Spesies Prasejarah Ditemukan di Kedalaman Great Barier Reef


Beberapa ilmuwan Australia menemukan kehidupan laut prasejarah yang aneh pada ratusan kilometer di bawah “Great Barrier Reef”, dalam satu misi yang tak pernah dilakukan sebelumnya untuk mendokumentasikan spesies yang terancam akibat pemanasan samudra. Berbagai makhluk purba seperti ikan hiu, ikan raksasa yang mengandung minyak ikan, kumpulan hewan berkulit keras, dan spesies cumi-cumi primitif yang hidup di dalam tempurung yang disebut nautilus termasuk di antara kehidupan mempesona yang ditangkap oleh kamera yang dikendalikan dari jauh di Osprey Reef.

Pemimpin peneliti Justin Marshall, Kamis (15/7), mengatakan, timnya juga telah menemukan beberapa spesies ikan yang tak dikenal, termasuk “ikan hiu prasejarah enam-insang”. Temuan itu berkat penelitian menggunakan kamera khusus yang sensitif terhadap cahaya suram dan dirancang untuk menjaring dasar samudra. “Sebagian hewan yang telah kami saksikan adalah jenis yang kami perkirakan, sebagian lagi tak kami duga, dan sebagian hewan itu belum kami identifikasi,” kata Marshall, dari University of Queensland.

“Ada ikan hiu yang benar-benar tidak kami duga, yang mirip ‘false cat shark’, yang sungguh-sungguh memiliki sirip belakang yang aneh,” kata Marshall sebagaimana dikutip oleh kantor berita Prancis, AFP. Tim tersebut menggunakan kepala tuna di ujung tongkat untuk menarik perhatian semua hewan itu, yang hidup jauh di bawah jangkauan cahaya. Continue reading “Spesies Prasejarah Ditemukan di Kedalaman Great Barier Reef”

Uniknya Ikan Pra Sejarah di Kedalaman Dasar Laut


Begitu banyak makhluk hidup di dunia ini yang belum terungkap kehidupannya. Belum lama ini, ilmuwan Australia berhasil menemukan ratusan makhluk hidup prasejarah berwujud aneh yang belum pernah dilihat sebelumnya.

Makhluk itu ditemukan ribuan meter di kedalaman laut di bawah Great Barrier Reef di Australia. Di antara temuan itu misalnya, seekor ikan hiu kuno, kawanan krustacea, ubur-ubur, dan berbagai jenis ikan lainnya. Kamera kontrol yang diterjujnkan di kedalaman laut itu menangkap keindahan makhluk ciptaan Allah SWT itu.

republika.co.id, 25 November 2010

Probiotik Pacu Pertumbuhan Ikan Gurami


PERCAYA atau tidak, kebutuhan ikan gurami di Yogyakarta mencapai enam ton tiap hari. Sayangnya, dari jumlah itu hanya separonya saja yang bisa disuplai oleh petani gurami dari Kota Pelajar. Selebihnya masih mendatangkan dari Tulungagung dan Blitar.

Kondisi tersebut terjadi karena banyak pusat kuliner baru. Tentunya hal itu menjadi prospek bagus bagi para petani ikan gurami.
’’Saya ambil gurami dari kolam petani dengan harga Rp 20.000-Rp 21.000/kg. Itu disesuaikan dengan standar harga pemasaran di Jakarta.

Kalau di bawah harga itu kasihan petani, tujuan kita kan sejahtera bersama-sama petani. Pola plasma yang fair saya kembangkan bersama petani,’’ papar Galih Adi W, salah satu pengepul gurami terbesar di Yogyakarta.

Himawas Atasasih, pemilik HMPS di Jl Sutijap 23 Wates, Kulonprogo menambahkan, hasil panen gurami di kolam petani saat ini kualitasnya makin baik. Indikasinya antara lain pertumbuhan ikan cepat sehingga dapat segera panen, ikan seragam, dan tidak bau lumpur atau tanah.

Menurutnya, semua kelebihan gurami produksi Kulonprogo karena petani sudah mulai terbiasa memakai probiotik dicampur pakan. Misalnya, probiotik RajaGrameh, RajaLele, MasterFish, SPF atau Nature yang mudah diperoleh di toko pakan ternak. Dengan campuran probiotik dan pelet membuat metabolisme dan pencernaan ikan sempurna. Sebagian besar, 90% pakan yang masuk ke tubuh akan menjadi daging ikan.

Dia sendiri menceritakan pengalamannya, ada dua probiotik yang bisa dimanfaatkan petani gurami untuk mendongkrak hasil kolamnya. Pertama, probiotik untuk menggemburkan dasar kolam sekaligus memelihara kualitas air seperti Nature atau Super Plankton. Probiotik ini cukup diguyurkan ke air kolam pada pagi hari setiap dua minggu sekali supaya air selalu sehat, tidak blooming dan penuh dengan plankton sebagai pakan alami. Continue reading “Probiotik Pacu Pertumbuhan Ikan Gurami”

Cara Ikan Kakatua Bertahan dari “Nyamuk Laut”


Manusia membuat obat nyamuk, alat setrum nyamuk, hingga krim anti-nyamuk untuk bertahan terhadap aksi serangga penghisap darah dan pengganggu tidur itu. Di dalam air ternyata ada juga penghisap darah yang menyerang ikan atau sering disebut “nyamuk laut”. Namun, ikan jenis tertentu memiliki cara yang berbeda untuk mempertahankan dirinya dari “nyamuk laut”, yaitu dengan mensekresikan lendir atau mukus.

Ikan yang memiliki cara adaptasi tersebut adalah ikan kakatua (Chlorurus sordidus). Mukus produksi ikan ini dikeluarkan dari mulutnya dan melindungi seluruh tubuhnya. Mukus ini digunakan untuk melindungi diri dari serangan Gnothii isopods, semacam udang penghisap darah atau yang sebelumnya disebut “nyamuk laut” itu. Ini merupakan jenis parasit ikan.

Ilmuwan yang menemukan adaptasi tersebut adalah Alexandra Grutter, seorang ahli biologi kelautan dari University of Queensland, Australia. Ia mengetahuinya setelah melakukan penelitian yang dimulai dengan mengumpulkan sampel ikan kakatua dengan jaring besar berukuran 1,8 meter x 13,7 meter.

Di laboratorium, Grutter meletakkan ikan yang tak memproduksi lendir dan ikan kakatua dalam suatu wadah terpisah. Ia kemudian menaruh si nyamuk laut dalam wadah berisi kedua jenis ikan tersebut dan meninggalkannya selama 4,5 jam. Kemudian, ia membandingkan persentase ikan yang terserang “si nyamuk laut”.

Hasilnya, sebanyak 95 persen ikan yang tak memproduksi mukus terserang oleh “nyamuk laut”. Sementara itu, hanya 10 persen ikan yang memproduksi mukus terserang. Persentase itu membuktikan bahwa mukus benar-benar mampu melindungi ikan kakatua dan membuktikan secara ilmiah tentang fungsi mukus bagi pertahanan ikan kakatua.

“Lendir ini diproduksi sesaat setelah ikan mulai tidur. Lendir dikeluarkan dari mulut ikan dan mengalir ke bagian belakang tubuhnya hingga menutupi seluruh tubuh,” kata Grutter menerangkan produksi lendir pada ikan tersebut. Ia mengatakan, lendir ini sangat membantu ikan kakatua agar bisa tidur nyenyak.

Produksi lendir ini memakan 2,5 persen dari energi harian ikan kakatua. “Besarnya energi yang dikerahkan untuk membuat lendir ini mengharuskan ikan kakatua memiliki kelenjar yang cukup besar mendukung kerjanya. Parasit pun juga harus mengerahkan banyak energi untuk bisa menjebol pertahanan ikan ini,” urai Grutter.

Meski fungsinya telah diketahui, cara kerja lendir itu belum bisa dijelaskan. Masih belum jelas pula apakah lendir merupakan perlindungan fisik atau kimia. “Penelitian di lapangan akan sangat menarik. Namun, penelitian itu juga sangat berisiko karena harus bekerja dalam air dan kegelapan serta mengantisipasi predator seperti hiu,” kata Grutter.

Hasil penelitian tentang ikan kakatua ini dipublikasikan di jurnal Biology Letters yang terbit tanggal 17 November 2010. Ikan kakatua sendiri, sesuai namanya, memiliki mulut yang menyerupai paruh burung kakatua. Tubuh ikan ini sangat licin, sementara mulutnya yang menyerupai paruh burung mengharuskan manusia berhati-hati menangkapnya.

kompas.com, 18 November 2010

Dampak Pemanasan pada Ikan


Dampak pemanasan global tidak hanya merusak ekosistem tetapi juga berpengaruh pada eksistensi fauna ikan.

Berbagai laporan penelitian menyebutkan bahwa pemanasan global mempunyai dampak yang sangat besar terhadap kondisi ekosistem yang ada.

Permasalahan ini akan dibahas dalam Seminar Nasional Ikan VI dan Kongres Masyarakat Ikhtiologi Indonesia (MII) III yang diselenggarakan selama dua hari Selasa dan Rabu (9/6) bertempat di Gedung Widyasatwaloka, Bidang Zoologi Pusat Peneliti (P2) Biologi, LIPI, Cibinong Sciece Center (CSC).

Seminar tersebut menghadikan pembicara utama Dr Lyne R Parenti, Kurator ikan di NMNH, Smithsonian Institut, Washington DC, US.

“Dr Lyne adalah ikhtyologist wanita pertama sebagai presiden dari ASIH (Amerika Society for Ichthyology and Herpetology Society) pada tahun 2004-2006, beliau juga anggota national acedemy of sciences US National committe.

Selain Lyne ada juga Dr Gerald R Allen dan Dr Tan Heok Hui yakni kurator ikan di The Raffless Museum,” ujar Kepala Laboratorium Ichtiology Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Renny K Hadiaty, Selasa (8/6/2010).

Renny menyebutkan seminar tersebut bertujuan untuk bertukar informasi dan pengetahuan, pengalaman, diskusi dan koreksi atau saran dan koodinasi dalam kegiatan penelitian maupun pengelolaan ikan antara pada pakar, peneliti, praktisi dan pengambil kebijakan demi meningkatkan potensi, pengembangan dan pemanfaatan ikan di Indonesia secara berkelanjutan serta meminimalisasi kepunahan ikan di Indonesia.

Renny mengatakan seminar terbuka untuk umum, para pakar, peneliti, praktisi dan pemerhati ikan yang berasal dari lembaga peneliti, perguruan tinggi, instansi pemerintah terkait, breeder, eksportir ikan hias dan LSM terkait.

Pada seminar tersebut akan dibahas tentang potensi ikan di perairan Indonesia dan bagaimana memanfaatkan dan melindunginya guna meningkatkan potensi sumberdaya ikan untuk menambah devisa negara.

Renny menjelaskan, diperkirakan secara keseluruhan jenis ikan di perairan Indonesia berjumlah 4.000-6.000 jenis.

Jumlah jenis ikan air tawarnya berdasarkan koleksi yang ada di MZB sekitar 1.300 jenis sedangkan di Asia Tenggara yang valid telah diketahui sebanyak 2.917 jenis.

Kekayaan sumberdaya ikan masih sedikit dimanfaatkan, sementara itu, kerusakan ekosistem dan pemanasan global berdampak pada penurunan populasi dan keragaman jenis ikan.

“Bahkan beberapa jenis lainnya masih banyak ditemukan jenis-jenis baru yang belum pernah dilaporkan. Para ahli memperkirakan sekitar 400-600 jenis ikan lainnya dari wilayah Indonesia masih ada tetapi belum ditemukan dan dideskripsikan,” kata Renny.

Salah satu solusi untuk menghadapi kendala tersebut kata Renny adalah adanya sarana komunikasi di antara para peneliti dan praktisi pemanfaatan untuk berdiskusi, saling memberikan informasi dalam pengelolaan keanekaragaman hayati.

“Karena itu, seminar ini diselenggarakan. Sehingga diperoleh suatu pembahasan dan solusi yang tepat guna,” katanya.

Seminar nasional ini kata Renny dilaksanakan secara reguler oleh MII yang sudah dilaksanakan sebanyak lima kali dan kali ini merupakan kali ke enam.

Diharapkan dari seminar tersebut dapat terbuka pertukaran informasi di antara pada peneliti maupun penentu kebijakan sehingga dapat meningkatkan potensi, pengembangan dan pemanfaatan ikan di Indonesia secara berkelanjutan serta meminimalkan kepunahan ikan di Indonesia.

kompas.com,08 Juni 2010

Ikan Sama Cerdasnya dengan Tikus


PENELITI St. Andrews University, Skotlandia, berhasil membuktikan ikan merupakan binatang yang cerdas melalui sebuah penelitian baru-baru ini. Kecerdasan binatang yang hidup dalam air ini sama dengan mamalia. Penelitian itu menggunakan ikan mas air tawar sebagai objek penelitian. Seorang anggota peneliti, Dr. Mike Webster mengatakan, ikan akan menjadi sangat cerdas jika berada dalam keadaan bahaya atau kondisi terancam. “Penelitian ini membuktikan ikan sama cerdasnya dengan tikus,” ujar Dr. Webster. Hasil penelitian menggambarkan bagaimana tingkah laku ikan menghadapi pemangsa/predator dengan menggunakan teknik shared learning. Teknik itu memperlihatkan seekor ikan mengadopsi dan belajar dari tingkah ikan lain untuk menghindari pemangsa, namun ketika ancaman telah hilang maka ikan bergerak sesuai keinginan sendiri. Dr. Webster menambahkan, percobaan itu memberikan gambaran jelas bagaimana seekor ikan mampu meningkatkan kecerdasan untuk membuat keputusan jika berada dalam ancaman. “Ikan lain juga memiliki kemampuan yang sama dalam melihat tingkah laku sesamanya,” ujarnya. Kendati demikian, ia mengatakan penelitian itu akan terus dikembangkan untuk mengetahui lebih jauh tingkat kecerdasan ikan.

Pikiran Rakyat, 04 September 2008

Jalan-jalan Sambil Belajar Berwiraswasta


Akuarium berisi bibit ikan nila menjadi salah satu suguhan yang bisa dinikmati pengunjung saat berada di laboratorium pembenihan Sekolah Tinggi Perikanan Karangantu, Serang, Banten.

Sabtu, 12 Juli 2008 | 11:05 WIB

APABILA Anda berkunjung ke Kota Serang, Banten, tidak lengkap rasanya bila tak menyempatkan diri singgah ke Kampus Sekolah Tinggi Perikanan di dekat Pelabuhan Karangantu. Selain pemandangan pantai pasir putih dan hutan bakau, pengunjung juga bisa menimba ilmu tentang perikanan.

Lokasi wisata pendidikan itu memang tak seperti tempat wisata pada umumnya karena yang menjadi obyeknya adalah sebuah areal Kampus Sekolah Tinggi Perikanan (STP), yang terletak tepat di tepi Pantai Karangantu.

Sepintas areal kampus itu memang terlihat tertutup karena ada pos penjagaan di pintu masuk kampus, padahal kampus itu terbuka untuk umum. Siapa pun bisa masuk asal meminta izin di pos penjagaan.

Tak heran jika setiap hari, ada saja warga yang berlalu lalang masuk areal kampus. Seperti yang terlihat di satu siang pekan lalu, segerombolan anak remaja berjalan menyusuri kampus menuju pantai pasir putih yang berada di sebelah utara.

Pantai ini memang sengaja ditata agar bisa menarik pengunjung sekaligus menghindari abrasi. Selain pemandangan pantai pasir putih yang bersih, pesona lain yang bisa dinikmati adalah hamparan terumbu karang.

Jika tertarik, pengunjung bisa meminta petugas pengarah untuk berkeliling Teluk Banten dengan menggunakan perahu. Tak perlu mengeluarkan ongkos mahal karena wisatawan hanya diminta mengganti biaya bahan bakar untuk berkeliling di lokasi bekas bandar besar pada zaman Kesultanan Banten. Continue reading “Jalan-jalan Sambil Belajar Berwiraswasta”

Masuk PTN dengan Beasiswa !


SLTA lulusan 2008 & 2007

Saat ini aksesibilitas studi ke jenjang pendidikan tinggi bagai piramida yang berdiri tegak, semakin kecil saja jumlah masyarakat yang dapat menggapai ke atas. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban kita semua untuk mencari jalan keluarnya agar masyarakat tetap memiliki akses yang memadai untuk mengecap pendidikan tinggi. Sejalan dengan itu utkampus yang berdiri sejak 1989, sebagai pusat studi mahasiswa (psm) bagi mahasiswa Universitas Terbuka yang pertama di Indonesia, pada masa registrasi 2008.2 ini akan memberikan beasiswa bagi 70 orang calon mahasiswa terbaik yang berprestasi.

Penerima beasiswa akan diprogramkan dapat menyelesaikan studi strata satu (S1) sesuai program studi pilihannya dalam jangka waktu 3.5 tahun selesai dan diwisuda –dengan tidak mengurangi bobot dan kualitas lulusannya serta akan berhak menyandang gelar dan ijazah negeri dari Departemen Pendidikan Nasional yang dapat dipergunakan untuk menunjang karir dalam bekerja maupun melanjutkan ke program S2 di UT sendiri maupun di perguruan tinggi lainnya.

Disamping sebagai kontribusi utkampus dalam pemerataan pendidikan tinggi bagi masyarakat, program beasiswa ini diharapkan juga turut mendukung eksistensi Universitas Terbuka sebagai salah satu terbaik diantara open university di Asia –sesuai dengan visi menjadi terdepan di Asia pada tahun 2010 dan unggulan dunia pada 2020.

Syarat Penerima Beasiswa

Calon mahasiswa yang berhak mengajukan beasiswa adalah : Continue reading “Masuk PTN dengan Beasiswa !”

KOMUNIKASI SEBAGAI STRATEGI OPERASIONAL DALAM PENELITIAN PERIKANAN


26/12/06 – Lain-lain: Artikel-dkp.go.id

Oleh :
Nurwanti, S.IKom 1)
Balai Riset Perikanan Perairan Umum
Jl. Beringin No.308 Mariana – Palembang (30763)I
Telp. 0711-537194 Fax. 0711-537205


Peran serta peneliti sangat penting dalam memperkenalkan dunia baru kepada masyarakat dalam cara maupun budidaya perikanan pada perairan umum. Hal ini dikarenakan semakin maraknya kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari ulah para manusia yang tidak bertanggung jawab. Untuk itu peneliti selain melakukan penggalian data haruslah berperan sebagai penyuluh dalam operasional penelitian perikanan. Strategi komunikasi dalam pengalian data pada saat ini banyak macamnya, seperti halnya dalam pengalian data mengunakan PRA (Participation Rural Approach) yaitu pengalian data dengan mengunakan tiga strategi yaitu strategi kekuasaan, strategi persuasi, dan strategi redukasi.

  1. Strategi Kekuasaan, dalam penelitian yang digunakan yaitu pengalian data dengan pendekatan pada penguasa-penguasa yang memegang peran penting disuatu daerah seperti, kepala desa, kepala adat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh lainnya peran penting, dimana pendapat mereka dapat menentukan dan ikuti oleh masyarakat. Continue reading “KOMUNIKASI SEBAGAI STRATEGI OPERASIONAL DALAM PENELITIAN PERIKANAN”