Optimal (plankton cukup)
  4. 50 Jernih (plankton sedikit)

Kuantitas air :

Debit air yang dibutuhkan untuk pemeliharaan ikan patin berbeda-beda untuk budidaya pembenihan, pendederan dan pembesaran. Pengetahuan tentang debit air akan memberikan keuntungan karena dapat mengoptimalkan penggunaan air. Ada 2 cara pengukuran debit air, yaitu secara langsung dengan meletakkan ember di pintu air yang masuk dan secara tidak langsung pada saluran air yang masuk ke kompleks perkolaman. Rumus pengukuran debit air secara langsung adalah volume air dibagi waktu (menit/detik), sedangkan secara tidak langsung adalah (lebar saluran x kedalaman air x panjang saluran) dibagi waktu.

Tanah

Tanah yang cocok untuk budidaya ikan patin adalah tanah liat atau lempung berpasir dan tidak poreus. Jenis tanah ini dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat dinding kolam atau pematang. Jenis tanah lain yang juga cocok untuk pemeliharaan ikan patin adalah tanah terapan, tanah berfraksi kasar dan tanah berpasir.

b. Persyaratan lokasi budidaya karamba dan fence

Budidaya ikan patin sistem karamba dapat dilakukan di danau, situ, atau sungai dengan mempertimbangkan faktor teknis dan sosial ekonomi. Penempatan karamba di perairan umum dianjurkan di jalur arus horizontal, di daerah muara, karena pasokan air cukup dan kandungan oksigen terlarut juga tinggi. Selain itu pergerakan air dapat membantu menghanyutkan sisa-sisa kotoran dan bahan organik. Penempatan fence sebaiknya di rawa-rawa atau pinggir sungai. Penempatan karamba dan fence di perairan luas dan terbuka sebaiknya dihindari, karena pengaruh gelombang dan tiupan angin kencang dapat mengancam keamanannya. Kedalaman karamba atau fence pada air yang mengalir minimal 3 meter dan pada air yang tidak mengalir minimal 5 meter. Kriteria kualitas air budidaya ikan patin di jaring apung adalah sebagai berikut :

Kriteria
Nilai Batas
a. Fisika
– Suhu 20-30oC
– Total padatan terlarut Maksimum 2000 mg/l
– Kecerahan Lebih dari 45 cm
b. Kimia
– PH 6-9
– Oksigen terlarut Maksimum 8 jam/hari, minimal 3 mg/l
– Karbondioksida bebas Maksimum 15 mg/l
– Amoniak Maksimum 0,016 mg/l
– Nitrit Maksimum 0,2 mg/l
– Tembaga(Cu) Maksimum 0,02 mg/l
– Seng (Zn) Maksimum 0,02 mg/l
– Mercuri (Hg) Maksimum 0,002 mg/l
– Timbal (Pb) Maksimum 0,3 mg/l
– Klorin bebas (Cl2) Maksimum 0,003 mg/l
– Fenol Maksimum 0,001 mg/l
– Sulfida Maksimum 0,002 mg/l
– Kadmium (Cd) Maksimum 0,01 mg/l
– Fluorida Maksimum 1,5 mg/l
– Arsenikum (As) Maksimum 1 mg/l
– Selenium (Se) Maksimum 0,05 mg/l
– Krom heksavalen (Cr + 6) Maksimum 0,05 mg/l
– Sianida (Cn) Maksimum 0,02 mg/l
– Minyak dan lemak Maksimum 1 mg/l

c. Gangguan alam

Masalah yang mengancam budidaya ikan patin di karamba jaring apung dan fence adalah terjadinya umbalan air, berupa naiknya massa air dari dasar ke permukaan secara tiba-tiba. Hal ini terjadi pada awal musim hujan saat terjadi penurunan suhu secara mendadak pada lapisan permukaan akibat hujan deras yang terjadi secara tiba-tiba. Hal ini tidak berpengaruh terlalu buruk pada air yang jernih, sedangkan pada perairan yang dasarnya kotor tercemar limbah (termasuk limbah pakan ikan) dapat mengancam kehidupan ikan. Massa air yang naik ke permukaan akan membawa senyawa-senyawa beracun yang membahayakan kehidupan ikan, misalnya yang terjadi di waduk Cirata dan Saguling beberapa tahun yang lalu. Gangguan alam lainnya adalah berkurangnya debit air pada musim kemarau yang biasanya terjadi setiap tahun pada bulan Juli sampai dengan Oktober. Penyimpangan musim kemarau biasanya terjadi setiap 5 tahun sekali.

d. Gangguan pencemaran

Lokasi budidaya ikan patin di sungai dan rawa sangat rawan terhadap pencemaran air yang terutama muncul pada puncak musim kemarau dan awal musim penghujan. Pencemaran dapat terjadi karena :

  • Proses pembusukan akar-akar/tumbuhan yang menyebabkan air cenderung bersifat asam dan biasanya terjadi di daerah rawa pada awal musim hujan.
  • Pencemaran bahan-bahan kimia dan energi dari limbah pabrik serta lahan pertanian.
  • Pencemaran oleh limbah domestik/rumah tangga.

e. Gangguan predator

Oleh karena pembesaran ikan patin dilakukan di alam terbuka maka kemungkinan besar terjadi serangan hama atau predator. Hama atau predator yang sering menyerang ikan patin adalah linsang (sero), biawak, ular air, kura-kura dan burung. Cara pemberantasan yang efektif adalah dengan membunuh, memasang perangkap, memasang umpan beracun dan membersihkan areal pemeliharaan dari rumput atau semak yang menjadi sarang predator.

f. Gangguan keamanan

Gangguan keamanan pada lokasi perlu di perhitungkan dengan menempatkan penjaga, terutama pada malam hari. Untuk itu maka di lokasi budidaya sistem fence perlu dibuat pondok-pondok untuk tempat berlindung bagi penjaga, sedangkan pada budidaya sistem karamba perlu dibuat pintu-pintu penutup dengan gembok pada bagian atas sekaligus juga berfungsi sebagai lobang tempat pemberian pakan.

g. Gangguan lalu lintas angkutan air

Jika lokasi karamba dan fence adalah di sungai yang merupakan jalur angkutan air maka karamba atau fence harus ditempatkan di pinggir sungai, sehingga tidak mengganggu jalur transportasi. Konstruksi karamba atau fence harus dibuat cukup kuat agar tidak terganggu oleh ombak dan arus yang ditimbulkan oleh lalu lintas transportasi air.

KONSTRUKSI KERAMBA

Karamba yang siap digunakan belum tersedia di pasaran, namun bahan-bahan pembuatan karamba cukup banyak tersedia di sekitar lokasi. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan karamba terdiri dari balok kayu dan bambu. Balok kayu berfungsi sebagai rangka dan bambu sebagai dinding dan penutup yang diikatkan dengan tali nilon pada rangka kayu. Bentuk karamba adalah kotak segi empat yang pada bagian bawahnya terbuka dengan ukuran panjang 4 meter, lebar 2 meter dan tinggi 1,5 meter. Penempatan karamba adalah 2/3 di dalam air dan 1/3 diatas permukaan air. Pada bagian tengah penutup karamba dibuat lubang terbuka berukuran 0,5 x 0,5 meter yang berfungsi sebagai tempat pemberian pakan dan pengontrolan ikan.

Di bagian dalam karamba dimasukkan jaring yang diikat pada dinding karamba, sebagai wadah penampung ikan patin yang dipelihara. Ukuran mata jaringnya lebih kecil dari ukuran benih ikan patin yang ditebar. Jaring ukuran tersebut sudah tersedia dan mudah dibeli di pasaran.

Karamba ditempatkan di pinggir sungai secara berkelompok dan setiap kelompok terdapat 20 – 40 karamba. Penempatannya secara berpasangan dan diantara pasangan karamba ditempatkan bambu bulat yang berfungsi sebagai tempat pengikat, sekaligus sebagai pelampung karamba. Di antara tiap karamba dibuat jalan penghubung dari papan kayu. Kedua ujung bambu tersebut di ikat pada tiang yang ditancapkan kedasar sungai sebagai penahan agar karamba tidak terbawa arus air sungai. Untuk setiap kelompok, diatas bambu pelampung dibuat pondok ukuran 1,5 x 1,5 x 1,5 meter sebagai tempat berteduh bagi petugas yang jaga di malam hari. Rangka pondok terbuat dari bambu dan kayu, lantai dari bambu dan atap dari daun rumbia atau nipah.

Foto 1. Karamba di tepi sungai Komering desa Tanjung Lubuk, kecamatan Kayu Agung, kabupaten OKI
Sumber : Solider, Bank Indonesia

KONSTRUKSI FENCE

Fence dalam bahasa Inggris berarti pagar; jadi sistem fence adalah budidaya ikan patin dalam suatu tempat yang sekelilingnya di batasi dengan pagar. Ukuran luas satu unit adalah lebar 5 meter, panjang 10 – 12 meter dan tinggi 5 meter. Konstruksi fence terdiri dari pagar keliling, pondok (rumah jaga) dan perahu. Sistem fence yang telah siap pakai belum tersedia di pasaran, sehingga harus dirancang dan dibuat sendiri, kecuali anyaman bambu untuk pagar dan perahu.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat pagar biasanya tersedia di sekitar lokasi, yaitu bambu bulat ukuran panjang 11 meter; bambu anyaman yang terdiri dari 2 macam ukuran yaitu ukuran panjang 5 meter dan tinggi 3 – 4 meter dan ukuran panjang 5 meter dan tinggi 1,5 – 2 meter; kayu pelawan ukuran panjang 6 – 7 meter dan tali nilon ukuran 4 mm atau tali plastik (trapping band). Kayu pelawan berfungsi sebagai tiang yang ditancapkan ke dalam dasar sungai dengan jarak antara 30 – 50 cm, bambu anyaman ukuran 5 x 3 meter berfungsi sebagai pagar bagian bawah (dalam air) dan bambu ukuran 5 x 2 meter berfungsi sebagai pagar bagian atas yang diikat dengan nilon atau tali plastik pada masing-masing tiang pancang. Rancangan tinggi pagar harus memperhitungkan tinggi air pada musim hujan, untuk menghindari kemungkinan air di dalam fence melebihi tinggi pagar. Apabila banjir, bambu anyaman bagian atas dapat ditambah lagi.

Untuk setiap unit fence, di atasnya dibuat pondok (rumah jaga) berukuran 1,5 x 1,5 meter, tempat berlindung orang atau petugas pada waktu jaga di malam hari. Rangka pondok terbuat dari bambu dan kayu, lantai dan dindingnya terbuat dari bambu atau papan dan atap dari rumbia atau daun nipah. Selain pondok, dibuatkan jembatan dari bambu sebagai jalan penghubung untuk mengontrol atau memberi makan ikan. Setiap unit fence dilengkapi perahu terbuat dari kayu sebagai alat transportasi orang dan pakan.

   
Foto 2. Fence di desa Tanjung Dayung, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten OKI
Foto 3. Perahu, alat transportasi pada budidaya sistem fence, kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten OKI
Sumber: Solider, Bank Indonesia

PENYEDIAAN BENIH

Ikan patin termasuk salah satu jenis ikan yang sulit dipijahkan secara alami, karena sulit menciptakan atau memanipulasi lingkungan yang sesuai dengan habitat aslinya. Karena itu untuk produksi benih dilakukan pemijahan buatan atau induce breeding (kawin suntik) dengan menggunakan kelenjar hipofisa ikan mas atau hormon gonadotropin yang di impor dengan nama dagang Ovaprim. Jenis ikan patin yang dipijahkan secara kawin suntik adalah Pangasius hypopthalmus, dan ikan patin lokal (Pangasius djambal) baru dimulai pada tahun 2000. Menurut informasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi Sumsel, direncanakan pada tahun 2004 benih ikan patin lokal mulai dikembangkan di unit-unit percontohan, dan untuk selanjutnya disebarkan kepada Unit Pembenihan Rakyat untuk diproduksi secara massal.

Masalah utama dalam pasokan benih ikan patin di kabupaten OKI adalah kurangnya unit pembenihan (hatchery) ikan patin. Berdasarkan data DPKP kabupaten OKI tahun 2002, hanya ada 1 unit pembenihan ikan patin di kabupaten ini, yaitu di desa Lubuk Seberuk, kecamatan Lempuing seluas 40 m2 yang belum mampu memenuhi kebutuhan lokal. Pembudidaya ikan patin di daerah OKI memperoleh benih dari Palembang dan daerah lain yaitu Bogor (Darmaga, Jasinga dan Leuwiliang). Pengadaan benih dilakukan oleh para distributor benih yang tersebar di 4 kecamatan di kabupaten OKI sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2.
Distributor Benih Ikan Patin di Kabupaten OKI
No
Kecamatan
Luas (m2)
Kapasitas produksi (ekor/thn)
1
Inderalaya
198
230.000
2
Tanjung Batu
250
400.000
3
Sirah Pulau Padang
100
470.000
4
Tanjung Lubuk
150
60.000
Jumlah
698
1.160.000
Sumber: DPKP Kabupaten OKI, 2003

Para distributor benih, rata-rata 3 – 5 kali sebulan membeli benih dari Bogor dan setiap pembelian sekitar 50.000 – 60.000 ekor. Mortalitas atau tingkat kematian benih yang berasal dari Bogor relatif rendah, yaitu sekitar 10 ekor per 50.000 ekor benih atau kurang dari 0,02%. Ukuran benih yang dibeli adalah 1,5 – 2 inci, namun apabila benih yang diperlukan lebih banyak maka ukuran benih yang dibeli adalah 1 – 2 inci. Pembudidaya ikan patin pola karamba membeli benih dari distributor, sedangkan pembudidaya sistem fence membeli langsung dari tempat pembenihan

PEMELIHARAAN

Sebagaimana telah dijelaskan pada awal Bab ini, tahapan kegiatan dalam budidaya ikan patin meliputi pembenihan, pendederan dan pembesaran. Pada sistem karamba lazimnya hanya dilakukan pembesaran, sementara pada sistem fence pembudidaya juga melakukan pendederan.

Sistem Fence.

(1). Pendederan

Pendederan dilakukan di dalam fence dengan menggunakan jaring hapa yang berukuran halus atau yang biasa digunakan sebagai tempat penetasan telur pada pembenihan ikan mas. Keuntungan yang diperoleh jika penebaran benih dilakukan dalam jaring antara lain dapat menghindari serangan hama sehingga mortalitasnya rendah; mudah mengontrol dan memberi pakan; dan mudah memanen hasilnya. Ukuran mata jaring harus disesuaikan dengan ukuran benih patin yang ditebarkan untuk menghindari lolosnya benih patin dari dalam jaring. Ukuran mata jaring yang umum digunakan adalah 3 x 3,5 x 0,75 cm.

Jaring harus bersih dan tidak sobek. Jaring dipasang di pinggir fence dan setiap sudut jaring diikatkan ke bambu atau kayu sebagai penahan sehingga posisi jaring tetap. Ketinggian air didalam jaring berkisar antara 50 – 75 cm. Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu masih rendah. Agar benih yang ditebar tidak mengalami stres, penebaran dilakukan dengan aklimatisasi, yaitu melakukan penyesuaian suhu air di wadah pengangkutan terhadap suhu air di dalam jaring dengan cara menambahkan atau mencampur air di dalam wadah pengangkutan dengan air dalam jaring sedikit demi sedikit. Benih-benih patin yang ditebar dibiarkan keluar dengan sendirinya. Padat penebaran adalah antara 75 – 100 ekor/m3 air.

Selama pendederan benih diberi pakan tambahan karena benih patin berada dalam wadah yang terbatas sehingga tidak mungkin mendapat makanan alami. Makanan tambahan diberikan dalam bentuk tepung sebanyak 3 – 5% dari berat total patin yang didederkan. Pemberian pakan diberikan pada pagi, siang, sore dan malam hari. Lama pendederan sekitar satu bulan atau disesuaikan dengan kebutuhan atau ukuran untuk pembesaran. Mortalitas selama pendederan adalah sekitar 15%- 20% dari total benih yang didederkan.

Benih sudah dapat dilepaskan ke tempat pembesaran setelah mencapai ukuran untuk pembesaran atau berumur satu bulan. Pemanenan dilakukan dengan mengangkat ketiga sudut bagian bawah jaring secara perlahan-lahan. Benih akan terkumpul di sudut yang lain, kemudian benih di tangkap dengan menggunakan alat tangkap halus berupa scop net dan selanjutnya ditampung sementara di tempat penampungan atau langsung ditebar ke tempat pembesaran.

(2). Penebaran benih untuk pembesaran

Padat penebaran merupakan hal penting yang harus diperhatikan pada saat menebarkan benih. Jika padat penebaran tinggi, dikhawatirkan terjadi kanibalisme terhadap ikan-ikan yang lebih lemah. Selain itu, ikan menjadi rentan terhadap penyakit akibat luka yang disebabkan oleh senggolan antar ikan atau senggolan dengan dinding karamba. Padat penebaran juga harus memperhatikan keterkaitan antara jumlah ikan yang ditebar dengan daya tampung optimal dari tempat pembesaran. Sebagai pedoman, jumlah ikan yang akan ditebar dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

PPI = (BTP) : (BRP x BRT), dimana
PPI = Padat penebaran ikan (kg/m3)
BTP = Berat total panen (kg/m3)
BRP = Berat rata-rata produksi akhir (kg/ekor)
BRT = Berat rata-rata penebaran (kg/ekor)

Penebaran benih ikan patin di sistem fence dapat dilakukan secara langsung dengan membiarkan benih keluar dari jaring apung dengan sendirinya, tanpa aklimatisasi karena jaring pendederan di tempatkan dalam fence. Padat penebaran benih menggunakan rumus sebagaimana dijelaskan di atas.

Sistem Karamba

Pada budidaya sistem karamba hanya dilakukan pembesaran, tanpa pendederan. Oleh karena itu pada buku ini tidak dijelaskan mengenai cara pendederan pada sistem karamba.

Pada tahap pembesaran, ukuran benih yang ditebar di karamba minimal telah mencapai berat 50 gr per ekor atau panjang 2,5 – 3,5 inci. Benih yang ditebar sebaiknya memiliki ukuran yang sama dan seumur. Jika ada yang lebih besar atau lebih tua umurnya dikhawatirkan akan mendominasi benih lainnya, baik dalam persaingan hidup maupun persaingan mendapat makanan. Padat penebaran benih yang disarankan adalah sekitar 5 kg/m2. Padat penebaran sebanyak itu akan menghasilkan panen sekitar 30 – 40 kg/m2.

Agar ikan patin yang ditebar di karamba jaring apung tidak mengalami stress, penebaran benih patin sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu masih rendah. Penebaran dilakukan dengan aklimatisasi yaitu benih patin yang berada dalam kantong plastik pengangkutan di biarkan mengapung diatas air selama 5 – 10 menit. Selanjutnya kantong plastik dibuka dan ditambahkan air dari karamba jaring apung sedikit demi sedikit kedalam kantong sampai kondisi air di dalam kantong sama dengan kondisi air di dalam karamba jaring apung. Proses aklimatisasi ini selesai jika ikan patin di dalam kantong plastik keluar dengan sendirinya ke karamba.

PAKAN DAN PEMBERIAN PAKAN

Pakan harus mendapat perhatian yang serius karena pakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan berat ikan dan merupakan bagian terbesar dari biaya operasional dalam pembesaran ikan patin. Berdasarkan hasil penelitian para ahli perikanan, untuk mempercepat pertumbuhan ikan selama pembesaran, setiap hari ikan patin perlu diberikan makanan tambahan berupa pelet sebanyak 3 – 5% dari berat total tubuhnya. Pemberian pakan dilakukan secara bertahap sebanyak empat kali yaitu, pagi, siang, sore dan malam hari. Porsi pemberian pakan pada malam hari sebaiknya lebih banyak daripada pagi, siang dan sore hari, karena ikan patin lebih aktif pada malam hari.

Namun berdasarkan hasil wawancara dengan pembudidaya ikan patin di kabupaten OKI, terdapat perbedaan antara hasil penelitian tersebut dengan pemberian pakan yang dilakukan baik dalam hal jenis, jumlah dan saat pemberian pakan selama pembesaran. Pemberian pakan pada sistem karamba dan fence yang dilakukan di kabupaten OKI adalah sebagai berikut :

– Sistem Karamba :

Pemberian pakan berupa pelet buatan pabrik pada sistem karamba dilakukan sejak benih ditebar sampai saat ikan dipanen dengan jumlah pakan disesuaikan dengan umur ikan. Pemberian pakan dilakukan hanya satu kali pada sore hari. Dengan padat penebaran 1.250 ekor per karamba, pakan yang diberikan pada benih berumur 1-2 bulan adalah sebanyak 30 kg per bulan dan pada umur 3-6 bulan sebanyak 300 kg per bulan.

– Sistem fence :

Pemberian pakan berupa pelet buatan pabrik pada sistem fence dilakukan sejak benih ditebar di transito sampai benih berumur 2 bulan. Pada umur ikan 3 bulan pemberian pakan berupa pelet buatan pabrik ditambah dengan pakan ramuan sendiri. Dosis pakan per 12.500 ekor penebaran pada bulan pertama adalah 50 kg, pada bulan kedua 150 kg dan pada bulan ketiga 300 kg. Setelah umur ikan lebih dari 3 bulan pakan yang diberikan hanya pakan ramuan sendiri. Bahan baku untuk pembuatan pakan ramuan sendiri mudah diperoleh dan banyak terdapat di sekitar lokasi pembesaran ikan. Pembuatan pakan buatan sendiri dilakukan setiap pagi dan pemberian pakan dilakukan sekali sehari pada sore hari. Ada dua cara pembuatan pakan ramuan sendiri, yaitu :

(a). Pakan rebus :

Bahan baku pembuatan pakan rebus terdiri atas ikan asin kualitas rendah (below standard = BS), tepung katul dan dedak halus dengan komposisi sebagaimana terdapat pada Tabel 3. Jumlah bahan baku yang disediakan adalah untuk pemberian pakan bagi 10 ribu ekor ikan.

Tabel 3.
Komposisi Bahan Baku Pakan Rebus Buatan Sendiri
Bahan Baku
Komposisi menurut umur ikan di pembesaran (kg/hari)
4 bulan
5 bulan
6-7 bulan
8-10 bulan
a. Ikan asin BS
14
21
42
49
b. Tepung katul
30
45
90
105
c. Dedak halus
40
60
120
140
Jumlah
84
126
252
294
Sumber : Data primer

Adapun peralatan yang digunakan untuk pembuatan pakan adalah wadah dari tong (ukuran setengah drum), kompor pompa minyak tanah dan tungku masak. Cara membuatnya adalah sebagai berikut. Campuran bahan diramu di dalam tong dan ditambah air bersih, diaduk sampai rata dan direbus selama 2 jam, kemudian didinginkan. Setelah dingin, pakan yang masih diwadahi dalam tong atau dimasukkan kedalam karung plastik diangkut dengan perahu ke lokasi fence. Pemberian pakan dilakukan sekali dalam sehari pada sore hari dengan cara pakan dikepalkan dalam genggaman kemudian disebarkan di seluruh permukaan air. Menurut keterangan pembudidaya pemberian pakan dengan cara ini, hanya 75% pakan yang dapat dimakan oleh ikan, sedangkan sisanya 25% tidak termakan dan terbuang oleh arus air sungai yang mengalir.

Foto 4 : Pembuatan pakan rebus
Foto 5 : Hasil olahan pakan rebus
Sumber: Solider, Bank Indonesia

(b). Pakan tidak dimasak :

Bahan baku untuk pembuatan pakan tidak dimasak terdiri dari dedak, ikan asin BS, ampas singkong, bekatul dan ampas tahu. Komposisi dan jenis bahan baku pembuatan pakan tidak dimasak buatan sendiri adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 4. Jumlah bahan baku pada tabel dipergunakan untuk memberikan pakan bagi 12,5 ribu ekor ikan.

Tabel 4.
Komposisi Bahan Baku Pakan Tidak Dimasak Buatan Sendiri
Bahan Baku
Komposisi menurut umur ikan di pembesaran (kg/hari)
3 bulan
4 bulan
5 bulan
6 bulan
7-10 bulan
a. Ikan asin BS
12
24
30
40
60
b. Tepung katul
12
24
30
40
60
c. Dedak halus
5
10
30
40
60
d. Ampas ubi kayu
10
20
30
40
60
e. Ampas tahu
11
22
30
40
60
Jumlah
50
100
150
200
300
Sumber : Data primer

Foto 6. Pengolahan pakan menggunakan mesin
Foto 7. Hasil pakan menggunakan mesin
Sumber: Solider, Bank Indonesia

Pengolahan pakan menggunakan seperangkat alat-alat mekanis yang dirancang sendiri. Peralatannya terdiri dari generator diesel berkekuatan 15.000 watt, mesin cincang daging (molen) ukuran besar 4 buah dan dinamo sebagai tenaga penggerak. Cara pembuatan pakan adalah sebagai berikut: Masing-masing bahan baku pakan ditimbang sesuai kebutuhan dan dicampur di dalam wadah ukuran persegi empat yang terbuat dari papan serta diaduk sampai rata, kemudian dimasukkan kedalam molen untuk diproses menjadi pelet. Kemudian pelet di tampung dalam wadah plastik, dijemur beberapa jam di sinar matahari dan siap untuk diberikan kepada ikan. Hasil pakan olahan hampir sama dengan pakan buatan pabrik yaitu pelet berbentuk silindris ukuran diameter 5 mm dan panjang 4 – 5 cm. Menurut keterangan pembudidaya pemberian pakan dengan cara ini lebih efektif karena sebanyak 99% pakan dapat dimakan oleh ikan, sedangkan sisanya sebanyak 1% terbuang bersama arus air sungai yang mengalir.

PENGENDALIAN HAMA

Serangan hama pada umumnya lebih banyak terjadi pada pendederan dan pembesaran karena kegiatan tersebut dilakukan di alam terbuka, sedangkan pembenihan dilakukan di ruangan tertutup. Hama ikan patin berukuran lebih besar dari pada ikan patin dan bersifat memangsa (predator), sehingga secara fisik mudah dikenali. Jenis-jenis hama tersebut dan cara pemberantasannya telah dijelaskan dimuka.

Penyakit yang sering menyerang ikan patin terdiri dari dua golongan yaitu penyakit infeksi yang timbul karena gangguan organisme patogen dan penyakit non infeksi yang timbul karena organisme lain. Penyebab penyakit infeksi adalah parasit, bakteri dan jamur yang dapat menular. Sedangkan penyebab penyakit non infeksi adalah keracunan dan kekurangan gizi.

Penyakit akibat infeksi :

  • Parasit adalah penyakit bintik putih (white spot), yang terjadi akibat infeksi Ichtyophthirius multifiliis yang biasanya menyerang benih berumur 1 – 6 minggu. Gejala serangan dicirikan dengan adanya bintik-bintik putih di lapisan lendir kulit, sirip dan lapisan insang dan berenangnya tidak normal. Penanggulangannya dengan menggunakan formalin yang mengandung Malachite Green Oxalate (FMGO) sebanyak 4 gram/liter air. Pencegahan pada ikan yang berukuran lebih besar adalah dengan perendaman selama 24 jam dalam FMGO dengan dosis 10 ml/m3 air seminggu sekali.
  • Bakteri yang menyerang ikan patin adalah Aeromonas sp. dan Pseudomonas sp. Serangan terjadi pada bagian perut, dada dan pangkal sirip disertai perdarahan. Gejalanya lendir di tubuh ikan berkurang dan tubuhnya terasa kasar saat diraba. Pencegahannya adalah dengan memusnahkan ikan yang mendapat serangan cukup parah agar tidak menulari ikan yang lain. Jika serangan belum parah dapat dilakukan pengobatan dengan cara perendaman menggunakan larutan Kalium Permanganat (PK) sebanyak 10-20 ppm selama 30-60 menit. Cara pengobatan lain adalah perendaman dalam larutan Nitrofuran sebanyak 5-10 ppm selama 12-24 jam atau dalam larutan Oksitetrasiklin sebanyak 5 ppm selama 24 jam. Selain perendaman, pengobatan dapat dilakukan dengan mencampurkan obat-obatan ke dalam makanan seperti Chloromycetin sebanyak 1-2 gram per kg makanan.
  • Jamur dapat menyerang ikan patin karena adanya luka-luka di badan ikan. Jamur yang sering menyerang adalah dari golongan Achlya sp. dan Saprolegnia sp. Ciri-ciri ikan patin yang terserang jamur adalah adanya luka di bagian tubuh terutama di tutup insang, sirip dan bagian punggung. Bagian-bagian tersebut ditumbuhi benang-benang halus seperti kapas berwarna putih hingga kecoklatan. Pencegahannya adalah dengan menjaga kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan ikan dan menjaga agar tubuh ikan tidak terluka. Cara pengobatannya adalah dengan perendaman dalam larutan Malachite Green Oxalate dengan dosis 2-3 gram/m3 air selama 30 menit, diulang sampai tiga hari berturut-turut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pembudidaya di kabupaten OKI, serangan hama dan penyakit terhadap ikan patin yang dipelihara relatif sedikit. Gejala penyakit yang sering timbul adalah kurangnya nafsu makan ikan, terutama pada musim kemarau. Untuk mengatasi hal tersebut biasanya digunakan multivitamin Previta Fish P yang dicampur dalam makanan buatan sendiri atau pemberian makanan berupa pelet buatan pabrik yang sudah mengandung vitamin. Untuk serangan penyakit tertentu yang mengakibatkan kematian ikan digunakan obat Khemy dengan dosis pengobatan 1,5 sendok teh yang dicampur dalam pakan buatan sendiri.

PANEN

Pada umumnya panen pada pembesaran ikan patin dapat dilakukan setelah 6 – 12 bulan pada saat ikan mencapai ukuran berat satu kilogram. Ikan patin yang dipelihara di karamba jaring apung dengan ukuran awal 5 inci membutuhkan waktu selama 6 – 8 bulan untuk mencapai ukuran satu kilogram. Sedangkan ikan patin yang dipelihara dengan sistem fence dengan ukuran awal 1,5 – 2 inci membutuhkan waktu selama 8 – 12 bulan untuk mencapai ukuran satu kilogram. Pemanenan dilakukan secara selektif karena pertumbuhan ikan tidak seragam.

Cara panen ikan patin adalah dengan menggunakan serok atau alat tangkap lainnya. Penanganan saat pemanenan harus hati-hati dan menghindari adanya luka karena dapat menurunkan mutu dan harga jual ikan. Penangkapan langsung menggunakan tangan sebaiknya tidak dilakukan karena tangan bisa terluka terkena patil atau duri sirip ikan. Untuk menjaga mutu ikan yang dipanen, sehari sebelum dipanen biasanya pemberian pakan dihentikan (diberokan). Ikan patin yang dipanen dimasukkan dalam wadah yang telah diisi dengan air jernih sehingga ikan tetap hidup dan tidak stress.

KENDALA PRODUKSI

Pada saat ini di daerah OKI belum ada UPR ikan patin dan produksi benih oleh UPR di Palembang belum mencukupi permintaan masyarakat Sumsel. Oleh karena itu benih ikan patin didatangkan dari Bogor dan daerah lain di Pulau Jawa. Walaupun keadaan transportasi cukup baik, namun keadaan ini dapat menjadi kendala di masa yang akan datang, yaitu harga benih menjadi lebih mahal dan jumlah pasokan benih sulit diprediksi, sehingga akan mempengaruhi usaha budidaya pembesaran ikan patin di daerah ini. Kendala lain yang dihadapi adalah usaha pembenihan ikan patin memerlukan biaya cukup tinggi karena usaha pembenihan memerlukan persyaratan teknologi budidaya tertentu. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah Pemerintah Daerah setempat bekerjasama dengan Balai Penelitian Perikanan Air Tawar di kecamatan Mariana dan dinas terkait, membantu pengadaan unit-unit pembenihan ikan patin.

Dalam budidaya ikan air tawar, pakan merupakan kebutuhan primer untuk mempercepat pertumbuhaan ikan. Ikan patin termasuk salah satu jenis ikan air tawar yang lahap dalam konsumsi pakan. Pakan buatan pabrik relatif mahal, sehingga masyarakat berusaha mengganti pakan pabrik dengan pakan buatan sendiri yang bahan bakunya diperoleh dari daerah sekitarnya. Masalahnya adalah dosis pakan buatan sendiri belum dapat dipastikan sesuai dengan kebutuhan ikan, sehingga efisiensi penggunaannya belum diketahui. Usaha yang perlu dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dilakukannya penelitian, penyuluhan dan pelatihan oleh pihak yang berkepentingan kepada para pembudidaya dalam pembuatan pakan buatan yang memenuhi syarat teknis budidaya dan secara ekonomis menguntungkan.

Oleh karena sistem fence baru berkembang dalam tiga tahun terakhir, maka kendala utama yang dihadapi oleh calon pembudidaya ikan patin yang akan memakai sistem ini adalah dalam hal : penguasaan teknik konstruksi fence; penguasaan manajemen pemeliharaan ikan patin; dan belum adanya informasi mengenai rencana lokasi lahan budidaya. Kendala teknik konstruksi dan manajemen pemeliharaan dapat diatasi apabila lembaga terkait aktif memberikan penyuluhan dan pelatihan ketrampilan kepada masyarakat calon pembudidaya. Lembaga terkait saat ini telah memberikan penyuluhan dan pelatihan, namun masih perlu ditingkatkan. Sedangkan kendala informasi dapat diatasi dengan keaktifan dua belah pihak yaitu Pemerintah dan calon pembudidaya untuk saling mencari dan menyebarluaskan informasi mengenai rencana peruntukan lokasi budidaya ikan patin. Ketepatan lokasi penting agar tidak merugikan seluruh pihak baik pembudidaya, pemerintah daerah maupun bank apabila proyek dibiayai oleh bank. Kerugian perlu dicegah karena budidaya ikan patin adalah usaha yang terkait erat dengan usaha pada sektor-sektor lain baik usaha-usaha disektor hulu maupun sektor hilir. Usaha ini mempunyai kaitan dengan sektor hulu karena:

  • dapat menghidupkan usaha penyediaan bahan baku lokal untuk pembuatan karamba dan fence serta peralatan perikanan
  • memanfaatkan limbah produk ikan olahan dan hasil sampingan industri kecil pengolahan hasil pertanian sebagai bahan baku untuk pakan ikan
  • menghidupkan usaha produksi dan jasa penyediaan benih dan saprokan lainnya.

Sedangkan di sektor hilir usaha ini dapat menghidupkan kegiatan ekonomi yang mencakup usaha sektor pedagangan ikan, usaha rumah makan/restoran, usaha transportasi dan pelayanan kredit perbankan. Sektor usaha budidaya ikan patin juga memberikan sumbangan bagi pemerintah daerah berupa Pajak Bumi dan Bangunan dan retribusi usaha budidaya ikan.

 

@

 

Taken from :bi.go.id

56 thoughts on “ASPEK PRODUKSI, BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN PATIN

  1. Salam Buat yang udah lelah membuat penjelasan diatas,
    Kami sangat berterima kasih atas penjelasan diatas dan sangat bermanfaat sekali bagi kami, kami menghargai sebesar-besarnya. penjelasannya detail sekali, mudah-mudahan dibalas oleh TUHAN dengan balasan yang sebesar-besarnya.
    terima kasih

    Hidup Pengusaha Patin…………

  2. Yang terhormat Penulis,

    Penjelasan Saudara penulis diatas sangat berguna sekali bagi saya yang sangat awam terhadap dunia perikanan kususnya ikan Patin,sehingga saya tertarik untuk membudidayakan mulai dari pendederan yang memanfaatkan pekarangan rumah dengan sistem bak kolam.Bersediakah saudara penulis menjelaskan yang berkaitan dengan Kontruksi dan dimensi bak,drainase,banyak tebar benih ?.

    Atas Penjelasannya saya ucapkan terimakasih.

  3. Assalamualaikum Wr. Wb

    Pertama sekali yang saya lakukan setelah membaca tulisan Penulis diatas adalah menyimpan / copy tulisan tersebut. MantaaaaP…!!! sangat berguna dan semoga ada manfaatnya bagi yang membaca, terutama yg berhasil mempraktekkannya.

  4. Assalamualaikum

    Saya pendatang baru dlm bidang ini. info yang anda berikan sangat bermanfaat bagi saya. terimakasih. Untuk info-info yang lain sangat saya tunggu sekali.

  5. Terima kasih !
    tulisannya sangat baik, terutama buat saya yang awam akan perikanan. dan ada pertanyaan : apakah ikan patin bisa dipelihara di kolam tembok dengan kedalaman air sekitar 2 m ?

  6. Assalamualaikum,
    Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada penulis dengan adanya tulisan saudara ini saya jadi tambah pengetahun selanjutnya saya mau mengajukan pertanyaan kepada penulis seputar ikan lele apa kelebihan dan kekurangan dari pemijahan secara alami dengan pemijahan dengan cara suntik dan lebih bagus mana bibit ikan hasil pemijahan suntik atau yang secara alami mohon penjelasan dari penulis terima kasih sebelumnya
    Wasallam…

  7. Buat Penulisnya…
    Maturnuwun telah berbagai Ilmu dan Wawasan….saya sangat terbantu mengenai budidaya ikan patin….semoga tulisan anda sangat bermanfaat buat yg lain…amin….
    ARY di SOLO

  8. assalamualaikum.
    hebat, tulisan yang bermanfaat, semoga dapat memajukan para pembudidaya ikan patin. Semoga Allah membalas dengan keberkahan dan menjadi amalan yang tidak putus. Saya mohon izin mengutip tulisan ini sebagai bahan ajar.
    Terimakasih.

  9. assalamualaikum.
    terima kasih atas tulisannya. mohon penjelasan dengan pemberian pakan pola pelet tersebut, berapa prosentase pakan yang jadi daging. Apakah bisa 100% atau bahkan lebih, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membesarkan benih 1 inci menjadi ukuran 700 gram.
    terima kasih. semoga menjadi amal sholeh buat bapak

  10. Saya punya kolam ukuran 7 x 18 x 1 meter, berapa banyak saya bisa melihara ikan patin ? berapa lama saya bisa memasukkan ikan pada kolam yang baru saya buat…..dan bagimana caranya
    terima kasih atas jawabannya …..

  11. saya tertarik dengan pembenihan ikan patin, satu pertanyaan untuk penulis yang akan sangat berharga bagi saya adalah apakah ada pengaruh kadar zat besi yang tinggi terhadap pembenihan ikan patin. Apakah dapat dilaksanakan pembenihan (pemijahan) ikan patin pada air dengan zat beri yang cukup tinggi ? mohon infonya. trims

  12. yth penulis…
    trimakasih untuk keterangan tentang pemeliharaan ikan patinnya dengan berbagai metode pemeliharaan….. tapi saya koq belum menemukan sistem pengangkutan ikan patin yah…?soalnya saya sedang memerlukan informasi itu untuk mengangkut patin dengan kepadatan yang tepat agar ikan tidak stress….penting juga lho buat yg mau usaha patin supaya aman saat mendatangkan benih…..

  13. bagus juga nih pembahasannya…
    kalo boleh tahu benih untuk pembesaran dapat dibeli dimana ya…kebetulan saya tinggal di daerah dekat bogor….kalo ada di bogor, tempatnya dimana ya ?
    terima kasih..

  14. satu pertanyaan saja mohon penjelasan. apkah bisa dibudidayakan secara minimalis dibelakang halaman rumah misalnya. berapa persyaratan luas minimalnya.
    terimakasih.

  15. Assalammuallaikum Wr. Wb

    Malam,wah saya bacanya bingung hehehe,maklum anak remaja!^^

    o y saya mau tanya tentang budidaya patin,yaitu :

    1. Cara membedakan laki perempuan gimana y?
    2. Berapa hari ikan tumbuh dan bertelur?
    3. Apa kalau bertelur harus di pisahin dari patin yang lain?

    mungkin cuma itu aja, jawaban bisa di kirim ke almymcr@yahoo.com

    mohon bantuannya ya!! Sukses pengusaha ikan patin 😀

  16. Maaf numpang jualan bagi rekan-rekan yang membutuhkan bibit patin mulai dari ukuran 1 inc s/d 5 inc kami siap untuk mensupplay baik dalam jumlah sdikit ataupun banyak, yang pasti harga sangat murahh sekali……
    dan bagi yang berminat bisa menghubungi di…..081381133324….
    terima kasih………

  17. Thx’s y atas infonya… Sya pnya kolam di jaring apung stlh td sya bca info di atas trnyta kndla yg paling sulit adalah pas prubahan cuacunya….trs gimana cara mengatasi ikan patin biar bisa bertahan dalam prubahan cuaca ini…? Mahon jawaban kirim lewat email ke adam_malikan@yahoo.com Thx’sm

    1. salam kenal semua,saya juga udah mulai pelihara patin sejak mei ,udah lumayan ,,senang sekali bila ada komunikasi antar penggemar dan praktisi,saya di palembang,skala pemeliharaan lumayan ,sdh produksi sendiri pelet apung melayang dg protein 30%,lemak 6% dan serat 8%,harga jual 3300/kg,kapasitas saya produksi 600kg /hari yang minat dapat kontak saya ,terutama yg di wilayah sumsel,salam,

  18. Mudah2an “IKAN MANIA” bisa menjadi forum yg baik untuk para pembudidaya IKAN PATIN sebagai sarana tanya jawab.
    Maaf sekedar untuk informasi, sy ingin memasarkan bibit ikan patin
    uk 1’5″ hrg Rp 110/e dan uk 1,5″ Rp 175/e.
    Wilayah pembenihan berada di Kranggan, Bekasi. Kapasitas produksi 200rb-300rb benih/bln. Terima kasih untuk “IKAN MANIA”. SUKSES selalu.

  19. Salam hangat,
    saya baru menemukan blog ini yang sudah lama saya cari dengan penjelasan seperti di atas,karena saya tertarik untuk belajar cara budidaya ikan patin skala rumahan.
    Saya ingin tanyakan masalah modal awal kira kira berapa untuk pembesaran sekala rumahan dengan luas tanah 15×3,m/2, dan syarat apa saja yang harus di persiapkan untuk memulai pemeliharaan ikan patin dari nol hingga panen.
    Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.

    salam…..SUPRI..bogor
    email. supriclub@yahoo.com

  20. daya tertarik ingin berternak iksn psatin untuk pemula bagaiman cara berternak ikan yang sukses .terus bagaimana cara membuat proposaalnya ,bolekah saya kirimkan satu bundel contoh proposal dan k.Daya juga ingin bermitra dengan para pengusaha ikan patin yang sukses . mohon kirimkan ke email saya; nandangfachrurozie@rocketmail.com

  21. saya tertarik ingin bertenak ikan patin khususnya untuk pemula bagaimana cara beternaik ikan yang baik dan benar ,terus bagimana cara membuat proposalnya .Bolehkah saya mintas dikirimkan satu bundel contoh proposalnya dan selai itu saya ingin bermitra dengan para perternakan ikan patin yang sudah berkembang ,mohon kirim kan alamatnya ke email nandangfachrurozie@rocketmail.com

  22. Budi daya ikan patin saat ini memang bagus daripada gurami, ikan patin adalah ikan yang tahan banting,,kuat,, dibandingkan dengan ikan gurami mudah stress dan gampang mati,,, namun harga ikan patin saat ini di Jombang jawa Timur sekitar Rp.9.500 perkg. di bandingkan dengan ikan gurami Rp.17.000/kg nya tapi gampang mati. dan lama pemeliharaannya sama hampir 1 tahun untk mencapai ukuran 500-700 ons, dengan stok pelet 1 bulan 60kg = 300.000 x 12 (1 tahun) 3.600.000,- (2000 ekor patin, 500 ekor patin berat mencapai 300 kg, x 4=1,2 ton (1200 kg x 9,500= Rp.11.400.000-3.600.000(pakan) =7.800.000-400.000 (bibit)=7.400.000 bersih pertahun untuk 2000 ekor

  23. Terima kasih kepada penulis, yang mau menyampaikan ilmu yang bermanfaat ini. mohon informasinya, kalau pakai pakan buatan pabrik kadar proteinnya minimum berapa %?

    Thx

  24. kami ingin mengembangkan budidaya ikan patin barang kali yang di daerah jombang ada yang mempunyai bibit patin yang bagus mohon hub kami : hakim 085735585900 atas sarannya terima kasih u/ pak waskito kalou bole tahu posisi di mana ? kami mau belajar budidaya ikan partin………….

  25. saya pernah ke tempat pembenihan ikan patin di balai penelitian ikan air tawar subang jawa barat nah ada manipulasi suhu ruangan dengan pemasangan beberapa terpal plastik apakah untuk pembesaran larva membutuhkan suhu ruangan tertentu..??

  26. gan.. kalo pembesarannya lewat kolam semen dengan luas 7×8 m itu memerlukan berapa ekor ikan dan pembesaraanya kira2 memakan waktu berapa bulan..???
    terima kasih gan.. mohon di balas..

  27. terimakasi atas penjelasan yg panjang lebar dr penulis kebutulan yg ditulis itu adalah ternak ikan yg berada di daerah sy yaitu kab;Oki saya disini jg sy ingin bertanya : apakah ada obat/vitamin utk ikan patin untuk memperpendek usia panen dan bobot ikan tetap maksimal

  28. terima kasih informasinya lengkap,akan tetapi masih ada satu hal masalah pemasaran .tntunya teman2 semua ingin sekali mengetahuinya

  29. saya sangat berminat untuk mengembangkan budidaya ikan pain ini, saat ini saya sedang membuat analisa teknis pembudidayaan, analisa kelayakan serta analisa dampak lingkungannya. adapun lahan yang disediakan sebesar 500 ha. minta dukungannya.

  30. usaha ikan patin memang menjanjikan,saya punya 15 kolam di waduk saguling dan saya tanam 2 ton ikan patin berupa sangkal dgn pakan berupa ampas roti.modal saya bibit 19jt,pakan/bln 700rb.pada panen pertama saya menghasilkan total 56 jt.skrg saya ingin mengembangkan usaha saya.kalau saudara ada yg ingin tukar informasi hub no hp saya 081322860689

  31. sebagai pengusaha pembesaran ikan patin saya sangat apresiasi penulisan artikel ini.semoga makin bnyk yg berminat mengembangkan budidaya dan usaha ikan patin ini.

  32. informasi tuk yg berminat ingin pnya tempat di sukamandi – ciasem – subang, khususnya untk budidaya benih patin, ada yg mau jual hipop farm/hecry ( rumah ikan) dgn kapasitas 35 bak, produksi rata 300 rb. s/d. 400 rb/ panen, luas tnah 660 M2, Bs hub. 0852 2085 6157 – 0819 0942 4957

  33. Saya melepas ikan pati kekolam terpal setelah sebulan dikolam pendederan, dan kolam terpal tsb saya kasih pupuk Urea, sebanyak 1kg, dan itu berlangsung selam 5 hari, dan bibit Patin yang ada dikolam p[endederan Saya lepas ke Kolam pembesaran yang dikasih pupuk sebagaiman yang Saya terangkan diaatas td, dua hari berlangsung seluruh bibit patin saya itu Mati ( 2000 Ekor ) dimanakah salah saya?, apakah gara-gara Pupk itu atau bagaimana dan juga selama penederan Saya kasih makan Pelet Bubuk, akan tetapi pelet tsb cepat sekali terbenam di Air,sehingga daya serapnya kecil tolong Komentari masalah Saya ini, terima kasih

  34. UD. NABILA FARM

    Kami petani ikan air tawar dari Sleman-Yogyakarta yang sudah berpengalaman, menyediakan segala macam bibit ikan air tawar unggul dan bermutu tinggi. Melayani pengiriman keluar kota dan luar pulau.
    Bibit yang kami hasilkan adalah bibit berkualitas, telah terbukti dengan penanganan yang baik dan benar bibit hasil dari produksi kami dapat berkembang dengan baik dan cepat pertumbuhannya. Berikut kami informasikan data dari tempat usaha pembibitan kami :

    Komoditas : PATIN, BAWAL, MAS, TAWES, GRASCAP, NILA, GURAMI
    Sistem : Intensif
    Pengangkutan : Dikemas plastic polyteline dalam kotak styrofoam penahan panas
    Kota tujuan : Seluruh Indonesia

    KAPASITAS PENGIRIMAN / BOX :
    BAWAL ukuran ¾ inci = 7000 ekor, 1 inci = 6000 ekor, 1 inci up = 5000 ekor
    PATIN ukuran 1 inci – 1 inci up = 6000 – 7000 ekor
    IKAN MAS ukuran 2-3 = 6000 ekor, 3-4 = 5000 ekor, 3-5 = 4000 ekor
    TAWES ukuran 2-3 = 6000 ekor, 3-5 = 5000 ekor
    GRASKAP ukuran 2-3 = 6000 ekor, 3-5 = 5000 ekor
    NILA ukuran larva = 50.000, 2-3 = 6000 ekor, 3-5 = 5000 ekor, 4-6 = 4000 ekor
    GURAMI ukuran telur = 50.000, 2-3 = 6000 ekor, 3-4 = 5500 ekor, 3-5 = 5000 ekor, 4-6 = 4000 ekor, 5-7 = 3000 ekor, Jempol = 1250 ekor
    Untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya pengambilan langsung ke kolam kami minimal 1000 ekor benih.

    Informasi harga murah berkwalitas silahkan contak person Andy 085753563403 / 081227354545, kunjungi blog kami di http://www.abenih.blogspot.com atau datang langsung ke lokasi pembibitan kami di Jl.Kaliurang Km 13,5 Sleman – Yogyakarta (10 meter selatan dealer Honda AHASS)
    Datang…Lihat dan tentukan yang terbaik bagi anda.

Leave a comment