Sensasi patin mulut besar


Keberangkatan Mancing Mania (MM) beberapa waktu lalu ke Bangkok, Thailand, dipicu cerita tentang ikan bobot besar yang menghuni pemancingan di Negara Gajah Putih tersebut. MM pun akhirnya memutuskan untuk trip ke Bangkok atas ajakan Lisa Sanjaya (pemilik pemancingan Lembah Desa, Imogiri, Yogyakarta) dengan tujuan Bungsamran sebagai lokasi mancing terbaik.
Patut diketahui, Bungsamran merupakan tempat mancing terkenal di dunia sebagai bermukimnya ikan-ikan air tawar terbesar di dunia, seperti mekong raksasa lele (mekong giant cat fish), gurame siam raksasa, alligator gar dan arapaima yang tumbuh lebih dari 100 kg.
Seminggu menjelang keberangkatan kami mempersiapkan segala sesuatunya seperti kamera, handycam dan piranti pancing andalan. Selain saya (Rambe) dan Lisa Sanjaya ada 2 rekan lain, Sri Rahayu atau Ayu dari Yogya dan Deni pemancing asal Solo. Untuk piranti kami gunakan joran Maguro Napoleon dipadu ril Okuma Eclipz EC-90 dan joran Shino Doogtooth S 572 S-6 dengan ril Shino Saltwater Game 6000 PG plus senar Relix Quick Sink 60 lbs 300 meter.
Kedua joran itulah kami bawa ke Thailand untuk merasakan sensasi tarikan ikan bobot besar di Bungsamran dari jenis giant mekong cat fish (asal Sungai Mekong, Thailand), giant carp, giant catfish dan striped catfish (asal Sungai Chao Phraya, Thailand) giant snake (asal Srinakarin Dam) dan alligator gar serta arapaima gigas (asal Sungai Amazon, Amerika Selatan). Menurut informasi, bobot ikan terbesar mencapai 120 kg dengan jumlah spesies di dalamnya 50 jenis ikan.

Menuju Bangkok
Minggu, 9 Agustus kami berkumpul di Bandara Soekarno Hatta. Setelah proses imigrasi usai, pukul 4 sore pesawat take off menuju Bandara Suvarnabhumi, Bangkok yang ditempuh selama 3,5 jam. Pukul 8.00 malam (tidak ada perbedaan waktu dengan Jakarta) pesawat landing di International Airport Suvarnabhumi (30 km dari Kota Bangkok). Pengambilan barang beres kami menuju Hotel Novotel di Siam Square Soi 6, Pathumwan, Bangkok untuk menginap.
Keesokan harinya kami menuju Bungsamran atau disingkat BSR, di Jalan Soi Navamin 42 Navamin Rd, Bungkum Bangkapi, Bangkok. BSR ditempuh 1,5 jam dari Kota Bangkok (normalnya 45 menit tanpa macet). Jam 10 pagi kami tiba BSR. Setibanya di BSR para maniak mancing asal Jepang, Myanmar, Vietnam, Malaysia, Australia, Korea Selatan dan Jerman pun datang kesini.
Saat melangkahkan kaki ke dalam BSR tampak hamparan luas pemancingan yang luasnya 98.000 meter. BSR begitu lengkap mulai dari toko pancing, sewa alat pancing, mini bar, billiard, bungalow, restoran dan mini market. Untuk sewa alat pancing, ibarat kata, tidak bawa piranti pun bisa mancing, tentunya dengan sewa tidak murah. Setelah membayar fishing license 1000 Baht/joran/12 jam (1 Baht Rp 325), umpan (Lam bahasa Thai) 500 Baht, jaring besar (Bignet) 60 Baht plus deposit 200 Baht dan kedi 1000 Baht, kami langsung menuju toko pancing 7 Seas Pro Shop —masih di area BSR— untuk membeli mata kail dan pelampung.
Cerita kedi setempat, Bungsamran dulunya rawa yang diubah jadi danau dengan nama Bungsamran Fishing Park. Danau ini dibagi 2, kolam besar dan kecil yang menyambung. Kemudian di tengahnya dibuat lapak sejumlah 40 yang digunakan untuk kolam kecil dan besar yang muat diisi 8 orang. Di setiap lapak ada tempat duduk dan meja. Untuk kolam besar sepanjang sisinya, setengahnya dibangun bungalow dengan harga 600 – 5000 Baht.
BSR_Website_1.jpg

Atas kesepakatan bersama kolam besar menjadi incaran kami dengan kedalaman 4-10 meter. Untuk peraturan, joran wajib memakai joran jigging, ril 4500 keatas, PE 8 dan Leader 80 lbs serta memakai rod holder. Sistem yang dipakai catch and release (tangkap dan lepas). Untuk umpan di BSR menggunakan beras merah halus yang dicampur esen dan diberi air serta diaduk merata hingga menghasilkan umpan yang agak lengket. Setelah mengecek ril, joran dan senar yang layak digunakan, umpan segera diracik. Setelah itu umpan kami pasangkan ke mata kail ukuran 9 Bass. Karena ikannya besar, umpan di mata kail pun sebesar bola tenis.

Taklukkan mekong giant cat fish
Jelang siang pertarungan kami mulai. Lemparan pertama dilakukan Deni. Satu jam umpan miliknya belum disambar. Kadang umpan disambar tapi tidak hook up. Mau tidak mau ia menarik kembali mata kail. Setelah memasang umpan baru Deni kembali melempar. Tak lama kemudian disambar. Dengan sigap Deni strike dan mengangkat Joran Shino Doogtooth S 572 S-6 dan mengengkol ril Shino Saltwater Game 6000 PG sekuat tenaga. Luar biasa pertarungan itu mengeluarkan tenaga ekstra.
BSR_Website_3.jpg

Cukup lama Deni bertarung dengan ikan pertama ini. Menurut kedi dari tarikan dipastikan mekong giant cat fish atau plabeuk (patin mulut besar sebutan orang Thai). Lima belas menit kemudian mekong giant cat fish berhasil terangkat dengan berat 18 kg.
Kini saatnya MM mencoba. Setelah umpan disatukan ke mata kail umpan segera dilempar. Setengah jam kurang umpan disambar dan mencoba memenangkan pertarungan. Tarikannya kencang sekali. Selama 10 menit MM berusaha menaklukkan. Tak disangka tarikan ikan yang kuat akhirnya terlepas. Selanjutnya Lisa tak mau kalah, setelah MM gagal bertarung dengan plabeuk, joran Maguro Napoleon dipadu ril Okuma Eclipz EC-90 pun strike dan mulai dipompa Lisa. Mata kailnya hook up sempurna. Dengan dibantu Deni, 10 menit kemudian plabeuk kembali terangkat dengan bobot 17 kg.
Menjelang sore pertarungan dahsyat kembali terjadi, Deni strike yang ke sekian kalinya. Dari lekukan joran serta tarikannya bisa diduga ikan ini bobotnya besar sekali. Kami berharap yang naik spesies lain seperti grass karp, aligator dan araipaima. Hampir 1 jam Deni berjuang menarik. Tak diduga ikan tergiring dan masuk kolong lapak. Deni berusaha agar joran yang dipegang tak lepas dari tangan.
Ikan yang masuk ke kolong lapak akhirnya bisa dikeluarkan dengan betotan kuat. Kedi secara sigap menyerok saat ikan muncul di permukan air. “Luar biasa besar sekali,” teriak kami serentak. Kembali plabeuk 25 kg terangkat. Usai pertarungan itu kami beristirahat di lapak sambil melihat tetangga kiri kanan strike. Empat lapak dari kami, pemancing Myanmar harus rela jorannya patah saat strike. “Joran patah sering disini pak,” ungkap kedi. Total plabeuk yang kami angkat seharian itu 13 ekor dengan berat 17-25 kg dan 4 lepas. Keinginan bisa mengangkat alligator, arapaima dan gras karp dengan bobot diatas 50 kg pun tidak berhasil.
Itulah fenomenal BSR yang diakui IGFA (International Game Fishing Asociation) sebagai lokasi pemancingan air tawar terbaik di dunia dengan ikan-ikan besar. Biarpun berkali-kali mancing di BSR dengan tangan pegal-pegal, kami tak pernah bosan untuk memulai dan memulainya lagi. Sensasi mancing di BSR sungguh luar biasa dan fantastis saat menarik ikan-ikan raksasa.
Puas mancing di BSR dan keliling Bangkok, kami kembali ke Indonesia. Setibanya di Indonesia, masih teringat di pikiran masing-masing bagaimana nikmatnya mancing di BSR yang begitu fenomenal di mata pemancing dunia.

mancing mania.com,07 June 2010 .

Leave a comment