PERBAIKAN KUALITAS PRODUK INDUSTRI KECIL TERIPANG


Anda sibuk tapi masih ingin meraih sarjana untuk menunjang karir, maka inilah |

tempat kuliah paling fleksibel SARJANA NEGERI 3 TAHUN – TANPA SKRIPSI ABSENSI HADIR BEBAS – BERKUALITAS – IJAZAH & GELAR DARI DEPDIKNAS MURAH DAPAT DIANGSUR TIAP BULAN – terima pindahan dari PTN/PTS lain
MANAJEMEN – AKUNTANSI – ILMU KOMUNIKASI – ILMU PEMERINTAHAN

022-70314141 7313350-utkampus : jl. terusan halimun 37 bandung- utkampus.net

 

PENGARANG : M. YUSUF SAMAD

Abstract

Conventional method of handling dried ‘teripang’ (dried sandfish) that habitually accepted home-based industries make usually low quality of product. Improve merthod is requaired to get better quality of product. Experiment showed that step and controlled drying process for 20 hours allowed water content to decrease until 30%. Pre-treatment of fresh ‘teripang’ by adding chop (cutting in small pieces) papaya leaf (3-7%) and NaOH (0.05-0.15%) decrease mineral/ash content until 29.8% without changing the appearance and texture of the product. Decreasing the water content allow the protein content to increase about 12.5% and fat content to increase about 4.2% by weight dried matter.

Kata Kunci : Teripang, pengolahan, produk, industri kecil

Sumber :

Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol.2, No.3, (Juni 2000), hal. 52-55 Humas-BPPT/ANY

PENDAHULUAN

Teripang (Timun laut, Echinodermata) adalah salah satu komoditi ekspor sub sektor perikanan yang cukup potensial. Di Indonesia, pemanfaatan teripang sebagai bahan pangan dibanding produk perikanan lainnya tergolong kurang populer karena nilai estetika yang rendah dilihat dari bentuk fisik teripang yang terkesan menjijikkan. Namun demikian teripang sesungguhnya mengandung protein cukup tinggi. Dimancanegara khususnya di Hongkong, Taiwan, Singapura dan Amerika Serikat telah memiliki reknik pengolahan yang lebih maju sehingga teripang telah menjadi salah satu komponen pangan yang sangat digemari. Saat ini Indonesia menjadi salah satu negara pengekpor teripang kering terkemuka selain Filipina dan Kaledonia baru. Pada tahun 1988 ekspor teripang Indonesia mencapai 3.804,1 ton dengan nilai US$ 8.266.700 dalam bentuk daging kering (beche-de-mer), usus asin (konowata) dan gonad kering (konoko). Mutu teripang kering dari Indonesia masih dibawah standar perdagangan sehingga nilai jual produk teripang lebih rendah dari produk negara-negara pesaingnya. Potensi teripang cukup besar karena Indonesia memiliki perairan pantai dengan habitat teripang yang cukup luas. Dari sekitar 650 jenis teripang yang ada didunia 10% berada di Indonesia dan dari jumlah tersebut dipastikan ada 7 jenis yang tergolong mempunyai nilai jual tinggi yakni teripang pasir (Holothuroidea Scabra), teripang hitam (Holothuroidea Edulis), teripang coklat (Holothuroidea Marmoreta), teripang merah (Holothuroidea Vatiensis), Teripang koro (Holothuroidea Nobilis), teripang nanas (Thelonota Anana), dan teripang gama (Stichopus Varigatus). Ekspor teripang Indonesia dilakukan oleh beberapa pengusaha atau distributor yang membeli teripang lansung dari para pengrajin teripang di beberapa daerah di Indonesia khususnya dari Kawasan Indonesia Timur seperti NTT, NTB, Sulsel, Sultra, Maluku dan Irian Jaya. Umumnya para pengusaha melakukan seleksi jenis dan kualitas terhadap produk masyarakat nelayan/pengrajin teripang. Kondisi ini sering menyebabkan perbedaan harga yang sangat mencolok ditingkat nelayan dan ditingkat distributor. Para pengrajin sering menjadi korban penipuan karena alasan mutu teripang. Sebagaimana yang sering terjadi pada pengrajin komoditi agroindustri lainnya, pengrajin teripangpun saat ini masih belum dapat meningkatkan taraf penghidupannya sementara disisi lain para distributor atau pedagang teripang memiliki taraf kehidupan yang lebih layak. Keadaan ini mengharuskan adanya kegiatan alih teknologi untuk membantu para pengrajin teripang memperbaiki mutu olahannya serta membantu memperluas jaringan pemasarannya melalui lembaga profesi dibeberapa daerah yang memiliki potensi teripang yang pada umumnya merupakan sentra-sentra desa tertinggal. Program Peningkatan Kemampuan Iptek di Daerah (IPTEKDA) BPPT adalah wujud partisipasi BPPT dalam membantu meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi tepat guna. Kabupaten Selayar Propinsi Sulawesi Selatan merupakan daerah terpilih sebagai penerima bantuan kegiatan iptekda, khususnya dalam kegiatan pengolahan teripang karena memiliki habitat teripang potensial sementara para pengrajinnya masih relatif sedikit jumlahnya dengan kemampuan olah sangat terbatas. Pada umumnya mereka mengolah teripang secara tradisional. Tulisan ini adalah salah satu luaran kegiatan iptekda di kabupaten Selayar pada tahun 1999 yang bertujuan membantu meningkatkan kualitas produk para pengrajin teripang atau industri kecil teripang yang berdampak pada meningkatnya harga jual produk teripang kering. Tulisan ini juga sebagai bagian dari paket teknologi pengolahan teripang Direktorat Agroindustri BPPT untuk bahan informasi kepada masyarakat luas dibidang industri perikanan yang memerlukannya.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa :

Mutu produk industri kecil teripang dapat ditingkatkan dengan perlakuan bahan baku sebelum diolah kemudian digunakan pengeringan bertahap dan terkontrol.

Cara pengeringan bertahap dan terkontrol (I. 75-80°C, II. 65-75°C, III. 40-45°C, IV. 30-32°C) selama 20 jam secara signifikan menurunkan kandungan air rata-rata 30% yang pada akhirnya menungkatkan kandungan protein rata-rata 12,8% dan lemak 4,2% tanpa merusak tekstur produk.

Penggunaan bahan pelunak bahan baku yakni daun pepaya (3-7%) dan NaOH (0,05-0,15%) secara signifikan menurunkan kandungan mineral rata-rata 29,8%.

Jika dibandingkan dengan beberapa persyaratan perdagangan maka untuk produk teripang kering (teripang pasir, landfish-dried) maka hasil tersebut diatas menunjukkan bahwa perbaikan mutu produk elah sesuai dengan yang diharapkan. Namun demikian penelitian intensif yang menyangkut banyak aspek untuk peningkatan mutu produk teripang tetap diperlukan.

 

Source : iptek.net.id

3 thoughts on “PERBAIKAN KUALITAS PRODUK INDUSTRI KECIL TERIPANG

  1. Asslmualaikum Pak Yusuf,

    Saya tertarik dengan teknologi pengeringan teripang ini, sekarang saya sedang dalam proses awal/belajar menjalani bisnis teripang ini bersama rekan saya. Kendala yang sekarang kita hadapi adalah lamanya proses pengeringan yang bisa mencapai waktu berminggu-minggu terlebih di musim hujan. Bisakah saya bisa mendapatkan teknologi yang bapak informasikan tersebut untuk kami kembangkan di daerah bima, NTB, sehingga bisa mempercepat proses pengeringan.
    Terima kasih atas informasinya dan mohon bantuannya untuk mengirimkan metode lengkap pengeringan teripang tersebut untuk kami coba kembangkan di NTB.
    Alamat saya: ht4707@gmail.com.

    Wassalaamu’alaikum,
    Tri Haryadi

  2. saat ini saya mendapatkan peana tripang dari jerman..tripang itu sendiri yang dubuthkan buyer dari jerman adalah jenis tripang kering. apabila saudara tri sdh berhasil mengeringkan tripang dan bisa menghasilakn tripang kering dlam jumlah banyak (ton), harap me-reply saya di email saya, thnx before..

Leave a comment