Robot Ikan Mampu Mengenali Kerumunan Ikan


TERCETUSNYA ide pembuatan robot ikan bukan hanya dari keinginan meniru pola perilaku hewan seperti yang dilakukan robot lain seperti robot anjing, laba-laba, belalang, atau ular. Tetapi juga merupakan bagian dari proyek kendaraan bawah air (underwater vehicle) yang bertujuan mencari pengganti pendorong baling-baling yang bising dengan pendorong alternatif berupa sirip ekor ikan yang relatif tidak bising.

Perkembangan kendaraan bawah air berpendorong sirip ikan ini merupakan topik menarik. Bukan hanya bagi dunia pendidikan tetapi juga bagi kepentingan militer seperti untuk eksplorasi kekayaan bawah laut dan pemantauan wilayah lautan dengan wahana tanpa awak (unmanned).

Penelitian robot ikan merupakan projek pengembangan robot ikan pertama di Institut Teknologi Bandung (ITB). Penelitian pertama ini dilakukan Yeffry Handoko Putra, promovendus yang juga staf pengajar Unikom yang mendapatkan beasiswa Sandwitch DIKTI untuk studi Banding ke Universitas Essex, Colchester UK selama tiga tahun di bidang sensor robot ikan. Hasilnya, berupa disertasi yang berjudul “Pengembangan Robot Ikan dengan Kemampuan Mengenali Kerumunan Ikan Lain”. Tulisan berikut semacam ringkasan disertasi yang disampaikan pada sidang doktor di ITB Bandung beberapa waktu lalu. Continue reading “Robot Ikan Mampu Mengenali Kerumunan Ikan”

Selama Seribu Tahun Terus Diburu dan Dibantai Ikan Paus Terancam Punah


“Laa ilaaha illaa anta, subhaanaka inni kuntu minadh dhaalimin” (Tidak ada Tuhan yang benar disembah, hanya Engkaulah ya Allah, Maha Suci Engkau, aku adalah orang yang selalu berbuat zalim pada diriku).

Begitulah Nabi Yunus a.s. bermunajat selama tiga hari tiga malam dalam perut ikan nun dalam kegelapan malam di kedalaman lautan. Ia dilemparkan ke laut oleh para penumpang kapal karena dianggap orang pembawa sial akibat terjadinya badai di lautan yang memprorakporandakan seluruh isi kapal. Atas kehendak Allah SWT, seekor ikan nun datang menyelamatkannya dengan cara menyambar dan menelan Yunus ke dalam perutnya. Dan akhirnya atas kehendak Allah, pada hari ketiga ia dimuntahkan ke daratan. Subhanallah!

Nun adalah Ikan besar yang menyelamatkan Nabi Yunus a.s. Menurut tafsir para ulama, nun diduga sejenis ikan paus biru. Ikan raksasa jenis ini sudah hidup beribu-ribu tahun jadi penghuni samudra bebas di seluruh dunia. Sebagai perbandingan untuk melihat betapa besarnya ikan paus dewasa, panjang tubuhnya rata-rata antara 36-60 meter, lebar tubuh depan antara 20-25 meter. Sementara berat massa badannya diperkirakan 180 ton. Para nelayan maupun ilmuwan mengalami kesulitan pada penimbangan berat badan karena tidak ada timbangan yang mampu menimbang langsung tubuhnya yang cukup besar. Continue reading “Selama Seribu Tahun Terus Diburu dan Dibantai Ikan Paus Terancam Punah”

Air Laut untuk Jet Tempur


Menipisnya bahan bakar konvensional dan peningkatan suhu udara, dua isu yang sedang hangat, membuat para ahli kimia Angkatan Laut Amerika Serikat mengumumkan penelitian mereka. Para peneliti tersebut berupaya menciptakan bahan bakar pesawat tempur dari air laut. Pihak Laboratorium Penelitian Angkatan Laut (Naval Research Laboratory) menyatakan, penciptaan energi dari air laut dilakukan dengan memisahkan karbon dioksida dari air laut dan mencampurnya dengan hidrogen yang diambil dari molekul air. Salah seorang peneliti, Robert Dorner mengatakan, “Angkatan laut bekerja di laut, dan mereka butuh bahan bakar. Air laut mengandung CO2 (karbon dioksida) dan hidrogen. Kedua gas itu bisa diubah menjadi bahan bakar dengan proses kimia Fischer-Tropsch yang menghasilkan beberapa jenis zat kimia seperti gas metana, lilin, dan gas sintesis. Namun, karena teknologinya masih mahal, seorang ilmuwan dari Sherbrooke University, Kanada, Jean-Michel Lavoie mengatakan kelayakan ekonomis dari metode itu perlu diuji kembali. Akan tetapi, Lavoie mengatakan ide itu menarik karena tidak menggunakan air tawar yang dibutuhkan manusia, dan jumlah air laut yang melimpah.

Pikiran Rakyat, 01 Oktober 2009

Categories AIR

Bahan Bakar dari Ikan Hiu


KAWASAN Greenland hingga saat ini, masih menjadi habitat terbesar bagi sejumlah spesies ikan hiu yang ada di bumi. Akan tetapi, populasi ikan hiu tersebut menjadi masalah tersendiri bagi pulau tersebut. Banyaknya jumlah ikan hiu yang ada di kawasan itu, tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh nelayan, bahkan dinilai sangat menggangu. Untuk dikonsumsi sebagai bahan makanan pun, hanya bagian tertentu saja yang bisa dimanfaatkan. “Hiu adalah predator terbesar yang memakan hampir semua komunitas di laut, bahkan tak jarang ikan hiu merusak jaring nelayan,” kata Ketua Asosiasi Nelayan Greenland, Leif Fontaine yang mengeluhkan keberadaan ikan hiu di wilayahnya. Namun, ilmuwan mencoba untuk mengembangkan terobosan baru untuk memanfaatkan potensi ikan hiu yang ada di Greenland. Salah satunya, adalah pengembangan bahan bakar (biofuel) dari bahan ikan hiu. Para Ilmuwan di Arctic Technology Centre (ARTEK) di Sisimiut, sebelah barat Greenland sedang melakukan uji coba pembuatan biofuel yang berasal dari minyak yang terdapat pada ikan hiu. Minyak yang dihasilkan dari daging hiu akan diproses menjadi biogas. Menurut Marianne Willemoes Joergensen, projek pengembangan itu akan dikembangkan bekerja sama dengan Fakultas Teknik University of Denmark dan akan dipusatkan di wilayah Uummannaq, barat laut Greenland. “Potongan daging ikan hiu yang sering terbuang akan dicampur bersama alga dan air sisa-sisa pencucian ikan untuk dijadikan biofuel,” katanya. Nantinya, biofuel yang berasal dari hiu itu diharapkan mampu menyokong tiga belas persen kebutuhan energi di desa Uummannaq yang dihuni sekitar 2.450 orang.

Pikiran Rakyat, 06 Agustus 2009

Sebagai Penghasil Listrik Energi Gelombang Laut


Salah satu potensi laut dan samudra yang belum banyak diketahui masyarakat umum adalah potensi energi laut dan samudra untuk menghasilkan listrik. Negara yang melakukan penelitian dan pengembangan potensi energi samudra untuk menghasilkan listrik adalah Inggris, Prancis dan Jepang.

Secara umum, potensi energi samudra yang dapat menghasilkan listrik dapat dibagi kedalam 3 jenis potensi energi yaitu energi pasang surut (tidal power), energi gelombang laut (wave energy) dan energi panas laut (ocean thermal energy). Energi pasang surut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan air laut akibat perbedaan pasang surut. Energi gelombang laut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya. Sedangkan energi panas laut memanfaatkan perbedaan temperatur air laut di permukaan dan di kedalaman. Meskipun pemanfaatan energi jenis ini di Indonesia masih memerlukan berbagai penelitian mendalam, tetapi secara sederhana dapat dilihat bahwa probabilitas menemukan dan memanfaatkan potensi energi gelombang laut dan energi panas laut lebih besar dari energi pasang surut. Continue reading “Sebagai Penghasil Listrik Energi Gelombang Laut”

Categories AIR

Kotoran Ikan Sehatkan Lautan


Hewan apa yang paling banyak hidup di lautan? Jawabnya tentu ikan. Menurut para ilmuwan, ternyata ikan pula yang menentukan baik tidaknya kualitas air laut. Kotoran ikan ternyata dapat mengendalikan siklus karbon di air laut sehingga tahan terhadap perubahan iklim. Populasi ikan menghasilkan kotoran yang mengandung karbon anorganik kalsium karbonat dalam kadar tinggi yang bermanfaat untuk mengendalikan keasaman air laut. Selain mengendalikan keasaman, kalsium karbonat yang berwujud putih seperti kapur juga berguna untuk mendukung ekosistem laut dan pembentukan terumbu karang. “Senyawa tersebut membantu pengendalian jumlah karbon dioksida yang diserap lautan dari atmosfer pada masa depan,” ujar Villy Christensen dari University British Columbia yang melaporkan penelitiannya dalam jurnal Science teranyar seperti dilansir Reuters. Selama ini, sumber kalsium karbonat hanya diketahui berasal dari organisme renik plankton. Namun, ternyata kotoran ikan menyumbang 3-15 persen kalsium karbonat di laut atau sekitar 110 juta ton per tahun. Itu pun baru populasi bony fish, sekelompok ikan yang tubuhnya bertulang keras. Bony fish mewakili 90 persen populasi ikan di samudra. Hiu dan pari tidak masuk kelompok ini. “Populasi bony fish yang diperkirakan antara 812 juta hingga 2 miliar ekor menekan dampak perubahan iklim melalui siklus karbonnya,” ujar Christensen. Karena dampak perubahan iklim terus meningkat, peranan ikan akan semakin besar dalam mengendalikan siklus kimia lautan di masa depan.

Pikiran Rakyat, 22 Januari 2009

Ikan Sama Cerdasnya dengan Tikus


PENELITI St. Andrews University, Skotlandia, berhasil membuktikan ikan merupakan binatang yang cerdas melalui sebuah penelitian baru-baru ini. Kecerdasan binatang yang hidup dalam air ini sama dengan mamalia. Penelitian itu menggunakan ikan mas air tawar sebagai objek penelitian. Seorang anggota peneliti, Dr. Mike Webster mengatakan, ikan akan menjadi sangat cerdas jika berada dalam keadaan bahaya atau kondisi terancam. “Penelitian ini membuktikan ikan sama cerdasnya dengan tikus,” ujar Dr. Webster. Hasil penelitian menggambarkan bagaimana tingkah laku ikan menghadapi pemangsa/predator dengan menggunakan teknik shared learning. Teknik itu memperlihatkan seekor ikan mengadopsi dan belajar dari tingkah ikan lain untuk menghindari pemangsa, namun ketika ancaman telah hilang maka ikan bergerak sesuai keinginan sendiri. Dr. Webster menambahkan, percobaan itu memberikan gambaran jelas bagaimana seekor ikan mampu meningkatkan kecerdasan untuk membuat keputusan jika berada dalam ancaman. “Ikan lain juga memiliki kemampuan yang sama dalam melihat tingkah laku sesamanya,” ujarnya. Kendati demikian, ia mengatakan penelitian itu akan terus dikembangkan untuk mengetahui lebih jauh tingkat kecerdasan ikan.

Pikiran Rakyat, 04 September 2008

Minyak Ikan Cegah Kebutaan


HASIL sebuah riset menunjukkan mengonsumsi makanan yang kaya akan kandungan asam lemak omega-3, seperti minyak ikan ternyata dapat mambantu menghindari risiko gangguan penglihatan. Tinjauan riset para ahli Australia menyatakan omega-3 dapat menekan risiko seseorang menderita gangguan penglihatan degeneratif yang disebut age-related macular degeneration (AMD) hingga 30 persen lebih. Namun, peneliti sama sekali tidak menganjurkan setiap orang untuk banyak mengonsumsi omega-3 jika hanya ingin terhindar dari ancaman ini. Seperti dimuat dalam jurnal The Annals of Ophthalmology, AMD merupakan kondisi memburuknya penglihatan secara progresif dan tidak bisa diperbaiki akibat penipisan dan pendarahan di sekitar macula atau daerah pusat retina mata. Penderita AMD, yang kebanyakan berusia 60 tahun ke atas, biasanya kehilangan kemampuan untuk melihat secara detail. Sejumlah penelitian selama ini kerap menghubungkan asam lemak omega-3 dengan beragam manfaat kesehatan.

Continue reading “Minyak Ikan Cegah Kebutaan”

Mengapa Ikan Mati Mengambang di Air?


IKAN hanya bisa hidup dalam habitat air. Ini semua karena sistem pernapasan ikan yang berbeda dengan manusia atau makhluk hidup lain. Jika manusia menggunakan paru-paru, ikan menggunakan alat khusus bernama insang untuk mendapatkan oksigen. Insang hanya bisa bekerja di dalam air. Jika ikan diangkat dari air, insang tak mendapatkan oksigen, dan ikan pun mati. Meski demikian, terdapat beberapa jenis ikan yang memiliki dua alat pernapasan sekaligus.

Pertanyaan lainnya adalah, jika selama hidupnya ikan selalu berada di dalam air dan hanya sekali-kali muncul di permukaan, mengapa ketika mati, tubuh ikan mengambang di atas permukaan air? Continue reading “Mengapa Ikan Mati Mengambang di Air?”

Apakah Ikan Tidur?


SEBAGIAN di antara kita sering kali tergelitik oleh pertanyaan, apakah sepanjang hidupnya ikan pernah tidur? Jika memang ya, lantas bagaimana mereka bisa tidur, mengingat selama hidupnya mereka harus berada di dalam air?

Pada dasarnya, setiap makhluk hidup harus beristirahat dan tidur. Demikian juga dengan ikan. Jika tidak, ikan bisa menjadi lemah dan bahkan mati. Meski demikian, terdapat perbedaan antara tidur ikan dan manusia, termasuk cara, kapan, dan berapa lama ikan-ikan harus tidur. Saat tidur, ikan juga tidak bisa menutup matanya karena memang tidak punya kelopak mata. Kesamaannya hanya pada kebutuhan akan tempat yang aman dan nyaman. Biasanya, ikan tidak tidur di tempat tertentu, misalnya di sarang. Ikan bisa tidur di sebarang tempat, asalkan cocok.

Jika kebetulan di rumah punya akuarium dengan ikan mas atau minow di dalamnya, perhatikanlah saat ikan-ikan tersebut diam tak bergerak di dasar akurium pada malam hari. Itulah cara ikan mas dan minow tidur. Mereka beristirahat di malam hari, berbeda dengan serowot yang tidur pada siang hari dan aktif pada malam hari. Continue reading “Apakah Ikan Tidur?”

Ikan Tropis Dapat Hidup Berbulan-bulan tanpa Air


PENELITIAN ilmuwan AS mengungkapkan, ikan tropis yang hidup di rawa-rawa ternyata bisa bertahan hidup berbulan-bulan tanpa air. Salah satu jenis ikan tersebut adalah mangrove rivulus (Rivulus marmoratus) yang hidup di rawa-rawa berbakau sepanjang Benua Amerika.

Begitu musim paceklik tiba dan air menyusut, tak jarang ikan yang hanya dapat tumbuh hingga ukuran 7,5 centimeter ini terjebak di rongga batang pohon yang dibuat serangga, tempurung kelapa, bahkan kaleng bekas. Mereka hidup bergerombol dalam lubang tanah dan bernapas menggunakan kulitnya daripada insangnya.

Berbeda dengan sebagian besar ikan yang bernapas dengan insang, mangrove rivulus bernapas dengan kulit. Ketika habitat mulai mengering, mereka bersembunyi dalam lubang-lubang tanah, bahkan tempurung kelapa atau kaleng minuman. Dalam persembunyian, ikan-ikan tersebut bernapas dengan kulit dan mampu hidup berbulan-bulan tanpa air. Setelah hujan tiba dan air kembali menggenangi habitat, mereka keluar dari persembunyian dan hidup layaknya ikan biasa. Continue reading “Ikan Tropis Dapat Hidup Berbulan-bulan tanpa Air”