Ditemukan, Gurita Berkaki Enam


Blackpool Sealife Centre
Henry, gurita berkaki enam yang ditemukan di Inggris

Selasa, 4 Maret 2008 | 11:18 WIB

LONDON, SENIN – Para peneliti kelautan Inggris menemukan apa yang mereka yakini sebagai temuan pertama gurita berkaki enam atau hexapus yang kemudian dinamai Henry.

Hewan laut yang unik karena memiliki lebih sedikit kaki dibanding gurita normal yang berkaki delapan (octopus) itu diyakini merupakan hasil dari cacat kelahiran atau kelainan genetik dan bukan karena kecelakaan.

“Kami meneliti berbagai temuan dan bicara dengan banyak pengelola taman air, dan tak seorangpun pernah mendengar atau menemukan gurita berkaki enam,” ujar Carey Duckhouse, supervisor dan perawat hewan di Blackpool Sea Life Centre, Inggris.

Henry ditemukan dalam perangkap lobster di pesisir Wales utara dua minggu lalu. Bersama delapan ekor hewan laut lainnya, ia kemudian dipindahkan ke Sea Life. Waktu itu tidak ada yang menyadari bahwa gurita itu berkaki enam. Baru ketika Henry masuk ke tangki kaca, pegawai Sea Life mengetahui jumlah kaki yang dimiliki gurita itu.

Gurita memang diketahui memiliki tiga jantung dan darah berwarna biru, namun tak pernah ada yang berkaki enam.
WSN

dari : kompas.com

Sensus Keragaman Hayati Laut Antartika Diluncurkan


Wikipedia
Penguin Adelie

Selasa, 29 Januari 2008 | 21:02 WIB

WELLINGTON, SELASA – Para ilmuwan dari Selandia Baru dan Italia akan bergabung dalam tim sensus keragaman hayati Laut Antartika. Sensus pertama ke wilayah oantai bagian utara benua beku di kutub selatan tersebut diluncurkan dari Selandia Baru, Selasa (29/1), dan akan berlangsung selama dua bulan.

Sensus keragaman hayati Laut Antartika merupakan bagian dari proyek riset internasional yang diikuti 23 negara. Sebanyak 11 ekspedisi pelayaran ke koordinat berbeda telah disiapkan untuk menyurvai seluruh ekosistem laut dan habitat di perairan yang sangat dingin tersebut.

Sebanyak 26 ilmuwan yang ikut dalam ekspedisi pertama akan mengumpulkan sampel kehiudpan laut dan memotret hingga kedalaman 3900 meter. Data hasil survei ke wilayah yang belum terjamah akan dijadikan pedoman pengmabilan kebijakan yang terkait dengan kelangsungan ekosistem di sana. Continue reading “Sensus Keragaman Hayati Laut Antartika Diluncurkan”

Bintang Laut “Raksasa” Ditangkap dari Antartika


NZ IPY-CAML
Sadie Mills (kiri), teknisi kurator NIWAdan Niki Davey, ahli ekologi laut NIWA membawa bintang laut raksasa Macroptychaster yang panjangnya 60 centimeter.

Minggu, 23 Maret 2008 | 15:32 WIB

JAKARTA, MINGGU – Makhluk-makhluk laut ‘raksasa’ kembali diangkut dari perairan Antartika, Kutub Selatan. Di antaranya seekor ubur-ubur dengan tentakel sepanjang 3,6 meter dan bintang laut selebar 60 centimeter.

“Suhu sangat dingin, jumlah predator yang sedikit, dan kadar oksigen tinggi di air laut, termasuk umurnya mungkin dapat menjelaskan ukuran beberapa spesimen ini,” ujar Don Robertson, ilmuwan dari Institut Air dan Riset Atmosfer Nasional (NIWA), Selandia Baru.

Hewan-hewan tersebut ditangkap selama ekspedisi ilmiah di Laut Ross, Selandia Baru selama 50 hari yang berakhir Kamis (20/3). Dari 30.000 spesimen yang dibawa, sebagian di antaranya mungkin baru.

Survei tersebut merupakan bagian dari program Intenasional Polar Year yang melibatkan 23 negara. Sebanyak 11 kali pelayaran dijadwakan dalam beberapa tahun untuk mengungkap kehidupan luat Antartika. Tujuan survei ini adalah mempelajari pengaruh pemanasan global terhadap kehidupan di sana.(AP/WAH)

dari : kompas.com

Penyu Raksasa Tempurung Lunak Muncul di Vietnam


Cleveland Metroparks Zoo
Penyu raksasa tempurung lunak (Rafetus swinhoei)

Kamis, 17 April 2008 | 16:45 WIB

CLEVELAND, RABU – Seekor penyu raksasa Swinhoe (Rafetus swinhoei) yang sudah di ambang punah muncul ke permukaan sebuah danau di Vietnam. Tidak hanya ukurannya yang besar, penyu tersebut dikenal unik dengan tempurung lunak.

Penyu langka tersebut ditemukan di sebuah danau di utara Vietnam yang berada di barat Hanoi. Nguyen Xuan Thuan, seorang biolog dari organisasi lingkungan Education for Nature, Vietnam berhasil mengambil foto seekor penyu raksasa yang sedang berenang di permukaan danau.

¨Ini penemuan yang sangat penting karena penyu Swinhoe adalah salah satu spesies paling terancam punah di dunia,¨ujar Doug Hendrie, koordinator Program Kura-kura Asia dari Kebun BInatang Metroparks Cleveland, AS. Penyu tempurung lunak Swinhoe selama ini sudah tidak pernah ditemukan lagi di alam dan hanya tersisa tiga ekor dalam pemeliharaan, dua ekor di sebuah kebun binatang China dan seekor dipelihara di Danau Hoan Kiem di pusat Kota Hanoi. Continue reading “Penyu Raksasa Tempurung Lunak Muncul di Vietnam”

Pulau Runduma, Surganya Penyu


Rabu, 30 Januari 2008 | 16:15 WIB

KENDARI, RABU – Runduma adalah surga bagi penyu. Disebut demikian karena di pulau berpasir putih ini, penyu bebas beranak-pinak membentuk koloni, tanpa gangguan manusia.

Pulau di tengah Laut Banda dan termasuk wilayah Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara ini, sesungguhnya bukan pulau tak berpenghuni. Ada 140 kepala keluarga yang bermukim di pulau itu yang sangat mencintai alam dan pulau mereka, sehingga penyu merasa aman hidup berdampingan.

Terumbu karang di perairan Laut Banda juga masih lestari. Warga Desa Runduma, Kecamatan Tomia menghargai kehidupan biota laut dan sangat menjaga terumbu karang di kawasan itu. Mereka tak pernah merusaknya, karena terumbu karang bagi mereka seperti “ibu”, yang memberi kehidupan. Mereka menangkap ikan hanya dengan menggunakan alat konvensional, seperti pukat dan jala saja.

Mereka pantang menggunakan alat modern apalagi sampai melakukan pemboman ikan yang dapat merusak terumbu karang. Mereka paham terumbu karang adalah tempat berkembang biaknya biota laut, khususnya ikan dan penyu. Jika terumbu karang hancur maka ikan dan penyu tak akan ada lagi.

Khusus penyu, di sebelah Pulau Runduma terdapat pulau kecil yang sama sekali tidak berpenghuni. Di pulau tanpa nama, rakyat Runduma membiarkan penyu-penyu bertelur.

Untuk mengawasi perkembangbiakan penyu, pengawas dari Taman Nasional Wakatobi setiap bulan melakukan kunjungan. Tujuannya untuk melihat, sekaligus menghitung pertambahan populasi penyu di sekitar pulau tersebut. Continue reading “Pulau Runduma, Surganya Penyu”

Penyu Papua Berenang ke Oregon


Peter Richardson via Getty Images
Penyu belimbing

Senin, 11 Februari 2008 | 01:19 WIB

BANGKOK, SENIN – Seekor penyu belimbing (Dermochelys coriacea) berenang dari Papua ke Oregon AS. Menurut data yang diperoleh ilmuwan AS, penyu ini berenang sejauh 20.557 kilometer selama 647 hari atau hampir dua tahun.

Menurut seorang ilmuwan AS, penyu ini melakukan perjalanan terpanjang yang pernah dicatat antara tempat bertelur dan tempat mencari makan. “Ini tergolong hewan paling cocok untuk perjalanan semacam ini,” kata Scott Benson, peneliti biologi perikanan di Badan Perikanan Laut Nasional AS, di Bangkok, Jumat (8/2).

Lembaga ini membantu melacak penyu itu dan mempresentasikan detil penelitiannya pada sebuah simposium penyu bulan lalu. Pada 2003, lembaga ini memasang alat pelacak pada sembilan penyu. Penyu yang baru ditemukan itu, dari Papua mencapai Oregon, lalu menuju Hawaii sebelum akhirnya baterai alat pelacak untuk satelit itu habis.(AP)

dari : kompas.com

Ensiklopedia Online Targetkan Informasi Seluruh Spesies


Halaman informasi spesies di Encyclopedia of Life.

Rabu, 27 Februari 2008 | 17:29 WIB

JAKARTA, SELASA – Ensiklopedia yang berisi informasi lengkap mengenai keragaman biologi di dunia mulai tersedia cuma-cuma secara online. Proyek yang digarap sejak tahun 2003 telah mempublikasikan informasi pertamanya mulai Selasa (26/2).

Situs yang diberi nama Encyclopedia of Life ini bertujuan menyajikan informasi selengkap-lengkapnya mengenai 1,8 juta spesies yang telah teridentifikasi di seluruh dunia. Sejauh ini sudah tercatat sekitar satu juta spesies.

Sebagain besar masih menyajikan informasi minimal. Hanya 300.000 spesies yang menyajikan infromasi cukup lengkap berkat database dari berbagai situs lembaga resmi yang mengijinkan untuk berbagai informasi, seperti Solanaceae Source, Fish Base, dan AmphibiaWeb. 24 halaman sudah menyajikan informasi yang kaya dengan konten berbasis multimedia.

Halaman lengkap diperkirakan rampung pada tahu 2017. Tahun lalu, proyek ini mendapat suntikan dana 2,5 juta dollar AS dari yayasan Alfred P Sloan, New York dan 50 juta dollar As dari Yayasan John D dan Catherine T MacArthur, Chicago, AS. Continue reading “Ensiklopedia Online Targetkan Informasi Seluruh Spesies”

Monster-monster Laut Tertangkap dari Perairan Antartika


Australian Antarctic Division/Martin Riddle
Foto yang dirilis Australian Antarctic Division adalah salah satu spesies laut dalam di perairan Antartika yang terlihat seperti bunga tulip dengan tubuh bening.

Selasa, 19 Februari 2008 | 15:28 WIB

SYDNEY, SELASA – Dari perairan dingin Antartika, para ilmuwan berhasil merekam dan menangkap makhluk-makhluk laut raksasa. Salah satu monster laut itu berbentuk mirip laba-laba laut namun berukuran sebesar piring makan. Seekor ubur-ubur yang memiliki tentakel hingga 6 meter juga ikut ditangkap.

“Gigantisme sangat biasa di perairan Antartika, kami telah mengumpulkan cacing raksasa, udang raksasa, dan laba-laba laut yang sebesar piring ini,” ujar Martin Riddle, ilmuwan Australia, Selasa (19/2). Banyak di antaranya ikan-ikan yang hidup di kegelapan dan bermata besar sehingga terlihat menakutkan.

Makhluk-makhluk laut yang misterius itu adalah sebagian dari koleksi yang dikumpulkan para peneliti dari Laut Selatan selama ekspedisi CEAMARC (Collaborative East Antarctic Marine Sensus). Sekitar 25 persen sampel yang dikoleksi diperkirakan baru dalam dunia sains hewan. Masing-masing seberat rata-rata 30 kilogram dan sebagain diambil dari kedalaman antara 200-1400 meter. Continue reading “Monster-monster Laut Tertangkap dari Perairan Antartika”

Riset Biota Endemik di Danau Malili


Selasa, 4 Maret 2008 | 19:33 WIB

JAKARTA, SENIN – Kerja sama riset yang dilakukan peneliti dari Universitas Tadulako Palu dan Wisconsin University Amerika Serikat serta Simon Fraser University Kanada menemukan beberapa ikan endemik dari kompleks Danau-danau Malili di Sulawesi Tengah.

Selama ini di bagian tengah Pulau Sulawesi terdapat beberapa danau yang unik pembentukannya, yaitu terbentuk dari proses pergeseran kerak bumi dan pengangkatan dasar laut selama beribu hingga berjuta tahun lalu.

Karena proses evolusi itu terbentuk Danau Lindu, Danau Poso, dan danau-danau yang berada dalam kompleks Danau Malili (Matano, Mahalona, Towuti, Masapi, dan Lantoa). Danau tersebut kaya akan biota endemik yang tidak ditemukan di danau-danau lain.

Dalam kompleks Danau Malili saja, jelas Fadly Y Tantu, dosen Program Studi Akuakultur Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, ditemukan biota-biota endemik, yaitu 32 jenis ikan, 9 jenis udang air tawar, 87 jenis diatom, 26 jenis gastropoda, dan 5 jenis kepiting air tawar. Continue reading “Riset Biota Endemik di Danau Malili”

Ikan Kod Antartika Tidur di Musim Dingin


Ikan kod di Antartika (Notothenia coriiceps) melakukan torpid, atau tidur panjang semacam hibernasi pada hewan darat, sepanjang musim dingin.

Minggu, 9 Maret 2008 | 19:10 WIB

JAKARTA, MINGGU – Tidur panjang yang dilakukan hewan-hewan darat darat pada musim dingin ternyata juga dilakukan hewan air. Para ilmuwan untuk pertama kalinya memastikan bahwa ikan kod di Antartika (Notothenia coriiceps) melakukan hal tersebut.

Saat musim dingin tiba dan di mana-mana gelap, ikan kod akan turun ke dasar laut yang sangat dingin. Ikan-ikan tersebut akan mengurangi makanannya sedikit demi sedikit, detak jantungnya mulai melemah, dan akhirnya tidur panjang selama beberapa bulan. Jika pada hewan-hewan darat dikenal dengan hibernasi, perilaku serupa pada ikan disebut torpid. Torpid menjadi siklus biologi ikan kod yang dilakukan berulang setiap tahun. Temuan ini dilaporkan tim peneliti Inggris dan Autsralia dalam jurnal PLoS edisi online.

“Ikan tersebut menjadi 20 kali lebih pasif pada musim dingin daripada musim panas,” ujar Keiron Fraser, salah satu peneliti dari British Antarctic Survey. Para peneliti memantau aktivitas ikan kod dengan memasang alat ukur detak jantung di badan ikan-ikan liar dan melacak pergerakannya selama setahun menggunakan penanda akustik. Continue reading “Ikan Kod Antartika Tidur di Musim Dingin”

Lobster Air Tawar Kenali Wajah Rival


David Paul/Blair Patullo/University of Melbourne
Lobster air tawar Australian (Cherax destructor) tidak hanya suka berkelahi, tetapi juga mengenali wajah-wajah lawannya.

Senin, 10 Maret 2008 | 13:08 WIB

JAKARTA, SENIN – Lobster air tawar ternyata pilih-pilih untuk berkelahi dan mungkin mengenal muka rivalnya. Hal tersebut diungkapkan para peneliti Australia yang mempelajari perilaku lobster Australia dari spesies Cherax destructor.

Selama ini, lobster air tawar dikenal sebagai hewan yang suka berkelahi setiap kali bertemu satu sama lain sehingga peternak harus jeli dan hati-hati mengatur kolam pemeliharaannya. Setelah mengamati beberapa kali konflik tersebut, para peneliti memisahkan lobster-lobster yang kalah.

Masing-masing kemudian dihadapkan kepada dua kelompok lobster, lobster-lobster yang menang dan lobster-lobster baru. Lobster yang menang dibedakan dengan lobster baru dengan pewarna kuning di wajahnya.

Hasilnya, lobster-lobster yang kalah lebih menyukai lawan berkelahi yang sudah dikenalnya daripada lawan baru. Hal tersebut menunjukkan bahwa lobster air tawar dapat mengenali wajah lawannya.

Bahkan, lobster juga dapat memilih lawan yang sudah dikenalnya meski dihadapkan pada dua lobster lainnya yang kembar identik. Bagi manusia, mengenali perbedaan kembar identik saja termasuk sulit kalau hanya dari melihat wajahnya saja. Continue reading “Lobster Air Tawar Kenali Wajah Rival”

Ikan Aneh dari Ambon Punya Mata Seperti Manusia


Ikan penjebak yang ditemukan di perairan Ambon ini memiliki muka rata dan sepasang mata menghadap ke depan.

Jumat, 4 April 2008 | 19:53 WIB

JAKARTA, JUMAT – Seekor ikan yang ditemukan di perairan Ambon sangat aneh karena memiliki mata seperti manusia. Tidak seperti ikan lainnya, kedua matanya menghadap ke depan di permukan mukanya yang rata.

Sirip punggung, sirip ekor, dan sirip bawah dilapisi kulit yang lembut dan tipis yang bergaris-garis coklat muda dan putih. Hewan seukuran genggaman tangan manusia ini sangat luwes menyelinap di antara celah karang sehingga jarang ditemui.

Secara umum ikan tersebut dikelompokkan sebagai ikan penjerat (anglerfish) atau ikan katak (frogfish) yang suka berdiam di satu tempat dan memancing mangsanya datang. Namun, sosoknya yang aneh tak dijumpai dalam literatur ikan manapun. Ikan tersebut ditemukan pertama kali oleh pemandu selam Toby Fadilsyair lima belas tahun lalu. Namun, sampai sekarang proses identifikasi terhadap ikan tersebut belum pernah dilakukan karena sulitnya merekamnya dari dekat.

Beruntung, pada Januari 2008 lalu, penyelam Mark Snyder dari Maluku Divers berhasil memotret seekor di antaranya dari dekat dan dari berbagai sudut. Foto-foto tersebut kemudian dikirim kepada Profesor Theodore Pietsch, pakar ikan dari Sekolah Kelautan dan Ilmu Perikanan Universitas Washington untuk diidentifikasi.

“Begitu saya melihat foto tersebut, saya tahu bahwa ia jenis anglerfish karena sirip-sirip di sisi badannya yang mirip kaki,” ujar Pietsch. Sirip yang khas ini berfungsi untuk membantu ikan tersebut merayap di dasar laut daripada berenang untuk berpindah ke tempat lain. Namun, tidak seperti ikan penjebak umumnya, ia tak memiliki semacam pancing di atas kepalanya untuk menarik perhatian mangsa. Continue reading “Ikan Aneh dari Ambon Punya Mata Seperti Manusia”

Gurita-gurita Romantis dari Indonesia


Foto dua ekor gurita sedang kawin.

Minggu, 6 April 2008 | 16:28 WIB

JAKARTA, MINGGU – Para peneliti dari Universitas Berkeley, California, AS terkejut menemukan kawanan gurita yang sangat atraktif. Karakternya sangat berbeda dengan gurita-gurita di akuarium yang umumnya sangat pemalu. Sifat yang tidak biasa ditunjukkan gurita-gurita liar dari spesies Abdopus aculeatus. Gurita yang ukuran tubuhnya sebesar buah jeruk dan tentakel sepanjang 20-25 centimeter ini ditemukan di sekitar pantai-pantai di wilayah Indonesia.

Gurita-gurita liar tersebut jelas sangat bersemangat berkompetisi untuk berebut pasangan terbaik, sangat melindungi pasangannya, dan hanya kawin sekali seumur hidup. Para pejantannya sangat pemilih untuk mendapat pasangan dan tak segan menyerang rivalnya sampai untuk menggaet calon pilihannya. Namun, di balik kejantanannya, gurita jantan juga kadang-kadang feminin.

Misalnya, berenang dengan genit di dekat dasar laut dan menutupi garis coklat di tubuhnya yang mejadi tanda pejantan untuk menaklukkan pilihan pasangan secara tiba-tiba. Para pejantan ini berebut gurita betina yang tubuhnya paling besar. Para peneliti memperkirakan, pilihan tersebut mungkin terkait dengan strategi bertahan hidup. Continue reading “Gurita-gurita Romantis dari Indonesia”

Raja Ikan Indonesia Nampang di Jepang


Minggu, 13 April 2008 | 23:24 WIB

TOKYO, MINGGU – Ikan purba Indonesia yang berusia 35 juta tahun dan dikenal dengan nama sebutan “Raja Laut” atau Coelacanth, dipamerkan kepada publik Jepang di Aquamarine Fukushima, selama dua hari sejak Sabtu (12/4) lalu.

Menurut Direktur Eksekutif Aquamarina Fukushima, Yoshotaka Abe, pihaknya meminjam ikan yang berasal dari perairan di Teluk Manado, Sulawesi Utara, untuk melengkapi sementara koleksi yang ada dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat Jepang mengenai  kekayaan alam dan ikan di laut.

Selain itu, kata Abe, pameran mengenai ikan Raja Laut itu juga bertepatan dengan peringatan 50 tahun hubungan Indonesia     Jepang, sehingga melalui pameran keilmuan dan rekreasi ini bisa diperkenalkan mengenai Indonesia dan kekayaan alamnya yang luar biasa. “Ini tentu saja amat menarik masyarakat Jepang yang juga merupakan negara kelautan,” katanya.

Pengunjung yang datang ke kompleks bernama resmi Fukushima Ocean Scientific Museum itu, terlihat  antusias menyaksikan ikan purba yang berusia 35 juta tahun tersebut.

Meskipun tidak lagi dalam keadaan hidup, ikan dengan nama “Latimeria Menadoensis” itu tetap banyak menarik minat orang sehingga berdesak-desakan hanya untuk menyaksikan jasad ikan purba yang amat langka tersebut. Continue reading “Raja Ikan Indonesia Nampang di Jepang”

Hewan Pertama di Dunia Mungkin Ubur-ubur Sisir


Ubur-ubur sisir.

Rabu, 16 April 2008 | 15:37 WIB

JAKARTA, RABU – Ubur-ubur sisir (comb jelly) ternyata lebih dulu ada daripada spons, yang selama ini dicap sebagai hewan pertama di dunia. Kesimpulan yang diambil dari hasil pelacakan jejak DNA ini cukup mengejutkan para ilmuwan karena hal tersebut menunjukkan bahwa hewan pertama lebih kompleks dari perkiraan semula.

“Begitu mengejutkan karena kami awalnya mengira terjadi kesalahan yang besar,” ujar Casey Dunn dari Universitas Brown yang melaporkan hasil penelitiannya dalam jurnal Nature edisi terbaru. Temua terbaru memastikan bahwa ubur-ubur sisir menjadi sumber berkembangnya hewan lainnya.

Misteri kemunculan hewan di Bumi memang masih menyisakan banyak misteri sampai sekarang. Metode terbaik yang dapat dilakukan adalah mempelajari jejak fosil dan membandingkannya dengan sifat genetika hewan yang masih hidup. Continue reading “Hewan Pertama di Dunia Mungkin Ubur-ubur Sisir”