Mengkaji Ekosistem Perairan Darat


Pusat Penelitian Limnologi LIPI

BERAWAL dari pemikiran para ahli dan peminat limnologi di Indonesia yang disponsori LBN (Kini Pusat Penelitian Biologi), mengenai perlunya lembaga khusus untuk menangani masalah-masalah Limnologi di Indonesia, maka Pusat Penelitian Limnologi-LIPI berdiri pada tanggal 13 Januari 1986 dengan nama Pusat Penelitian dan Pengembangan Limnologi – LIPI. Lembaga tersebut dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 1 Tahun 1986 tentang Organisasi LIPI, dan bertempat di Jalan Ir. H. Juanda No. 3, Bogor. Pada tanggal 25 Maret 1996 Pusat Penelitian dan Pengembangan Limnologi-LIPI pindah ke Kompleks LIPI di Cibinong. Pada reorganisasi LIPI tahun 2001, Pusat Penelitian dan Pengembangan Limnologi-LIPI berubah menjadi Pusat Peneli-tian Limnologi-LIPI.

Pusat Penelitian Limnologi sejak berdiri hingga saat ini telah mengalami empat kali pergantian Kepala. Adapun para Kepala Pusat yang pernah memimpin Pusat Penelitian Limnologi tersebut adalah

1. Dr. Anugerah Nontji (1986 – 1994)
2. Ir. Peter Hehanussa, M. Sc. (1994 – 1999)
3. Dr. Ir. Herry Harjono (1999 – 2001)
4. Dr. Ir. Gadis Sri Haryani (2001 sampai sekarang)

Puslit Limnologi membawahkan Bidang Dinamika Perairan Darat, Bidang Produktivitas Perairan Darat, Bidang Sistem Komputasi Perairan Darat, dan Bagian Tata Usaha.

Visi Puslit Limnologi LIPI adalah menjadi referensi nasional dalam bidang limnologi. Sedangkan misinya adalah : mengembangkan limnologi sebagai ilmu pengetahuan serta mendayagunakan pemanfaatannya bagi kepentingan kehidupan melalui program litbang limnologi, pembinaan jaringan dan kerjasama litbang dalam dan luar negeri, pembinaan perkembangan keilmuan serta pemasyarakatan pelayanan jasa dan informasi Continue reading “Mengkaji Ekosistem Perairan Darat”

Konsumsi Ikan Saat Hamil Mendorong Kemampuan Otak Anak


Kamis, 03 April 2008

NEW YORK — Anak-anak usia pra-sekolah yang ibu mereka secara rutin mengonsumsi ikan rendah-merkuri selama kehamilan diduga memiliki otak lebih cerdas dibandingkan dengan teman sebaya mereka. Beberapa peneliti mendapati bahwa di antara 341 anak berusia tiga tahun, mereka yang ibunya mengonsumsi lebih dari dua porsi ikan per pekan selama hamil biasanya lebih baik dalam pemeriksaan verbal, visual, dan perkembangan gerak.

Temuan yang diungkap dalam Journal of Epidemiology tersebut menambah bukti bahwa ikan dapat menjadi makanan otak. Tapi, mereka menggaris-bawahi perlunya memilih ikan rendah merkuri selama hamil. ”Saran bagi konsumsi ikan selama kehamilan mesti memperhitungkan manfaat nutrisi dalam ikan serta potensi risiko terhadap merkuri,” tulis para peneliti yang dipimpin Emily Oken dari Harvard Medical School di Boston. Ikan berlemak seperti tuna, salmon, dan sardin berisi asam lemak omega-3 yang penting dalam perkembangan otak anak dan janin. Masalahnya, ikan berlemak lebih mungkin untuk tercemar merkuri, zat logam yang menjadi racun bagi sel-sel otak, terutama pada janin dan anak kecil. Continue reading “Konsumsi Ikan Saat Hamil Mendorong Kemampuan Otak Anak”

TIPS memelihara cupang hias


Berminat memelihara cupang hias? Untuk mendapatkan jenis yang baik, ada beberapa saran untuk itu.
Peliharalah yang masih bakalan (muda). Asalkan tidak cacat, berkelamin jantan, sehat dan lincah. Perhatikan pula warna tubuhnya yang harus cemerlang, warnanya harmonis, merata, baik di tubuh dan siripnya, serta bermental baja.
Menurut pengalaman para pakar, untuk memperoleh bakalan cupang hias yang baik memang tidak sesulit mendapatkan bakalan cupang aduan. Sebab cupang hias lebih mudah dilihat kelebihan fisiknya ketimbang jenis aduan yang kudu dinilai juga gaya bertarungnya, pukulan andalannya dan perilaku lain yang kadang susah ditebak jika tak melihat sendiri. Sementara cupang aduan belum dijamin kualitasnya hanya dengan melihat sosoknya.
Usia cupang bakalan yang ideal untuk dipelihara berkisar 1,5—5 bulan. Di umur itu, harganya lebih murah ketimbang kalau membeli yang dewasa. Lagi pula menyaksikan ia berkembang dan bertumbuh besar, punya keasyikan tersendiri. Saat ini cupang untuk kontes usianya 3—5 bulan dengan kategori yunior. Continue reading “TIPS memelihara cupang hias”

Irwan Sugandy, Arsitek yang Hobi Cupang


Irwan Sugandy tertarik pada ikan cupang sejak ia duduk di sekolah dasar. Ketika itu cupang yang dikenalnya adalah ikan aduan. Begitu juga dengan ikan hias lain. Namun hobi memelihara dan mempelajari seluk-beluk ikan hias sempat dilupakan ketika dia mulai sibuk mengurusi bisnisnya.
Hingga tahun 1977 ketika badai krisis menerpa ekonomi Indonesia, usaha Irwan limbung juga. Di sela-sela waktunya untuk membangun kembali bisnisnya, pada 1988 nalurinya sebagai orang pencinta ikan tergelitik saat menyaksikan sosok cupang yang amat berbeda dibanding cupang yang dikenalnya dulu.
Sejak itulah bapak tiga anak itu mulai getol berburu cupang hias, hingga ke manca negara.
Menurutnya, sifat cupang yang doyan kawin dimanfaatkan betul untuk mencetak berbagai strain baru yang cantik. Makanya tidak heran bila pria yang mempersunting putri Canada itu cukup beken sebagai penghasil cupang hias putih dan halfmoon di kalangan hobiis di Jakarta.
Rumahnya di kompleks Taman Ratu Indah, di Duri Kepa (Jakarta Barat), kini dijadikan sebagai tempat pembiakan cupang hias. Irwan bangga dengan ikannya yang cantik dan keluarga yang selalu memberi dukungan. Dari perkawinannya dengan Gene Lightle, dia dikaruniai tiga putri indo yang manis-manis. Continue reading “Irwan Sugandy, Arsitek yang Hobi Cupang”

Kenali Marlin dari Siripnya


Pemancing itu mendambakan sekali bisa dapat marlin. Menurut para pemancing kawakan, marlin itu hebat fight-nya. Jenis ikan ini juga cantik sekali. ”Kalau terpancing, dia melompat ke atas permukaan 10 sampai 20 meter. Pemancing bisa melihat ”musuh” di depannya itu. Ini sebuah pesona yang hanya bisa dinikmati sedikit orang,” ujar Dadi Kartahadimadja, yang pernah mendapat marlin seberat 300 kg namun lepas, ketika mengikuti turnamen di Manado.
Tapi jika marlin terpancing, dia naik kepermukaan. Ada waktu untuk tarik ulur. Di sinilah pemancing fight bagaimana memenangkan pertarungan. Kapten kapal musti cekatan juga, membantu agar tali tidak putus. Caranya bisa memundurkan kapal agar posisi tali kendur dan ada kesempatan menggulung.
Ada beberapa jenis ikan marlin. Black marlin atau marlin hitam dalam bahasa ilmiah disebut Makaira indica. Kemudian ada blue marlin atau marlin biru (Makaira nigircan). Sailfish atau ikan layar disebut Istiophorus platypterus. White marlin atau marlin putih (Tetrapturus albidus). Dan swordfish atau ikan todak dengan nama latin Xiphias galduys Linnaeus. Masih ada lagi stripped marlin (Tetrapturus audax) dan spearfish (Tetrapturus pfiuegeri / Tetrapturus angustirostris / Tetrapturus belone).


Sail Fish


Black Marlin

Marlin Hitam
Ikan ini yang terdapat di Samudra Hindia dan menjadi buruan dalam kegiatan hobi olahraga memancing di Pelabuhan Ratu. Selain di situ juga terdapat di Samudra Pasifik. Berada pada air dengan suhu 21-30 derajat Celcius dan jarang dijumpai di perairan dingin. Continue reading “Kenali Marlin dari Siripnya”

Marlin, Idaman Pemancing


PELABUHAN RATU – Ada hajatan besar pada tanggal 18-21 April lalu. Kegiatan ini jadi kebanggaaan warga setempat karena menjadi arena Turnamen Mancing Ke-5 memperebutkan Piala Presiden RI. Hadiahnya tak seberapa, tapi yang kumpul dan yang jadi peserta adalah adalah para pengusaha besar dan anggota MPR. Jumlahnya sekitar 80 orang (23 tim). Tujuh belas orang di antaranya adalah peserta asing berasal dari Amerika Serikat, Belanda, Australia, Malaysia, dan Korea.

Oleh Wartawan SH
GATOT IRAWAN

”Walau event nasional, namun pesertanya beragam bangsa,”ujar Dadi Kartahadimadja, Sekjen Federasi Olahraga Mancing Seluruh Indonesia (Formasi). Kegiatan ini tiap tahun menjadi agenda tetap dan diadakan di Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi. Menurutnya, turnamen ini adalah ‘”Game Fishing Tournament” yakni boleh mancing semua jenis ikan billfish (berparuh) antara lain yang top adalah marlin, juga jenis lainnya kecuali hiu dan pari. Tapi bobot minimum yang sah ditimbang adalah 10 kilogram.
Kenapa hiu dan pari tak diperbolehkan dipancing, sebab jenis ini ikan pembersih. Senang makan segala sesuatu, termasuk sampah plastik Karena keberadaannya membantu secara tak langsung kebersihan lingkungan maka keduanya diharamkan untuk dipancing.

Jangan harap melihat mereka mancing dengan kapal laut yang melego jangkar. Ini, lanjut Dadi, tidak boleh. Sebab tata cara yang dipakai adalah sistem trolling, yakni pancing ditarik kapal dengan kecepatan tertentu, tanpa melego jangkar. Istilah lokal adalah ngoncer.
Angka terbesar jika pemancing berhasil mendapat marlin, ikan dambaan pemancing seluruh dunia yakni 500 poin. Khusus untuk marlin, peserta tak boleh membawa pulang. Sebab yang diterapkan adalag ‘tag and release.’ Jika marlin terpancing, dia hanya diberi label dengan memakai tombak yang ujungnya ada record yang akan tertinggal di tubuhnya.

SH/Gatot Irawan
Untuk mengatahui keberadaan ikan, pemancing dibantu alat-alat canggih seperti GPS dan echo sounder.
SH/Gatot Irawan
Umpan palsu sengaja dibuat dengan warna-warni agar menarik perhatian ikan.

Ada isian yang kemudian dilaporkan ke International Billfish Foundation di Amerika Serikat. Di situ dicatat bobot, panjang, lokasi pancing, nama kapten dan kapal dan pemancing. Oleh yayasan itu dijadikan data base untuk mengetahui pola migrasi dan jumlah marlin. Continue reading “Marlin, Idaman Pemancing”

Arwana Simbol Prestise dan Pembawa Hoki


JAKARTA – lkan arwana asal Indonesia – terutama hasil penangkaran – boleh diperdagangkan atau diekspor. Hal ini telah mendapat persetujuan Convention on International Trade in Endangered Species (CITES).

Begitu terkena tombak, anak-anak ikan dimuntahkan, dan nelayan sudah siap mengambilnya dengan menebarkan jala atau memungutnya dengan serok. Setelah mendapatkan anakan arwana, para nelayan mendarat, dan di situ pula sudah ditunggu oleh para pengumpul/ pedagang setempat.

Diperkirakan kuota ekspor arwana sampai tahun 2001, dapat mencapai kuota 10 ribu ekor lebih. Ini berarti, pangsa pasar ekspor arwana sungguh menggairahkan.
Apalagi harganya amat menawan. Seekor arwana ekspor jenis super red dengan panjang tubuh 10-15 cm di Taiwan mencapai Rp 1 juta, malahan di Jepang bisa meroket sampai Rp 2 juta. Di samping Taiwan dan Jepang, negara tujuan ekspor lainnya adalah Hongkong, Korea, dan Singapura.
Sementara itu, harga anakan arwana kuning emas di Kalimantan Barat sekitar Rp 100 ribu/ekor, sedangkan jenis merah mencapai Rp 250 ribu/ ekor. Tapi jangan kaget, harga itu merupakan transaksi antara nelayan penangkap arwana di Sungai Nanga Jentawang dan Danau Piam (Kal-Bar) dengan pengumpul setempat. Continue reading “Arwana Simbol Prestise dan Pembawa Hoki”

Tips Merawat Arwana dalam Akuarium


Kelalaian adalah sumber malapetaka bagi penggemar. Sekali saja lalai tidak mengontrol aerator akuarium, bisa-bisa arwana mati. Apalagi ceroboh, tentu lebih fatal akibatnya. Maka bagi penggemar yang sungguh-sungguh mencintai arwana, pastilah memperhatikan seluk-beluk di sekitar perawatan. Harapannya, agar arwana dalam akuarium bisa tampil anggun dan asri. Lantas apa yang harus dilakukan?

1. Perhatikan peralatan aquarium
Berhasil tidaknya akuarium menjadi tempat yang nyaman bagi ikan arwana, sungguh dipengaruhi oleh kelengkapan sarana pendukungnya.

Aerator
Fungsi aerator atau pompa udara adalah menyuplai udara ke dalam air akuarium, dan sekaligus menguapkan atau mendorong hasil sisa-sisa pembakaran ke luar dari akuarium. Aerator dikatakan baik, jika arus listrik yang menggerakkannya kecil, tetapi udara yang ditiupkannya relatif banyak.


Heater & Thermometer


Alat pemanas (heater) ini diperlukan terutama pada waktu suhu air akuarium turun drastis. Sedangkan alat pengontrol suhu air atau termometer juga dipasang dalam akuarium. Di daerah dingin, heater dan termometer ini sangat dibutuhkan. Continue reading “Tips Merawat Arwana dalam Akuarium”

Lou Han, Lahir di Malaysia



Yosafat Erie S
“Bentuk segi empat yang baik punya perbandingan ukuran lebar dan panjang 1 banding 1,5. Jika lebih pendek atau panjang, ikan itu termasuk jenis yang kurang bagus.”


Nenek moyang lou han sebenarnya berasal dari keluarga Cichlidae. Keluarga siklid ini hidup tenang di perairan wilayah Amerika Selatan dan Tengah, seperti danau yang berada di Meksiko, Sungai Otapa (Panama), perairan Honduras, Kolombia dan Brasil. Siklid merupakan keluarga besar yang terdiri dari ratusan spesies.
Menurut Iskandar, importir lou han di bilangan Ciledug, selatan Jakarta, bila dilihat dari cara breeding-nya, siklid terbagi menjadi dua golongan. Pertama, cara breeding yang menempelkan telur di substrat (wadah). Kedua, cara breeding yang menetaskan telur di mulut. Untuk cara pertama itu, dapat dibedakan menjadi dua macam. Ada ikan yang senang menebarkan telur di sembarang tempat atau di dasar kolam. Ada pula yang hobinya menempelkan telur itu di substrat. Untuk contoh macam yang pertama, Cichlasoma. Contoh macam kedua, seperti Symphisodon, Julidocromis dan Apistograma. Sedang contoh siklid yang menetaskan telurnya di mulut, Eretnodus cyanosticus.

Dilihat dari ukuran tubuhnya, Cichlasoma masuk ke dalam kelompok lou han bertubuh besar. Cichlasoma tersebesar pernah ditemukan di Meksiko, yaitu Boulengerochromis microlepis. Panjang tubuh ikan ini hampir 80 cm. Jenis siklid lainnya yang telah banyak dikenal dan digemari orang antara lain, Pterophylum, Altolamprologus, Teleogramma dan Crenicicha.
Di negara asalnya, Malaysia, lou han telah dikembangkan sejak 1994. Dari situ popularitasnya terus menanjak. Ikan ini tak lagi hanya dikenal di seluruh negeri jiran itu saja. Lou han menyebar hingga ke hampir separuh daratan Asia, seperti Thailand, Taiwan, Hong Kong, Cina, Singapura, Jepang dan Korea. Bahkan telah merambah beberapa negera Eropa dan Amerika yang sebetulnya memiliki jenis (strain) asli ikan siklid ini.

Yosafat Erie S.
Tambahan makanan buatan berupa pellet sangat bagus untuk pertumbuhan dan pencerahan warna lou han.

Continue reading “Lou Han, Lahir di Malaysia”

Lou Han, Pembawa Hoki dari Negeri Timur



JAKARTA – Ikan bertato aksara Mandarin itu hilir-mudik di akuarium. Tubuhnya yang dibaluti perpaduan corak hitam dan perak bisa membuat mata terpikat. Hewan ini pun tak menolak saat dielus–elus tangan sang pemilik. Ikan lou han sebutannya. Lou han yang diberi nama dewa hoki itu diyakini bisa membawa berkah tersendiri.

”Kalau dilihat baik-baik, tulisan Mandarin itu artinya berkembang,” kata Inna, sang pemilik ikan istimewa itu. ”Ikan ini memang nggak punya corak warna yang mencolok, tapi dia punya marking yang jelas sekali. Jadi bisa langsung terbaca,” tambah Inna menunjukkan rajah di tubuh ikan lou han kesayangan itu.
Sebetulnya, sudah banyak pehobi ikan hias yang merayu Inna untuk melepas ikan itu. Namun ibu dua anak ini tak bergeming, not for sale untuk si dewa hoki. ”Wah, ditukar dengan BMW keluaran terbaru pun saya nggak mau (lepas),” kelakarnya dengan mimik kocak. Rasanya, ungkapan itu tak berlebihan. Sebab Inna dan keluarga begitu percaya bahwa ikan itu bisa membawa berkah. Membuat usaha mereka yang tengah dilakoni makin maju. ”Jadi, kalau sampai dilepas bisa-bisa bangkrut kita.”

Yosafat Erie S.
Perhatikan bibit lou han yang baik. Agar tak tertipu sebaiknya Anda memilih bibit lou han yang sudah berukuran di atas tujuh cm.

Continue reading “Lou Han, Pembawa Hoki dari Negeri Timur”

Lokasi Mancing Laut Potensial di Jawa Barat


Jakarta – Di perairan Indonesia, banyak terdapat lokasi mancing potensial yang dapat anda coba. Di bawah ini beberapa lokasi mancing yang potensial di Jawa Barat yang didata oleh Nautica Saltwater Fishing Club antara lain:

Teluk Jakarta
Menuju ke Utara dari pantai Teluk Jakarta terdapat Kepulauan Seribu, sekelompok pulau kecil yang bertaburan di sana. Banyak lokasi mancing di gugusan karang yang tersebar di sekitarnya. Laporan hasil tangkapan terbesar adalah marlin hitam (black marlin) seberat kurang lebih 50 Kg

Ujung Kulon dan sekitarnya
Ujung Kulon berlokasi di Jawa Barat. Bermobil selama 3 jam akan tiba di pantai Anyer dan Carita. Di sana banyak kapal carteran untuk mancing ke Ujung Kulon, Gunung Krakatau atau bahkan sampai ke Lampung Selatan. Pada musim yang tepat, pemancing dapat melakukan Tag & Release pada Marlin seberat 200 Kg.

Gunung Krakatau Continue reading “Lokasi Mancing Laut Potensial di Jawa Barat”

Lou Han, Ikan Terpopuler


Jakarta – Ikan hwa lou han yang biasa disebut juga dengan lou han (Cichlasoma sp) sukses menggeser kepopuleran koi, discus, arwana, atau pun ikan cupang yang centil. Ikan ini pun sering disebut sebagai Flower Horn, Flower Louhan, dan Su Go Kong.
Banyak orang naksir karena kesengsem pada ” huruf” di tubuhnya. Biasanya angka atau kalimat, huruf Arab atau huruf Cina, gambar dolar atau angka-angka hoki atau keberuntungan, semisal tanggal kelahiran.


Selain motif, penggemarnya juga menyanjung warna dari tubuh lou han. Mereka pun percaya satwa ini adalah ikan yang mampu membalas budi, cerdas, dan kenal dengan pemiliknya. Jika jinak ia akan mengelus-elus tubuh ke tangan pemiliknya yang dicelupkan ke akuarium. Para pecintanya percaya betul bahwa ia adalah mai cai chi cong alias ”keajaiban yang terpendam.”
Sulit dijelaskan bagaimana menentukan harga seekor ikan berjidat nongnong itu. Ikan ini merupakan persilangan dari berbagai jenis siklid. Ia sebenarnya ditemukan juga di Indonesia. Keluarga siklid lainnya pun banyak ditemukan di perairan Amerika Selatan dan Sri Lanka.


Bagi penggemar ikan ini, telah hadir situs untuk komunitas pehobinya di http://www.multilouhan.com dan http://www.hercules-louhan.com.
Di sini mereka bisa mencari segala informasi tentangnya, sekaligus juga sebagai ” pasar” untuk melepas kelebihan stok atau calon penggemar yang ingin mencari jenis yang bermutu. (tot)

dari : sinarharapan.co.id

Arwana, Anggun dan Mempesona


JAKARTA – Salah satu ikan purba yang dewasa ini belum punah adalah ikan arwana (Scleropages sp). Ikan ini sampai seabad yang lalu nyaris tidak dikenal. Beruntung ada dua ilmuwan Jerman bernama Muller dan Schlegel yang tertarik dengan kecantikan ikan yang mereka temukan di Amerika Selatan. Penelitian mereka menemukan ternyata ikan tersebut belum dikenal. Keduanya memberi nama ikan itu Osteoglossum formosum.


Namun pada tahun 1913 dua ahli zoologi Belanda Max Weber dan LF de Beaufort mengubah namanya menjadi Scleropages formosus. Sampai penemuan jenis terakhir oleh ilmuwan Jepang Kanazawa 1966, telah ditemukan banyak jenis arwana. Sekurangnya sudah diketahui ada empat genus yaitu Arapaima dengan satu spesies (Arapaima gigas), Osteoglossum dengan dua spesies yakni Osteoglossum bicirrhosum dan Osteoglossum ferreirai, kemudian genus Scleropages dengan empat spesies yaitu Scleropages formosus, Scleropages guntheri, Scleropaghes leichardti dan Scleropages jardini. Genus terakhir adalah Clupisudis dengan spesies tunggal Cluoisudis nilot.

Sedangkan di Indonesia, yang sangat banyak ditemukan adalah jenis Super Red Arowana (Scleropages formosus). Arwana jenis ini sangat banyak terdapat di sungai-sungai dan danau di Sintang dan Kapuas Hulu di Kalimantan Barat. Sungai-sungai yang merupakan anak Sungai Kapuas itu menyimpan banyak jenis arwana tersebut sebab sungai atau danaunya tidak berbatu dan arus sungainya tenang, tidak sederas Sungai Kapuas.
Selain di Kalimantan Barat, arwana juga ditemukan di Sumatra terutama di daerah Riau dan Jambi, namun jenisnya adalah Arwana Merah (Golden Red Arowana) Ini masih termasuk spesies Scleropages formosus.


Warna dasar arwana Sumatra ini kuning keemasan di bagian kepala dan pada ekor dan sirip belakangnya berwarna merah. Arwana yang banyak diincar kolektor ini tidak ”bergincu” bibirnya. Namun pamornya memang tidak sehebat Super Red Arowana.
Jenis arwana yang juga terdapat di Indonesia adalah arwana hijau (green arowana), yang juga banyak ditemukan di Kalimantan, antara lain di Sungai Melawai dan Sungai Mensiku. Ciri utamanya ada warna hijau pada ekor. Namun warna hijau ini sering kali tidak terlihat karena tertutup warna merah. Hanya pada yang dewasa, warna hijau itu semakin jelas terlihat. Arwana hijau ini habibatnya adalah air sungai yang warnanya tidak terlalu bersih, kecokelatan.
Ada dua jenis arwana lain yang juga hidup di Indonesia, yakni di Papua, namun konon populasinya tidak terlalu besar. Kolektor pun lebih suka berburu jenis arwana ini di Australia yang populasinya cukup tinggi.
Di Australia populasi arwana jenis Scleropages jardini dan Scleropages leichardti tinggi. Jenis pertama terutama terdapat di Sungai Queensland dan Sungai Jardine. Cirinya, tubuhnya berbintik merah, bagian perut berwarna perak. Sedangkan jenis Scleropages leichardti banyak terdapat di Sungai Fitzroy, Sungai Mary, Sungai Dawson dan Sungai Burnett Australia.
Jenis ini di Indonesia juga ditemukan di beberapa sungai kecil di Papua. Akan tetapi karena pengamatan di Papua belum intensif, banyak orang memperkirakan populasi kedua jenis arwana ini cukup besar. Sedangkan jenis Silver Arowana dan Black Arowana banyak ditemukan Amerika Selatan, Utara dan beberapa sungai di Afrika. Di Indonesia seperti pula populasi arwana di Papua, belum terdata.

Memilih Arwana
Tidak mudah untuk memilih arwana yang baik. Diperlukan pengetahuan dan pengalaman. Bagi pemula memang agak sulit. Namun di antara kolektor seperti ada ”kesepakatan” untuk melihat kualitas arwana dari gerakan, bentuk kepala, ekor, sisik dan bentuk badan.
Arwana yang sehat dan berkualitas biasanya gerakannya lincah, tidak bisa diam. Ia akan menjelajahi luas aquarium dan gesit menyambar makanan yang diberikan. Sedangkan arwana yang sakit sebaliknya. Gerakannya pelan, tidak bernafsu makan, dan lebih suka mematuki dinding aquarium.
Bentuk fisik arwana yang bagus itu, antara lain bentuk badannya dengan punggung lurus dan panjang. Punggungnya tidak bungkuk dan menonjol seperti unta. Kesannya kekar dan kuat. Badan tidak cacat atau ada bekas luka. Warna sisiknya cerah dan mengkilap.
Mulut arwana lebar. Rahangnya tidak sama antara yang bawah dan atas. Lebih panjang rahang bawah. Pada dagu ada sepasang sungut yang panjang. Jangan sampai ada sungut yang putus. Sebab pada arwana, sungut yang putus tidak bisa tumbuh lagi. Arwana yang tidak bersungut berarti cacat permanen yang bagi arwananya sendiri sangat mengganggu gerak dan kelincahannya.
Arwana yang baik memiliki ekor yang besar dan berbentuk seperti kipas. Harus dicermati agar bagian ekor ini tidak robek-robek pinggirannya, yang mungkin bekas luka gigitan akibat berkelahi sesamanya. Yang juga penting dicermati, jangan sampai memilih arwana yang ekornya berbintik-bintik putih. Sisik arwana harus tersusun rapi, tidak kasar dan tidak ada bekas luka. Sisik harus mengkilap permukaannya dan tidak banyak berlendir.
Fisik arwana yang sangat penting diperhatikan adalah matanya. Mata itu harus bulat dan besar. Namun begitu, jangan sampai memilih arwana yang matanya melotot atau menonjol ke atas atau ke bawah. Hati-hati dengan arwana yang buta. Perhatikan juga insang arwana harus normal, dengan penutup yang keras dan rapat. Jangan sampai penutup insang arwana itu melengkung ke luar, sebab akan mengganggu bernapasnya.
Mengenai warna tentunya sangat tergantung dari kesenangan kolektor arwana. Sebab banyak pilihan yang bisa dilakukan. Namun yang harus diperhatikan, amati dulu, apakah warnanya bagus, tidak kusam tetapi cemerlang. sesuai dengan keinginan. Sebab warna yang tidak cerah dan mengkilap bukan mustahil menandakan ikan naga itu sedang sakit.
(dasriel rasmala)

dari : sinarharapan.co.id

TIPS Merawat Arwana agar Sehat dan Gesit



JAKARTA – Setiap akuarium, sebaiknya hanya ada seekor arwana saja (soliter), sebab tidak mudah bagi seekor arwana untuk hidup berdampingan dengan ikan sejenisnya. Untuk mendapatkan ikan arwana yang berkualitas dan sehat tentunya dibutuh kondisi dalam akuarium yang nyaris sama dengan habitat aslinya. Makanan harus cukup dan diberikan secara teratur, kualitas air juga terkontrol dengan baik dan diberi obat-obatan agar tidak tercemar oleh zat-zat kimia yang beracun.

Kondisi Akuarium
Siapa pun yang memelihara arwana pasti dengan bangga akan menempatkan ikannya di kuarium terbaik. Agar keanggunan itu terpantul maksimal, maka hanya seekor arwana saja dalam satu akuarium. Jangan meletakkan akuarium di dekat dinding (tembok) apalagi sampai menempel. Sebab bila arwana melihat serangga seperti kecoa atau cecak di dinding, ia akan melompat dan menyeruduk dinding kaca aquarium, sehingga bisa luka. Perhitungkan besar akuarium dengan besar ikan, agar ikan bisa bergerak bebas dan meluncur di ruangan yang cukup. Beri penerangan yang memadai. Untuk mengontrol suhu air (27-30 derajat Celcius), sebaiknya dipasang termometer di dinding akuarium dan ujungnya tercelup ke air. Ukur pH sekurangnya seminggu sekali.

Memberi Makan
Meskipun tidak ada patokan, sebaiknya arwana diberi makan 3 – 4 kali sehari. Dibutuhkan 8-10 ekor jangkrik sehari. Sebelum diberikan, kaki belakang jangkrik yang bergerigi dipotong dulu, agar tidak menggores kerongkongan arwana. Harus diusahakan agar makanan tidak tersisa di aquarium. Jangkrik, kelabang, kecoa dan udang, mengandung zat karoten dan kitin yang bisa memberi efek sisik yang indah, cerah dan mengkilap pada arwana. Continue reading “TIPS Merawat Arwana agar Sehat dan Gesit”

FORUM Mancing Ikan Mas


Jakarta – Mancing ikan mas adalah salah satu kegiatan yang amat digemari, baik itu sebagai sarana hiburan, olahraga maupun pelepas penat. Tak heran jika berbagai cara dilakukan orang demi memenuhi hasratnya untuk memancing. Ada yang sampai mengeluarkan biaya mahal hanya untuk peralatannya saja (fishing gear), padahal bisa juga tanpa biaya sepeser pun.
Mancing di air tawar menjadi alternatif yang menggembirakan untuk mengisi waktu luang. Di luar nelayan, mancing adalah suatu hobi yang menyatukan kegiatan olahraga, olahrasa dan rekreasi. Di Indonesia kegiatan ini bisa dilakukan oleh siapa saja dan di mana pun sepanjang di daerah tersebut terdapat air yang memenuhi syarat yang menjamin hidup ikan. Contohnya di danau, empang, situ, sungai dan sebagainya.


Lokasi mancing yang memang khusus untuk mancing ikan mas banyak bertebaran di Pulau Jawa. Untuk kota besar seperti Jakarta, lokasi pemancingannya yang terkenal sering didatangi para pemancing dari luar kota. Berikut ini adalah tempat pemancingan ikan mas yang terdapat di Jakarta dan sekitarnya. Continue reading “FORUM Mancing Ikan Mas”