Jaring Apung Budidaya Ikan Mas

Reporter : Fella Sumendap, Yadi Supyandi
Juru Kamera : Medi Kuswadi
Penyunting Gambar : Wahyu Indra Rukmana
Lokasi : Purwakarta, Jawa Barat
Tayang : Kamis, 17 April 2008 Pukul 12.30 WIB

indosiar.com, Purwakarta – Waduk Jati Luhur, Purwakarta, Jawa Barat, merupakan tempat yang sangat potensial untuk budidaya ikan air tawar, salah satunya ikan mas. Budidaya ikan mas banyak dilakukan petani ikan disini karena pasarnya tidak pernah sepi, dan harganya relatif stabil di pasaran.

Di Waduk Jati Luhur ini terdapat sekitar 400 petani yang melakukan budidaya ikan air tawar, yang tergabung dalam himpunan koperasi petani ikan jati luhur. Waduk Jati Luhur dapat dicapai dari Jakarta melalui jalan Tol Cipularang. Keluar di Pintu Tol Sadang, lalu mengambil arah ke Jati luhur.

Begitu memasuki kawasan Waduk Jatiluhur, pemandangannya sangat indah, dengan hamparan air yang bening di kaki Gunung Sembung. Untuk melihat budidaya ikan mas di Waduk Jatiluhur, saya menemui Haji Darwis, yang telah menekuni usaha budidaya ikan air tawar di kawasan ini sejak 14 tahun lalu.

Saya kemudian diantar menemui Haji Darwis dengan berjalan kaki. Kebetulan pak Haji Darwis sedang berada di tempat peristirahatan di tepi waduk. Lokasi budidaya ikan mas milik Haji Darwis berada di tengah waduk. Untuk mencapainya harus menggunakan perahu bermotor.

Perjalanan menuju lokasi jaring terapung ditengah waduk terasa menyenangkan. Pemandangan alam yang asri, dan hamparan jaring terapung di sekitar waduk, semakin menambah indah suasana. Yang terasa sedikit mengganggu kenyamanan adalah teriknya sinar matahari di tengah waduk. Apalagi perahu yang saya tumpangi tidak menggunakan penutup untuk menghindari sengatan sinar matahari.

Lokasi jaring terapung milik Haji Darwis terletak sekitar 10 kilometer ditengah waduk. Setelah melakukan perjalanan sekitar 40 menit, akhirnya kami sampai di jaring terapung milik Haji Darwis. Disinilah Haji Darwis melakukan budidaya ikan mas. Ditempat ini dia memiliki lebih dari 50 kolam jaring terapung, tempat pembesaran ikan mas.

Saat saya datang, kebetulan bertepatan dengan jadwal pemberian pakan ikan. Saya pun ikut bersibuk ria, menebarkan pelet ke tengah kolam. Suasana menjadi riuh, karena ikan naik ke permukaan saat diberi makan. Pemberian pakan dilakukan 6 kali sehari. Setiap hari diperlukan sekitar satu kwintal pelet untuk makanan ikan mas di kolam jaring terapung ini.

Jaring terapung disini berukuran 7 kali 14 meter. Setiap jaring terapung bisa ditebar 15 ribu sampai 25 ribu ekor benih ikan mas. Habitat ditengah Waduk Jatiluhur memang sangat disukai ikan mas. Cuacanya yang cukup panas, sangat cocok untuk lokasi pemeliharaan ikan mas.

Petani ikan disini melakukan budidaya ikan air tawar secara tumpang sari. Ikan mas ditebar di kolam utama, sedangkan ikan nila dan ikan patin ditebar di jaring terapung di pinggir kolam, dengan menggunakan jaring ganda.

Ikan mas dipanen setelah berusia 3 bulan. Ikan yang paling laku di pasaran, yang terdiri dari 4 ekor untuk setiap kilogram.

Di kolam ini, setiap kali panen dapat diperoleh sekitar 2 ton ikan mas. Ikan mas produksi Waduk Jatiluhur ini dipasarkan ke wilayah sekitar Jawa Barat dan Jakarta. Harganya berkisar 12 ribu hingga 18 ribu rupiah per kilogram.

Ikan mas produksi Waduk Jatiluhur memiliki kelebihan tersendiri. Rasa dagingnya lebih lezat karena tidak berbau Lumpur. Ikan mas dapat diolah dengan berbagai cara. Yang paling mudah dengan dibakar. Ikan dibersihkan lalu diberi sedikit bumbu dan dibakar.

Jaring terapung ditengah waduk disini umumnya memiliki saung tempat beristirahat. Nah di saung inilah saya bersama pak Haji Darwis menikmati ikan mas baker. Rasanya memang lezat, karena ikan yang diolah masih segar, baru diambil dari kolam.

Kini saatnya kembali ke tepi waduk. Perjalanan kembali dilakukan dengan perahu bermotor. Waduk Jatiluhur memang memberikan berkah bagi masyarakat sekitar. Selain digunakan untuk pembangkit listrik, juga dapat dijadikan tempat budidaya ikan air tawar. (Helmi Azahari/Dv/Sup).

dari : indosiar.com