Biota Laut Rusak Akibat Eksploitasi Perahu Gardan


Keindahan panorama di bawah laut di perairan seluruh Indonesia kini tampaknya sudah cukup memprihatinkan. Tidak terkecuali di perairan pantai di sekitar pinggiran Sletereng, yang sudah sekian lama mengalami kerusakan. Hal itu tampaknya banyak oknum pengusaha yang memanfaatkan keuntungan secara pribadi tanpa memikirkan pelestarian dan kelestarian panorama keindahan alam bawah laut.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Redaksi KabarIndonesia menyebutkan bahwa salah satu oknum pengusaha yang diduga meng-eksploitasi (memeras kekayaan alam) kekayaan alam bawah laut di Desa Sletreng tersebut yakni berinisial Arw (34), pemilik perahu garden yang juga warga Desa Sletreng tersebut selalu memanfaatkan kekayaan alam bawah laut demi keuntungan bisnis pribadinya, dengan cara menjual karang-karang dan terumbu karang ke Banyuwangi, dan di Banyuwangi ada seorang pengusaha yang mengekspornya ke luar negeri.

“Di Sletreng ini selalu setiap hari terjadi perusakan terumbu karang hanya gara-gara perahu garden milik pak Arw, dan dugaan lainnya yang memiliki usaha tersebut yaitu berinisial Mtw (37), Ram (39), Ysp (30), dan Er (40). Kelima orang tersebut semuanya memilki perahu garden yang selalu merusak biota laut dalam hal ini terumbu karang. Dan hasil terumbu karang tersebut dikumpulkan lalu dijual ke Banyuwangi dan dengan pengusaha di Banyuwangi itu di eksport lagi ke luar negeri, dan para pemilik perahu garden tersebut tampaknya hampir setiap hari mencari terumbu karang, dan hanya hari Jumat saja yang libur, mas,” ujar salah satu sumber valid kepada KabarIndonesi yang enggan ditulis namanya beberapa waktu lalu.

Sedangkan ketika KabarIndonesia berupaya mengkonfirmasikan seputar hal tersebut kepada salah satu warga Sletreng, Sukarto (43) yang sering didatangi oknum pejabat terkait mengatakan, ”Kalau saya hanya bapaknya, ndak tahu apa-apa, mas. Yang punya bisnis itu hanya anak saya, sedangkan anak saya sekarang ada di kantornya. Memang benar saya dan anak saya sering mengirim salah satu terumbu karang ke Banyuwangi tapi itu Cuma terumbu karang yang kecil-kecil saja kok, mas. Seperti ini lo mas bentuknya,” ujar Sukarto sembari memberikan contoh salah satu terumbu karang yang dikirim kepada seorang pengusaha di Banyuwangi beberapa waktu lalu.

  1. Mengenai kerusakan Biota Laut seperti terumbu karang, menerut Ir. I made Yudriksa kepala staf tata usaha (Ka T.U) Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo, itu sangat berpengaruh sekali terhadap pertumbuhan perikanan di wilayah khususnya dikawasan pesisir Situbondo, karena batu karang yang ada didasar laut adalah tempatnya para ikan-ikan berkembang biak, sehingga bila trumbu karang itu musnah para ikan yang ada akan kabur karena lautan tersebut menjadi panas, dan itu sudah jelas sangat merugikan para nelayan tradisional di kawasan pesisir pantai utara Situbondo, dan ini sangat perlu mendapat perhatian yang serius dari Dinas terkait tentang kelestarian lautan yang sudah terancam akibat ulah para pengusaha illegal yang tidak pernah memperhatikan lingkungan, karna dengan musnahnya trumbu karang saat ini. Sementara itu ketika Redaksi KabarIndonesia mengkonfirmasikan seputar hal itu kepada Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Situbondo, AKBPRudy Kristantyo mengatakan, ”Jika tidak ada barang buktinya repot itu mas, sampeyan tunjukkan aja dulu barang buktinya baru kami berani bertindak,” ujar Kapolres Situbondo, Rudi Kristantyo kepada Redaksi KabarIndonesia di ruang kerjanya beberapa wakatu lalu.

kabarindonesia.com,20/02/2008

Leave a comment