MENGENAL MUTIARA, Perhiasan Para Bangsawan


23/03/06 – Lain-lain: Artikel

Karena ketinggian nilainya, mutiara tersebut dalam berbagai kitab suci dan digunakan untuk mengungkapkan suatu kemuliaan atau hadiah tak temilai atas perbuatan baik. Begitu pula dalam sejarahnya, mutiara dulunya hanya digunakan oleh kaum bangsawan sebagai simbol kekuasaan, kekayaan dan keanggunan. Hingga sekarang, perhiasan anggota kerajaan Inggris pada acara resmi adalah mutiara.

Kini mutiara masih digunakan sebagai simbol keanggunan dan kekayaan, dan pemakainya tidak terbatas hanya di kalangan kaum bangsawan tetapi sudah merambah sampai ke masyarakat umum.

Pada dasarnya mutiara terbagi dalam 2 (dua) jenis yaitu mutiara alami dan hasil budidaya. Dalam proses pembentukan mutiara diperlukan zat pengganggu seperti misalnya suatu potongan jaringan/tisu yang dimasukkan ke dalam kerang-kerangan seperti oyster/mollusk. Sebagai upaya perlindungan, secara otomatis kerang-kerangan tersebut akan melapisi zat pengganggu yang masuk tersebut dengan lapisan nacre yang pada akhirnya akan menghasilkan mutiara. Untuk menghasilkan mutiara budidaya, zat pengganggu yang dimaksud secara sengaja dimasukkan ke dalam kerang-kerangan melalui proses pembedahan. Continue reading “MENGENAL MUTIARA, Perhiasan Para Bangsawan”

MANFAATKAN SUMBERDAYA LAUT DENGAN BIJAKSANA ”Aku dilahirkan bukan untuk dimusnahkan tapi untuk dilestarikan……..” (bagian 2- habis)


26/01/06 – Lain-lain: Artikel-dkp.go.id

Oleh:
Arief Effendy (Dosen Luar Biasa pada Sekolah Tinggi Perikanan)

Judul di atas diambil oleh penulis dari sebuah poster yang dipampang di Lt. 16 Pusat Data, Statistik dan Informasi (PUSDATIN) ex Gedung Humpuss, Jakarta Pusat.

Dua pertiga penduduk dunia hidup di pantai. Dengan tumbuhnya populasi pantai, aktivitas pembangunan akan meningkat, namun juga merusak habitat yang dapat mengurangi produktivitas laut. Pariwisata menjadi penyebab utama kerusakan pantai. Mengapa? Sebab, pembangunan hotel-hotel dan sarana wisata di pantai-pantai yang buruk perencanaannya dapat merusak pantai. Misalnya, mengurangi tempat bertelur kura-kura.

Para wisatawan juga sering melakukan perbuatan yang merusak dengan menginjak injak terumbu karang dan bukit pasir serta mengganggu kehidupan liar di sekitar pantai. Adanya pariwisata juga meningkatkan jumlah kotoran manusia dan limbah-limbah lain. Bahkan, sekitar 90 persen kotoran yang dibuang ke laut tidak diolah dahulu. Limbah mentah tersebut menjadi makanan bagi ganggang sehingga ia tumbuh subur (blooming) dan membunuh kehidupan laut yang lain.

Selain itu, limbah akan menjadi ancaman bagi perenang dan penyelam karena dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada pencernaan. Kegiatan lain yang merusak pantai adalah budidaya air, seperti tambak udang atau ikan untuk ekspor, yang dilakukan Thailand dan Filipina. Tambak ikan tersebut menggusur hutan bakau yang merupakan tempat ikan liar mencari makan dan bertelur. Petani tambak juga menggunakan pestisida, antibiotik, dan obat-obatan lain untuk menyehatkan ikan-ikan di tambaknya. Zat-zat itu dapat berpengaruh buruk terhadap binatang dan tumbuh-tumbuhan lain. Continue reading “MANFAATKAN SUMBERDAYA LAUT DENGAN BIJAKSANA ”Aku dilahirkan bukan untuk dimusnahkan tapi untuk dilestarikan……..” (bagian 2- habis)”

MANFAATKAN SUMBERDAYA LAUT DENGAN BIJAKSANA ”Aku dilahirkan bukan untuk dimusnahkan tapi untuk dilestarikan……” (bagian 1)


05/01/06 – Lain-lain: Artikel-dkp.go.id

Oleh:
Arief Effendy (Dosen Luar Biasa pada Sekolah Tinggi Perikanan)

Judul di atas diambil oleh penulis dari sebuah poster yang dipampang di Lt. 16 Pusat Data, Statistik dan Informasi (PUSDATIN) ex Gedung Humpuss, Jakarta Pusat.

Di daerah pantai beriklim sedang, bintang laut mencari makanan yang melekat di batu karang. Ada remis, kelinci laut, dan kepiting. Pertemuan antara Laut dan daratan sering membentuk dataran lumpur yang luas. Di situ banyak dijumpai siput bulan, kerang besar, dan kepiting yang mampu hidup bersama dan beradaptasi di antara lumpur dan pasir. Bakau pun tumbuh subur di daerah pantai tropik. Berjuta-juta ikan berkembang biak di antara akar-akaran yang terletak di permukaan air. Daerah tersebut sering dinamakan nursery ground. Di pantai dekat daratan beriklim sedang, tumbuh hutan kelp, yaitu ganggang besar yang tumbuh subur di tempat-tempat yang kaya zat hara. Walaupun sinar matahari nyaris tak dapat menembus kedalaman laut, kadang ada sedikit celah terbuka di dasar laut untuk melepaskan gas dari gunung api di bawah laut. Dari sini bakteri berkembang biak dengan baik dan menyediakan makanan bagi remis raksasa, bulu babi, dan cacing tabung. Ikan menghasilkan protein hewani terbesar di dunia. Bahkan, ada sekitar 500 biota laut yang menghasilkan bahan-bahan obat-obatan untuk menyembuhkan berbagai penyakit, di antaranya kanker. Namun, lebih dari 40 negara termasuk Malaysia, Mesir, Australia, dan Brazil, mengeksploitasi minyak dan gas alam dari dasar laut serta mengeruk pasir dan kerikil laut. Continue reading “MANFAATKAN SUMBERDAYA LAUT DENGAN BIJAKSANA ”Aku dilahirkan bukan untuk dimusnahkan tapi untuk dilestarikan……” (bagian 1)”

Lele Phyton Varietas Baru yang Menjanjikan


23/12/05 – Lain-lain: Artikel-dkp.go.id

Siapa tak kenal lele dumbo? Varietas itu memang boleh dibilang sebagai bintangnya ikan lele. Populer di akhir 1980an, lele dumbo dikenal punya banyak keunggulan dibandingkan dengan varietas lele lainnya. Sebut saja kemudahan untuk dibudidayakan, dapat dipijahkan sepanjang tahun, fekunditas (jumlah butir telur/kilogram (kg) induk betina) yang tinggi, pertumbuhan yang cepat dan efisiensi pakan yang tinggi.

Tapi itu dulu. Sekarang pamor lele dumbo semakin meredup seiring dengan perkembangan zaman. Penggunaan induk yang tidak terkontrol membuat lele dumbo punya banyak kelemahan, mortalitas (tingkat kematian) benih yang tingi dan tidak optimalnya produksi cuma sedikit dari kelemahan lele dumbo saat ini.

Itu sebabnya lele varietas baru pun kemudian dikembangkan. Jika beberapa waktu lalu pemerintah baru saja merilis lele sangkuriang sebagai varietas unggulan, kini ada pendatang baru asal Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten yang tak kalah kinclongnya. Varietas tersebut adalah lele phyton. Continue reading “Lele Phyton Varietas Baru yang Menjanjikan”

Rumpon Sebagai Daerah Penangkapan Ikan Buatan


24/11/05 – Lain-lain: Artikel-dkp.go.id

INDONESIA merupakan negara kepulauan yang Iuas terbentang dart Papua hingga ke Nanggroe Aceh Darussalam dengan jumlah pulau lebih dari 1.700 buah. Di sepanjang pantai pulau-pulau tersebut, hidup para nelayan mencari nafkah dengan menggunakan berbagai ragam alat tangkap dan alat bantu penangkapan. Salah satu alat bantu penangkapan ikan yang telah dikenal masyarakat nelayan sebagai alat pemikat ikan adalah rumpon. Alai ini tersusun dari beberapa komponen, antara lain rakit, atraktor, tali rumpon, dan jangkar.

Nelayan di Utara Pulau Jawa telah sejak lama mengenal rumpon untuk memikat ikan agar berkumpul di sekitar rumpon, sehingga memudahkan Penangkapan. Berbagai alat tangkap digunakan di sekitar rumpon, antara lain alat tangkap lampara, pukat cincin, dan payang. Continue reading “Rumpon Sebagai Daerah Penangkapan Ikan Buatan”

Membangun Pesisir Teluk Banten: TAK SEMUDAH MENGEDIPKAN MATA


17/11/05 – Lain-lain: Artikel-dkp.go.id


(Nani Hendarsih, Pemerhati Sosial Ekonomi Perikanan & Staf prngajar Sekolah Tinggi Perikanan)

Sore itu waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB, di pinggir perkampungan nelayan di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang. Provinsi Banten, di sebuah tanah lapang yang tak berapa luas, sekumpulan anak kecil yang sebagian besar tak berbaju, sedang asyik bermain. Tanah becek berlumpur dan berbau – khas pemukiman pesisir pantai – seakan tak mengganggu keasyikan mereka. Pada sengatan matahari yang membakar tubuh kurus mereka dan membuat kulit yang sudah coklat menjadi semakin coklat, anak-anak inipun tak hirau. Mereka tetap asyik bermain. Sebagian berlarian, sebagian lainnya bermain bola. Selebihnya duduk-duduk sembari bercanda satu sama lain. Sementara itu di tangga sebuah rumah – hampir separuh dari rumah-rumah penduduk di perkampungan itu adalah rumah panggung, sekelompok perempuan sedang asyik bercakap-cakap. Sesekali terdengar derai tawa dan teriakan riuh, seperti saling mengejek diantara mereka.

Keasyikan mereka – anak-anak maupun perempuan – sedikitpun tidak terusik dengan kesibukan suami – ayah mereka yang tengah mempersiapkan diri untuk melaut demi mencari sesuap nasi menggunakan alat tangkap ikan berupa bagan tancap. Satu persatu suami – ayah mereka masuk kedalam perahu pengantar menuju bagan tancap yang berada di Teluk Banten. Menjelang matahari terbenam, tampak dikejauhan nyala lampu petromaks bagan tancap yang berkerlap-kerlip, menandakan kegiatan operasi penangkapan ikan dilakukan. Sejalan dengan itu, satu per satu perempuan – anak-anak itu pun masuk ke rumah masing-masing. Continue reading “Membangun Pesisir Teluk Banten: TAK SEMUDAH MENGEDIPKAN MATA”

Buku Ikan Hias Laut Indonesia dan Musim Penangkapan Ikan di Indonesia


28/10/05 – Lain-lain: Artikel-dkp.go.id

INFO BUKU BRPL

 

Judul                     : IKAN HIAS LAUT INDONESIA

Penyusun                : Peneliti Balai Riset Perikanan Laut

Kata Pengantar       : Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S.

Jumlah halaman      : x + 182

Penerbir                 : PT. Penebar Swadaya

Edisi                      : Cetakan ke-1 Tahun 2003

                               Cetakan ke-2 Tahun 2005

 

Resume:

Indonesia memiliki potensi sumberdaya ikan hias laut yang sangat besar jumlahnya serta memiliki nilai ekonomis tinggi. Beragam jenis ikan hias tersebut tersebar di berbagai perairan terutama menghuni habitat sekitar terumbu karang. Sebagian besar ikan hias hasil tangkapan dari perairan Indonesia itu, selain memenuhi permintaan konsumen lokal juga diekspor ke luar negeri dan menjadi sumber devisa negara yang potensial.

 

Terjadinya peningkatan trend permintaan akan ikan hias laut seiring dengan terjadinya peningkatan kebutuhan masyarakat akan hiburan, sebagai penawar kepenatan setelah menjalani aktivitas sehari-hari. Kehadiran ikan hias laut yang beraneka ragam bentuk dan warnanya di akuarium ruang keluarga, bagi sebagian orang telah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Di sisi lain, manfaat ekonomi dari bisnis ikan hias air laut yang melibatkan ribuan tenaga kerja, secara keseluruhan terbukti mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat.  

 

Buku berjudul “Ikan Hias Laut Indonesia” yang disusun oleh para peneliti Balai Riset Perikanan Laut (BRPL) ini, dapat dijadikan panduan bagi pencinta ikan hias laut di dalam menentukan pilihannya. Buku yang disusun berdasarkan hasil pengamatan para peneliti ini, menampilkan jenis-jenis ikan hias laut baik ciri-cirinya, syarat hidupnya, penyebarannya di perairan Indonesia, dan harga jualnya di luar negeri.  Karena itu, selain menjadi panduan bagi penggemar ikan hias, buku ini juga penting sebagai pegangan bagi pebisnis atau calon pengusaha ikan hias laut Indonesia.

Dalam buku setebal 182 halaman ini ditampilkan sekitar 150 spesies dari 30 familia ikan hias laut yang sangat populer. Untuk memudahkan dalam pemahaman istilah ilmiah dan teknis, pada bagian akhir buku dilampirkan daftar istilah. Selain itu, informasi mengenai habitat ikan hias laut yang umumnya menyenangi hidup di sekitar karang – juga disinggung sekilas dalam buku ini – diharapkan dapat mengetuk nurani “pemanfaat” ikan hias laut untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan hidupnya. (*)

 

   


Judul                    : MUSIM PENANGKAPAN IKAN DI INDONESIA

Penyusun                : Peneliti Balai Riset Perikanan Laut

Sambutan               : Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S.

Kata Pengantar       : Dr. Ir. Indroyono Soesilo, M.Sc. APU.

Jumlah halaman      : xx + 116

Penerbir                : PT. Penebar Swadaya

Edisi                      : Cetakan ke-1 Tahun 2004

 

Resume:

Kapan terjadinya musim puncak suatu jenis ikan di suatu perairan ? Kapan penangkapan udang, cumi-cumi ataupun kekerangan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal ? Informasi ini selengkapnya dapat dibaca dan ditemukan dalam buku “Musim Penangkapan Ikan di Indonesia” yang disusun oleh para peneliti Balai Riset Perikanan Laut (BRPL).

 

Penangkapan ikan sudah sejak dulu dan secara turun-temurun dilakukan nelayan. Dalam perkembangannya, pengalaman penangkapan ikan di laut telah memberikan sumbangan ilmu di bidang perikanan tangkap. Keberhasilan penangkapan – yang ditunjukkan oleh jumlah tangkapan – dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan aktivitas penangkapan. Dengan demikian, adanya informasi tentang musim penangkapan ikan akan sangat membantu nelayan untuk memperoleh hasil tangkapan yang optimal.

 

Di negara yang telah maju perikanannya, informasi yang berkaitan dengan musim penangkapan ikan seperti di atas sudah dapat diperoleh dengan mudah, sehingga para pengusaha penangkapan dapat melaksanakan usahanya lebih pasti dan memperoleh keuntungan maksimal. Sementara di Indonesia, informasi tersebut belum tersusun dengan baik dan sistematis karena sepenuhnya berdasarkan pengalaman atau tradisi leluhur.

 

Secara umum buku ini bertujuan menjawab tantangan kebutuhan informasi tersebut dengan dilandasi kaidah-kaidah keilmuan berdasarkan hasil riset. Seluruh materi yang menjadi dasar dalam penyusunan ini merupakan hasil riset dan ditunjang dengan data dan informasi dari perorangan, lembaga, serta institusi terkait yang berkecimpung di dalam pengelolaan sumberdaya perikanan. Beberapa materi pokok yang ada dalam buku ini antara lain Musim Penangkapan Ikan Pelagis Besar (tuna, cakalang), Ikan Pelagis Kecil, Ikan Demersal, Udang, Cumi-cumi, Kekerangan, dan Cucut.

 

Buku setebal 116 hal ini selain dilengkapi dengan gambar berbagai jenis ikan ekonomis penting yang menjadi tujuan penangkapan, juga dilengkapi dengan grafik fluktuasi tangkapan musiman yang mengindikasikan musim puncak dan musim paceklik. Untuk memudahkan pemahaman, pada bagian awal dilengkapi bahasan mengenai pola angin musim (monsson), pola umum arus permukaan dan pembagian wilayah pengelolaan perikanan (WPP). Dugaan musim penangkapan dari jenis-jenis ikan atau kelompok jenis ikan diperoleh dengan menganalisis data statistik perikanan (data produksi bulanan dan laju tangkap bulanan) yang dikumpulkan dari berbagai TPI (Tempat Pendaratan Ikan) dan PPI (Pusat Pendaratan Ikan) seluruh Indonesia. Informasi mengenai musim diperoleh dengan cara mencari rata-rata data bulanan (produksi dan laju tangkap) selama beberapa tahun yang dikumpulkan oleh peneliti ketika mengikuti operasi penangkapan dari berbagai jenis alat tangkap.

 

Penyajian informasi yang komunikatif serta didukung dengan data yang lengkap dari beragamnya sumber serta penggunaan metode analisis yang relevan, menjadikan buku ini “berisi”. Tidak berlebihan bila buku ini disarankan untuk dimiliki para nelayan skala kecil; menengah; maupun besar; akademisi; dan praktisi di bidang penangkapan ikan. (*)


H

Pemasaran Tilapia Segar di Amerika Serikat


27/10/05 – Lain-lain: Artikel-dkp.go.id

Amerika merupakan importer utama dunia untuk tilapia. Saat ini tilapia merupakan seafood terkenal ke-9 di Amerika. Permintaan dalam negeri yang selalu meningkat tiap tahunnya dengan produksi tahunan dalam negerinya yang hanya sekitar 9.000 ton, menyebabkan impor yang dilakukan juga meningkat.

Impor tilapia meningkat dari 15.000 ton pada tahun 1995 menjadi sekitar 113.000 ton pad atahun 2004. Menurut perhitungan, dari 50% impor tilapia segar, 24% nya berasal dari Costa Rica dan 15% dari Honduras.

Impor fillet tilapia segar meningkat dari 1.500 ton pada tahun 1995 menjadi 19.500 ton pada tahun 2004. Harga fillet relatif stabil, yaitu sebesar US$ 6,39 – 7,17 /kg, tergantung dari kualitas dan ukurannya. Faktor pengemasan juga ikut berpengaruh. Bentuk pengemasan yang populer adalah Individually Quick Frozen (IQF) kedap udara (vacuum). Bahkan saat ini para pembeli menuntut adanya mutu dan pengemasan yang lebih baik dengan harga tetap. Continue reading “Pemasaran Tilapia Segar di Amerika Serikat”

Mengenal Cumi-cumi


30/08/05 – Lain-lain: Artikel-dkp.go.id

Sistem Berenang dan Pertahanan
Cumi-cumi termasuk hewan tak bertulang belakang yang tidak mempunyai tulang pada tubuhnya, meskipun disebut ikan. Mereka mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bergerak lihai karena adanya sistem yang sangat menarik. Tubuh lunaknya diselimuti oleh lapisan pelindung tebal yang di bawahnya air dalam jumlah besar disedot dan disemburkan oleh otot-otot yang kuat, sehingga memungkinkannya bergerak mundur.

Lapisan tipis kulit yang menutupi lengan dan tubuh makin membantu sistem berenang reaksi pada cumi-cumi. Cumi-cumi mengapung dalam air dengan cara melambai-lambaikan selaput berbentuk menyerupai tirai ini. lengannya, di pihak lain, berguna menyeimbangkan tubuh selama mengambang. Lengan-lengan juga berguna mengerem untuk menghentikan laju.

Sistem berenang reaksi gurita dan cumi-cumi ternyata bekerja dengan cara dasar yang mirip dengan pesawat jet. Melalui penelitian lebih dekat, jelaslah bahwa sistem otot mereka telah dirancang dengan cara yang paling cocok untuk mereka. Oleh karena itu, tentu saja tidak masuk akal jika menganggap bahwa bentuk rumit seperti ini telah terbentuk melalui kebetulan demi kebetulan. Continue reading “Mengenal Cumi-cumi”

Mengenal Pasar Ikan Kerapu di Hongkong


29/08/05 – Lain-lain: Artikel-dkp.go.id

Berbicara tentang ikan kerapu di Hongkong berarti kita berbicara tentang ikan hidup. Mengapa? Karena sebagian besar ikan kerapu yang dijual di pasar Hongkong adalah dalam kondisi hidup.

Dari sudut pandang ilmiah, ikan hidup memiliki kandungan gizi yang paling tinggi jika dibandingkan dengan ikan-ikan dalam kondisi segar, beku ataupun olahan. Kandungan gizi yang terdapat pada ikan hidup tidak akan rusak oleh aktivitas enzimatis seperti yang terjadi pada ikan yang telah mati. Oleh karena itu, jika dimasak, maka ikan yang berasal dari ikan hidup akan memiliki tekstur daging dan cita rasa yang prima.

Secara geografis, pasar ikan hidup yang paling utama di dunia adalah pasar Asia Timur khususnya negara Hongkong. Setiap tahunnya, Hongkong mengimpor ikan kerapu hidup dalam jumlah yang besar dari manca negara, seperti Australia, Malaysia, Filipina dan Indonesia. Dari 53.000 ton ikan hidup yang diimpor di Hongkong selama dua dekade terakhir, 30.000 tonnya adalah ikan kerapu (Famili Serranidae). Continue reading “Mengenal Pasar Ikan Kerapu di Hongkong”

Hasil Penelitian Stok Sumberdaya Ikan Demersal Laut Dalam di Perairan ZEE Samudera Hindia Sebelah Selatan dan Barat Sumatera


6/08/05 – Lain-lain: Artikel-dkp.go.id

 (Kerjasama Penelitian antara Pemerintah Indonesia dan Jepang)

Oleh : Dr. Ali Suman
Ketua Tim Survei Laut Dalam

Ketika perikanan demersal laut dangkal tidak dapat lagi dikembangkan, maka kita hams mencari potensi baru perikanan sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru di masa depan. Potensi tersebut adalah sumber daya ikan demersal laut dalam, yang sampai sekarang belum terjamah pemanfaatannya. Dalam kaitan pengembangan pemanfatannya, maka diadakan kerjasama penelitian antara Pemerintah Indonesia (BRKP-DKP) dengan Pemerintah Jepang (OFCF). Tujuan Penelitian ini adalah untuk menentukan potensi penangkapan sumber daya ikan demersal laut dalam di perairan ZEEI Samudera Hindia sebelah selatan Jawa dan Barat Sumatera. Lokasi penelitian merupakan area sebelah barat lintang 115 derajat Bujur Timur pada kedalaman antara 200 – 1100 m. Penelitian dilakukan selama dua tahun sejak tahun 2004 selama 60 hari pelayaran penelitian dan tahun 2005 selama 107 hari pelayaran penelitian. Continue reading “Hasil Penelitian Stok Sumberdaya Ikan Demersal Laut Dalam di Perairan ZEE Samudera Hindia Sebelah Selatan dan Barat Sumatera”

Ikan Bandeng Potensial Dibudidayakan Dalam KJA di Laut


25/08/05 – Lain-lain: Artikel-dkp.go.id

Budidaya ikan bandeng telah lama dikenal oleh petani dan seat ini telah berkembang di hampir seluruh wilayah perairan Indonesia, utamanya di daerah Sulawesi Selatan dengan memanfaatkan perairan payau dan pasang surut. Teknologi budidaya ikan ini juga telah mengalami perkembangan yang begitu pesat mulai dari pemeliharaan tradisional yang hanya mengandalkan pasok benih dari alam pada saat pasang sampai ke teknologi intensif yang membutuhkan penyediaan benih, pengelolaan air, dan pakan secara terencana. Ikan ini sangat digemari oleh masyarakat utamanya Sulawesi Selatan dan banyak sekali disajikan dalam bentuk ikan bakar di warung-warung makan untuk konsumsi masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah. Harga ikan ini relatif murah, dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, sehingga dapat memberikan andil yang cukup besar dalam meningkatkan gizi masyarakat. Ikan bandeng sebagai komoditas budidaya yang telah mapan untuk tingkat petani tambak, upaya efisiensi budidayanya merupakan tuntutan utama, sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani dan nelayan.

Budidaya ikan bandeng tidak hanya berkembang di air payau saja namun saat ini juga sedang berkembang di air tawar maupun laut dengan sistem Keramba Jaring Apung (KJA). Ikan bandeng sebagai komoditas budidaya mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan komoditas budidaya lainnya dalam hal : Continue reading “Ikan Bandeng Potensial Dibudidayakan Dalam KJA di Laut”

Penelitian Lebih Spesifik Tentang Terumbu Karang Perlu Dilaksanakan di Indonesia


16/08/05 – Lain-lain: Artikel-dkp.go.id

Ofri Johan
Pusat Riset Perikanan Budidaya

Baru-baru ini (Juni 2004) di Okinawa, Jepang, telah berlangsung International Coral Reef Symposium (ICRS) ke-10. Semua peneliti dunia hadir dan sangat antusias mengikuti kegiatan yang sangat bagus ini. ICRS merupakan wahana peneliti untuk berdiskusi, menyampaikan informasi, dan temuan baru tentang karang. ICRS yang biasanya dilaksanakan setiap empat tahun ini, akan diselenggarakan lagi pada tahun 2008 di Florida, Amerika Senkat. ICRS serupa sudah pernah dilaksanakan di Indonesia yaitu di Bali pada tahun 2000, empat tahun yang lalu.

Hasil pantauan selama dua kali mengikuti simposium, penulis berkesimpulan bahwa wakil dari Indonesia masih sangat sedikit kalau dibandingkan dengan negara lain, padahal terumbu karang yang kita miliki sangat luas dan permasalahannya juga sangat kompleks. Materi yang disampaikan wakil dari Indonesia juga masih sangat mendasar dengan cara penyampaian lebih banyak berupa poster dari pada presentasi oral hasil penelitiannya.

Sebenamya penelitian terumbu karang sudah dilakukan oleh beberapa instansi dan menyebar di berbagai daerah di Indonesia namun jumlahnya masih tergolong sedikit dan kalaupun ada baru mencakup pada penelitian-penelitian dasar seperti penyamaan kelimpahan, distribusi, dan persentase tutupan karang hidup. Penelitian yang lebih spesifik berupa kajian yang lebih mendalam masih jarang dilakukan. Continue reading “Penelitian Lebih Spesifik Tentang Terumbu Karang Perlu Dilaksanakan di Indonesia”

Ikan Sebelah, Salah Satu Komoditi Ekspor


10/08/05 – Lain-lain: Artikel-dkp.go.id

Disebutnya flatfish atau orang Indonesia sering menyebut ikan sebelah masuk dalam ordo Pleuronectiform, ikan berbadan pipih, kedua mata yang berada pada satu sisi (atas), sementara sisi yang satunya tidak ada mata dan sedikit pigmen. Justru itulah yang menjadikan menjadikan ikan ini paling unik diantara ikan bertulang belakang yang berbentuk simetris.

Secara komersial ikan ini cukup penting karena disamping kandungan nutrisinya yang cukup tinggi rasanya juga nikmat, akan tetapi di alam stoknya terbatas. Ikan dalam spesies benthic ditemukan di perairan tropis dan hangat, biasanya bertelur di daerah lepas pantai, beberapa bertelur di muara sungai. Pada saat tingkat kesuburan tinggi, betina biasanya melepaskan sedikitnya beberapa ratus ribu telur. Untuk betina yang berukuran besar mampu bertelur hingga mencapai lebih dari 2 juta, dan dengan segera telur-telur itu menjadi larvae berukuran 1,5-3 mm.

Ikan berbadan pipih ini suka sekali menyamar, menyesuaikan dengan kondisi lingkungannya dengan cara memendamkan badannya ke dalam lumpur atau pasir di dasar taut, sementara hanya matanya yang muncul ke permukaan. Matanya dapat diangkat atau diturunkan dan digerakkan dengan bebas. lkan ini memakan terutama binatang berkulit keras, hewan tak bertulang punggung. Tanpa gerak,dengan sangat sabar ia menunggu mangsanya sampai mangsa benar-benar dekat dan lengah dengan gerakan yang sangat cepat dan mendadak menyergap, jarang sekali mangsa dapat lolos dari sergapannya. Sepertinya predator ini diciptakan demikian, pertama untuk melindungi diri dari predator yang lebih besar, kedua untuk memudahkan ia memangsa. Continue reading “Ikan Sebelah, Salah Satu Komoditi Ekspor”

Aneka Olahan Berbasis Surimi


05/08/05 – Lain-lain: Artikel-dkp.go.id

1. Otak-otak Ikan
Otak-otak ikan adalah produk olahan daging ikan yang dicampur bumbu-bumbu, dicetak dan direbus.

Cara Pengolahan
Lumatan daging ikan yang sudah dihaluskan (100%) dicampurkan dengan garam (2,5%), gula (2%), tapioka (15%), seasoning (bawang merah : bawang putih = 2 : 1) (2%), vetsin (0,4%), lada, wortel dan daun kucai secukupnya, diaduk sampai rata (homogen). Adonan dicetak membentuk wajik atau oval seperti kapsul dan ditampung dalam wadah yang berisi air hangat suhu 40°C selama 20 menit dan selanjutnya direbus pada suhu 90°C selama 20 menit (sampai masak).

2. Breaded Ikan
Breaded ikan merupakan bentuk olahan dari lumatan daging ikan yang dicelupkan ke dalam adonan batter kemudian dilumuri dengan tepung roti dan digoreng.

Cara pengolahan

  • Breaded
    Daging ikan yang sudah dihaluskan (surimi) dicampurkan dengan garam (2,5%), tepung terigu (3%), putih telur (1%), vetsin (0,3%) dan air es (33%) diaduk sampai adonan tercampur rata (homogen).

    Adonan dicetak berbentuk bulat atau persegi, selanjutnya dicelupkan dalam batter dan kemudian dilumuri dengan tepung roti sampai merata. Breaded yang diperoleh dibekukan dalam freezer.

  • Formula batter adalah campuran tepung terigu (12%), tepung beras (8%), tepung maizena (7,5%), backing powder (1,5%), lada (1,9%) garam (1%). Ditambah air dengan perbandingan maksimum 1 : 1.

Cara Penyajian
Breaded digoreng dengan minyak panas suhu 150 – 160°C sampai matang (berwarna kuning kecoklatan).

Seek the rest of this entry…>>.